Pengendalian Kontaminasi di Bengkel Otomotif, Pengertian dan Prinsip


Pengendalian kontaminasi di bengkel otomotif sangat penting, mendesak dan harus segera ditangani dengan serius. Perawatan dan perbaikan kendaraan bermotor biasanya akan menghasilkan limbah. limbah tersebut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan mengganggu kesehatan mekanik.
Pengendalian kontaminasi wajib diterapkan pada industri ataupun di bengkel otomotif yang menghasilkan limbah/kontaminan sama seperti industri lainnya.
Pengendalian Kontaminasi di Bengkel Otomotif, Pengertian dan Prinsip

Pengendalian Kontaminasi di Bengkel Otomotif, Pengertian dan Prinsip

Termasuk di dalam industri otomotif adalah perawatan dan perbaikan kendaraan bermotor yang dilakukan di bengkel-bengkel. Kendaraan bermotor akan menghasilkan limbah saat usia salah satu atau beberapa komponen nya sudah tercapai. Misalnya, oli mesin yang harus diganti secara berkala setelah menempuh jarak tempuh tertentu. Oli bekasnya tentu tidak dapat dipakai kembali sehingga menjadi limbah yang membutuhkan penanganan sendiri.

Limbah di bengkel otomotif

 ARTIKEL Terkait : CONTOH KONTAMINASI YANG ADA DI BENGKEL OTOMOTIF. APA YANG DIMAKSUD PENGENDALIAN KONTAMINASI Pengendalian Kontaminasi di Bengkel Otomotif

Limbah otomotif harus ditangani dengan tepat agar tidak menimbulkan kontaminasi lingkungan dan mengganggu kesehