Memilih parameter pemotongan mesin bubut CNC

Memilih parameter pemotongan mesin  bubut CNC - Bagaimana metode dan cara memilih parameter pemotongan pada mesin  bubut jenis CNC? Mari simak terus pembahasan ini.

Setelah mempelajari materi diharapkan peserta didik mampu dengan hal-hal berikut.
  1. Peserta didik dapat memahami dan memilih parameter pemotongan mesin CNC bubut.
  2. Peserta didik dapat memahami dan mengeset parameter pemotongan mesin CNC bubut..

Memilih parameter pemotongan mesin  bubut CNC

Kegiatan pembelajaran Parameter Pemotongan Mesin Frais CNC berisikan uraian pokok materi, Pengertian Parameter Pemotongan, Kecepatan potong, Kecepatan Putaran, Kecepatan Pemakanan, dan Waktu Pemesinan.

Gambar 3.1 Turning at Hi-Tech Machine Tools
Sumber Gambar: http://metalworkingnews.info/wp-content/uploads/2018/06/Ind-News-Sandvik.jpg

A. Pengertian Parameter Pemotongan

Gambar 3.2 Parameter Pembubutan CNC
Sumber: https://www.slideshare.net/endika55/machining-fundamentals-71765922

Dalam melakukan proses pemesinan CNC turning atau bubut, waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk/komponen harus sesingkat mungkin agar dapat mencapai kapasitas produksi yang tinggi. Untuk mencapai waktu minimal, parameter pemotongan harus diatur pada kondisi maksimum agar menghasilkan kecepatan penghasilan geram yang tinggi.

Akan tetapi disisi lain kekasaran permukaan suatu produk/komponen menjadi lebih kasar.Parameter pemesinan dalam proses turning, meliputi, kecepatan potong, gerak makan, dan kedalaman pemotongan. Dalam aplikasinya ketiga parameter tersebut saling bergantung satu terhadap yang lain dalam mempengaruhi kecepatan penghasilan geram dan kekasaran permukaan.

Hal yang dimaksud dengan parameter pemotongan pada proses CNC bubut adalah sejumlah informasi berupa dasar-dasar perhitungan, rumus, dan tabeltabel yang mendasari teknologi proses pemotongan/penyayatan pada mesin bubut.

Jenis jenis parameter pemotongan pada proses pembubutan meliputi hal hal berikut.
  1. Kecepatan potong (Cutting speed-Cs)
  2. Kecepatan putaran mesin (Rotasi Permenit-Rpm)
  3. Kecepatan pemakanan (Feed-F)
  4. Waktu proses pemesinannya.

B. Kecepatan potong (Cutting speed-Cs)

Hal yang dimaksud dengan kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan suatu alat potong menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang tiap satuan waktu (meter/menit atau feet/menit). Ilustrasi kecepatan potong pada poroses pembubutan dapat dilihat pada (Gambar 1.2) di bawah ini.

Gambar 3.3 Ilustrasi Kecepatan Potong
Sumber: https://guruinsight.wordpress.com/2018/01/22/parameter-pemotongan-pada-proses-pembubutan/

Untuk mengetahui kecepatan potong pada mesin dengan gerak memutar seperti mesin bubut, kecepatan potong (Cs) dapat diperoleh dari, keliling lingkaran pada benda kerja (Ï€.d) dikalikan dengan putaran mesin (n). Atau dapat dituliskan sebagai berikut.

Cs = π.d.n meter/menit
Keterangan:
  • d: diameter benda kerja (mm)
  • n: putaran mesin/benda kerja (putaran/menit atau Rpm)
  • Ï€: nilai konstanta = 3,14
Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum dikerjakan pada proses pemesinan, sudah teliti/diselidiki para ahli dan sudah dipatenkan pada tabel kecepatan potong. Sehingga pada saat akan menggunakan tinggal menyesuaikan antara jenis bahan yang akan dibubut dan jenis alat potong yang digunakan. Sedangkan untuk bahan-bahan khusus/spesial, tabel Csnya dikeluarkan oleh pabrik pembuat bahan tersebut.

Tabel 3.1 Kecepatan Potong

BAHAN

Pahat Bubut HSS

Pahat Bubut Karbida

m/men

Ft/min

m/men

Ft/min

Baja lunak (Mild Steel)

18-21

60-70

30-250

100-800

Besi Tuang (Cast Iron)

14-17

45-55

45-150

150-500

Perunggu

21-24

70-80

90-200

300-700

Tembaga

45-90

150-300

150-450

500-1500

Kuningan

30-120

100-400

120-300

400-1000

Aluminium

90 -150

300-500

90-180

b.-600











Pada tabel kecepatan potong (Cs) selalu disertakan jenis bahan alat potong yang akan digunakan. Pada umumnya, bahan alat potong dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu HSS (High Speed Steel) dan karbida (carbide).

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa dengan alat potong yang bahannya karbida, kecepatan potongnya lebih besar jika dibandingkan dengan alat potong HSS. Hal ini terjadi karena karbida memiliki tingkat kekerasan dan titik leleh bahan yang lebih tinggi daripada HSS. Sehingga kemampuan memotong bahan menjadi lebih tinggi.

C. Kecepatan Putaran

Kecepatan Putaran Mesin Bubut (Revolution Per Menit atau sering disingkat dengan Rpm) yang dimaksud kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan putar mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/menit. Maka dari itu, untuk mencari besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan potong dan keliling benda kerjanya.

Jika kita lihat di atas, nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang dapat diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda kerjanya. Kecepatan putaran mesin sangat penting untuk ditentukan sebelum proses pengerjaan. Karena hal ini sangat erat kaitannya dengan keberlangsungan umur pahat (keausan pahat), kualitas permukaan hasil pekerjaan, dan waktu pemesinan.

Dengan demikian rumus dasar untuk menghitung putaran mesin bubut adalah sebagai berikut.
\[n=\frac{1000\ \bullet \ C_{s} }{\pi \ D}\]
Keterangan:
n : Kecepatan putaran mesin (Rpm)
D : diameter benda kerja (mm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)
Ï€ : nilai konstanta = 3,14

D. Kecepatan Pemakanan (Feed-F)

Kecepatan pemakanan/ingsutan ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa factor di antaranya sebagai berikut.

1. Kekerasan bahan
2. Kedalaman penyayatan
3. Sudut-sudut sayat alat potong
4. Bahan alat potong
5. Ketajaman alat potong
6. Kesiapan mesin yang akan digunakan.

Kesiapan mesin ini dapat diartikan, seberapa besar kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal. Di samping ada beberapa pertimbangan tersebut, kecepatan pemakanan pada umumnya ditentukan berdasarkan kualitas dan jenis pemakanan yang diinginkan. Pekerjaan tersebut menuntut kualitas permukaan yang kasar (pekerjaan pengasaran) atau pekerjaan tersebut menuntut kualitas yang halus (proses finishing/penyelesaian).

Proses pengasaran (roughing) ditentukan pada kecepatan pemakanan tinggi karena tidak memerlukan hasil pemukaan yang halus (waktu pembubutan lebih cepat), dan pada proses penyelesaiannya/finising digunakan kecepatan pemakanan rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas hasil penyayatan yang lebih baik sehingga hasilnya halus (waktu pembubutan lebih cepat).

Besarnya suatu kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan oleh seberapa besar bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran dikalikan seberapa besar putaran mesinnya (n) dalam satuan putaran. Maka rumus untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah sebagai berikut.

F = f x n (mm/menit)

Keterangan:
  • f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran),
  • n= putaran mesin (putaran/menit).
  • E. Waktu Pemesinan Bubut (Tm)
Dalam membuat benda kerja atau komponen pada mesin bubut CNC, lamanya waktu proses pemesinan sangat perlu diketahui/dihitung. Hal ini penting karena dengan mengetahui kebutuhan waktu yang diperlukan, perencanaan produksi dan kegiatan produksi dapat berjalan sesuai jadwal. Apabila diameter benda kerja, kecepatan potong dan kecepatan penyayatan/penggeseran pahatnya diketahui, waktu pembubutan dapat dihitung.

Waktu pemesinan bubut yang akan kita bahas adalah waktu dalam proses bubut rata, waktu dalam proses bubut muka (facing) dan waktu pengeboran dengan mesin bubut. Perhitungan waktu pemesinan adalah sebagai berikut.

1. Waktu Pemesinan Bubut Rata

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan bubut adalah besar panjang atau jarak tempuh pembubutan (L) dalam satuan mm dan kecepatan pemakanan (F) dalam satuan mm/menit. Pada gambar di bawah menunjukkan bahwa panjang total pembubutan (L) adalah panjang pembubutan rata ditambah start awal pahat (â„“a), di mana L total = â„“a+ â„“ (mm). Untuk nilai kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman pada uraian sebelumnya F= f.n (mm/putaran).

Gambar 3.4 Panjang Total Pembubutan Rata
Sumber: http://teknikpemesinan-smk.blogspot.com/2017/01/perhitungan-waktu-pada-proses.html

Berdasarkan prinsip kerja pembubutan yang telah diuraikan di atas, maka perhitungan waktu pemesinan bubut rata (tm) dapat dihitung dengan rumus berikut.
Menghitung panjang total pembubutan:
L = â„“a+ â„“ (mm)

Menghitung kecepatan pemakanan:
F = f . n (mm/menit)
Menghitung waktu pembubutan: 
\[T_{m}=\frac{L}{F} (menit)\]
Keterangan:
f = pemakanan dalam satau putaran (mm/put)
n = putaran benda kerja (Rpm)
â„“ = panjang pembubutan rata (mm)
la = jarak star pahat (mm)
L = panjang total pembubutan rata (mm)
F = kecepatan pemakanan mm/menit

2. Waktu Pemesinan Bubut Muka (Facing)

Perhitungan waktu pemesinan bubut muka memiliki prinsip sama dengan menghitung waktu pemesinan bubut rata namun terdapat perbedaan pada arah pemakanan, yaitu melintang. Pada gambar di bawah menunjukkan bahwa panjang total pembubutan (L) adalah panjang pembubutan muka ditambah start awal pahat (â„“a).

Gambar 3.5 Ilustrasi Panjang Pembubutan Muka
Sumber: https://arsipteknik.blogspot.com/2019/01/perhitungan-waktu-pada-proses.html

Dari ilustrasi gambar di atas dapat diketahui bahwa panjang total pembubutan adalah setengah diameter benda kerja ditambah dengan start awal pahat. Dengan demikian dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut.

L = D/2 + â„“a

Keterangan:
  • L: Panjang total
  • â„“: ½ diameter benda kerja
  • D: Diameter benda kerja
  • â„“a: Start awal pahat
Jadi untuk nilai kecepatan pemakanan (F) dengan mengacu pada uraian sebelumnya, yaitu sebagai berikut.

F= f.n (mm/putaran)
Keterangan:
  • F: kecepatan pemakanan (mm/putaran)
  • f: pemakanan dalam satu putaran (mm/putaran)
  • n: putaran benda kerja (Rpm)
Untuk itu berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan di atas, maka perhitungan waktu pemesinan bubut muka (Tm) dapat dihitung dengan rumus berikut.
\[T_{m}=\frac{L}{F} (menit)\]

Keterangan:
  • Tm: Waktu pemesinan (menit)
  • L: panjang total pembubutan rata (mm)
  • F: kecepatan pemakanan mm/menit
3. Waktu Pengeboran Pada Mesin Bubut

Sementara itu perhitungan waktu pengeboran pada mesin bubut, pada prinsipnya sama dengan menghitung waktu pemesinan bubut rata dan bubut muka. Akan tetapi perbedaannya hanya terletak pada jarak star ujung mata bornya. Pada gambar di bawah menunjukkan bahwa, panjang total pengeboran (L) adalah panjang pengeboran (â„“) ditambah star awal mata bor (â„“a = 0,3 d).

Gambar 3.6 Panjang Langkah Pengeboran
Sumber: http://diobubut.blogspot.com/2015/06/parameter-pemotongan-pada-proses.html

Dari ilustrasi gambar di atas jika dituliskan dengan rumus maka panjang total pengeboran adalah sebagai berikut.

L = â„“ + 0,3d (mm)

Keterangan:
  • L: Panjang total pengeboran
  • â„“: Panjang pengeboran
  • d: Diameter mata bor
Jadi untuk nilai kecepatan pemakanan (F), dengan mengacu pada uraian sebelumnya, yaitu sebagai berikut.

F= f.n (mm/putaran)
Keterangan:
  • F: kecepatan pemakanan (mm/putaran)
  • f: pemakanan dalam satu putaran (mm/putaran)
  • n: putaran benda kerja (Rpm)
Dengan demikian, berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan di atas maka perhitungan waktu pemesinan bubut muka (tm) dapat dihitung dengan rumus berikut. (menit)
\[T_{m}=\frac{L}{F} (menit)\]
Keterangan:
  • Tm: Waktu pemesinan (menit)
  • L: panjang total pembubutan rata (mm)
  • F: kecepatan pemakanan mm/menit

LEMBAR PRAKTIKUM

Judul
Identifikasi dan Analisis Parameter Pemotongan Mesin Bubut CNC

Tujuan
Peserta didik dapat mengidentifikasi dan menganalisis Parameter pemotongan yang digunakan pada mesin bubut CNC.

Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan berupa satu unit mesin bubut CNC dengan kontrol GSK 980TDa
2. Bahan
Aluminium Ø 2” x 150 mm

K3
1. Peserta didik wajib menggunakan pakain kerja (wearpack).
2. Peserta didik wajib menggunkan sepatu safety.
3. Peserta didik wajib menggunakan pelindung mata.
4. Peserta didik bekerja dengan aman.
5. Periksa kondisi mesin yang akan digunakan!
6. Bertanyalah pada instruktor/pembimbing jika ada hal-hal yang tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan!
7. Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja!

Langkah Kerja
1. Pelajari terlebih dahulu petunjuk praktikum!
2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama praktikum!
3. Ikuti petunjuk mengerjakan praktikum!
4. Kerjakan praktikum sesuai dengan Jobsheet/Lembar kerja yang diberikan!
5. Periksa kembali perkerjaan dengan seksama sebelum hasil pekerjaan diserahkan/dikumpulkan!

Lembar kerja
Rencanakan sebuah proses pemesinan bubut CNC (ukuran diameter, jenis bahan, dan jenis pahat bebas), lalu tentukanlah parameter pembubutannya yang meliputi hal berikut ini!
1. Gambar kerja
2. Ukuran awal benda kerja
3. Ukuran akhir benda kerja
4. Jenis bahan
5. Jenis pahat
6. Kecepatan potong
7. Kecepatan pemakanan
8. Kecepatan putar mesin
9. Waktu pengerjaan

GAMBAR KERJA

 

PARAMETER PEMBUBUTAN

 


Contoh Soal parameter pemotongan mesin  bubut CNC

Untuk mempermudah memahami uraian materi di atas maka berikut ini disajikan contoh-contoh soal beserta pembahasannya.

Contoh soal 1:
Sebuah baja lunak berdiameter 56 mm, akan dibubut dengan kecepatan potong (Cs) 35 meter/menit.
Ditanyakan: Berapa besar putaran mesinnya?

Jawaban:
Kecepatan putaran mesin adalah:
Jadi kecepatan putaran mesin yang digunakan adalah 199 Rpm

Contoh soal 2: 
Jika ada sebuah benda kerja akan dibubut dengan putaran mesinnya 900 putaran/ menit dan besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran.

Ditanyakan: Berapa besar kecepatan pemakanannya?

Jawab:
F = f x n
F = 0,2 x 900 = 180 mm/menit.
Jadi, kecepatan pemakanannya adalah 180 mm/menit atau pahat bergeser sejauh 180 mm, selama satu menit.

Contoh soal 3: 
Sebuah benda kerja dengan diameter terbesar (D) = 50 mm akan dibubut rata menjadi (d) = 40 mm sepanjang (â„“) = 50, dengan jarak star pahat (â„“a) = 5 mm. Datadata parameter pemesinannya adalah: Putaran mesin = 500 Rpm, dan pemakanan mesin dalam satu putaran (f) = 0,05 mm/putaran.
Ditanyakan: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan proses pembubutan rata sesuai data di atas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses adalah ...
Jawab:

Mencari panjang total penyayatan (L):

L = â„“a+ â„“ = 50+5 = 55 mm

Menghitung kecepatan pemakanan (F):

F = f.n = 0,05 x 500 = 25 mm/menit

Menghitung waktu pemakanan:
Jadi, waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan rata sesuai hasil perhitungan di atas adalah selama 2,2 menit.

Contoh soal 4:
Apabila sebuah benda kerja dengan diameter terbesar (D) = 50 mm akan dibubut rata menjadi (d) = 40 mm sepanjang (â„“) = 50, dengan jarak star pahat (â„“a) = 5 mm. Data-data parameter pemesinannya adalah: Kecepatan potong (Cs) = 25 meter/ menit, dan pemakanan mesin dalam satu putaran (f) = 0,1 mm/putaran.
Jawab:
Mencari panjang total penyayatan (L):
L = â„“a+ â„“ = 50+5 = 55 mm

Menghitung kecepatan putaran mesin:

Menghitung kecepatan pemakanan (F):
F = f x n = 0,1 x 159 = 15.9 mm/menit

Menghitung waktu pemakanan:
Jadi, waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan rata sesuai perhitungan di atas adalah selama 3,45 menit.

Contoh soal 5:
Sebuah benda kerja dengan diameter terbesar (D) = 60 mm akan dibubut muka dengan jarak start pahat (â„“a) = 3 mm. Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut:

Putaran mesin = 700 putaran/menit, 
Pemakanan dalam satu putaran (f) = 0,1 mm/putaran.
Ditanyakan: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan proses pembubutan muka sesuai data di atas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/ proses?
Jawab:
Mencari panjang total penyayatan (L):
L = D/2 + â„“a = 60/2 + 3 = 33 mm
Menghitung kecepatan pemakanan (F):
F = f.n = 0,1 x 700 = 70 mm/menit
Menghitung waktu pemakanan:
Jadi, waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan rata sesuai hasil perhitungan di atas adalah selama 0,47 menit.

Contoh soal 6:
Jika terdapat benda kerja dengan diameter terbesar (D)= 80 mm akan dibubut muka dengan jarak star pahat (â„“a) = 3 mm. Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Kecepatan potong (Cs) = 50 meter/menit, dan pemakanan dalam satu putaran (f) = 0,1 mm/putaran.

Ditanyakan: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan proses pembubutan muka sesuai data di atas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/ proses?

Jawab:
Mencari panjang total penyayatan (L):
L = D/2 + â„“a = 80/2 + 3 = 43 mm
Menghitung kecepatan putaran mesin:
Menghitung kecepatan pemakanan (F):
F = f.n = 0,1 x 200 = 20 mm/menit
Menghitung waktu pemakanan:
Jadi, waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan rata sesuai hasil perhitungan di atas adalah selama 2,15 menit.

Contoh soal 7:
Terdapat sebuah benda kerja akan dilakukan pengeboran sepanjang 38 mm dengan mata bor berdiameter 10 mm. Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Putaran mesin = 800 putaran/menit, dan pemakanan dalam satu putaran (f) = 0,04 mm/putaran.
Ditanyakan: Berapakah waktu yang diperlukan untuk melakukan pengeboran pada mesin bubut sesuai data di atas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses?
Jawab:
Mencari panjang total pengeboran (L):
L = â„“ + 0,3d = 38 + (0,3 x 10) = 41 mm

Menghitung kecepatan pemakanan (F):
F = f.n = 0,04 x 800 = 32 mm/menit

Menghitung waktu pemakanan:
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan rata sesuai data di atas adalah selama 1,28 menit.

CAKRAWALA

Internet of Things (IoT) Akan Mengubah Mesin CNC

Berbagai industri menjadi lebih terbiasa dengan gagasan tentang massa, manufaktur presisi, permesinan CNC semakin menonjol. Sudah merupakan proses yang sangat maju, tampaknya akan meningkat secara konstan, dengan metode menjadi lebih tepat dan lebih mampu menangani berbagai bahan yang lebih luas.

Mengenai apa yang secara spesifik akan menyebabkan pertumbuhan pendapatan untuk permesinan CNC, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Hal yang pertama dan terpenting adalah ekspansi bunga dan penggunaan yang sederhana dan alami. Masuk akal bahwa ketika semakin banyak bisnis muncul, dan kasus penggunaan yang lebih positif dari jenis permesinan ini diketahui, aplikasinya akan bertambah.

Selain itu, ada peningkatan fleksibilitas permesinan CNC untuk dipertimbangkan. Seperti yang Fictiv jelaskan dalam tampilan yang membantu dan menyeluruh pada pemesinan CNC, ini bukan lagi sebuah proses tunggal, melainkan sebuah tipepembuatan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan, yaitu, permesinan tiga, empat, dan lima sumbu, penggilingan, belok, dan hobbing gigi, dan sebagainya, semuanya mampu membentuk berbagai plastik, logam, dan bahan lainnya. Fleksibilitas ini juga harus mengarah pada lebih banyak digunakan di tahun-tahun mendatang.

Mungkin lebih dari apa pun, itu akan memperluas dan meningkatkan Internet of Things yang akan mendorong pemesinan CNC menuju pendapatan yang lebih besar dan utilitas yang lebih luas. IOT berdiri untuk merevolusi banyak praktik manufaktur, pada kenyataannya, karena lebih lanjut menghubungkan dan mendigitalkan pabrik. Beberapa manfaat potensial menonjol secara khusus sebagai pendorong potensial pertumbuhan permesinan CNC:

Kontrol Kualitas Produk-Dengan IoT bekerja bersama dengan upaya pemesinan CNC, perusahaan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan setiap bagian yang diproduksi dengan sensor kecil yang menghubungkannya ke jaringan yang lebih besar. Ini membuatnya lebih mudah tidak hanya untuk melacak produk di seluruh upaya pengiriman dan perakitan berikutnya, tetapi juga untuk mengenali dan mengatasi kesalahan produksi. Jika sensor mendeteksi cacat, proses pemesinan dapat dihentikan jika perlu hingga beres.

Perawatan Preventatif-Perawatan preventif adalah salah satu manfaat IoT yang paling sering dikutip dalam pembuatan, dan itu tentu saja merupakan faktor di mana permesinan CNC juga diperhatikan. Seperti yang dikatakan Partikel, IoT memungkinkan pemantauan kondisi jarak jauh secara waktu nyatatidak hanya produk, seperti dijelaskan di atas, tetapi juga dari mesin itu sendiri.

Dengan mekanisme pemesinan CNC yang pada dasarnya dibiarkan sendiri untuk menghasilkan pesanan, sensor yang terhubung dengan IoT dapat memastikan bahwa mereka melakukannya dengan memadai, memberi tahu manajemen tentang masalah apa pun, dan bahkan memberikan pemberitahuan sebelumnya tentang segala perawatan umum atau kebutuhan pemeliharaan.

Tenaga Kerja Otomatis-Ini adalah poin yang cukup besar yang dapat membuat seluruh topik percakapan itu sendiri, tetapi juga penting untuk menyebutkan bahwa IoT berdiri untuk memungkinkan sistem robot lain untuk bekerja bersama mesin CNC. Pertimbangkan, misalnya, sesuatu yang sederhana seperti mengatur produk begitu produk itu dibuat. Saat ini ini kurang lebih dianggap sebagai tugas manusia, tetapi dengan IoT yang memungkinkan berbagai mesin dan sistem untuk berkomunikasi satu sama lain, kita juga dapat melihat penyortiran dan pengorganisasian ini sepenuhnya otomatis. Ini dapat mengurangi biaya tenaga kerja untuk satu hal, tetapi juga mencegah cedera di tempat kerja.


RANGKUMAN
  1. Parameter pemotongan pada proses CNC bubut adalah informasi berupa dasar-dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel yang mendasari teknologi proses pemotongan/penyayatan pada mesin bubut.
  2. Hal yang dimaksud dengan kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu (meter/menit atau feet/menit).
  3. Kecepatan Putaran Mesin Bubut (Revolution Per Menit atau sering disingkat dengan Rpm). Sedangkan yang dimaksud kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan putar mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/menit.
  4. Untuk kecepatan pemakanan atau ingsutan ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain, kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong, dan kesiapan mesin yang akan digunakan.
  5. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan bubut adalah besar panjang atau jarak tempuh pembubutan (L) dalam satuan mm dan kecepatan pemakanan (F) dalam satuan mm/menit
Demikianlah materi memilih parameter pemotongan mesin bubut CNC yang bisa kami jelaskan kepada pembaca semuanya. Semoga saja tulisn ini bisa bermanfaat.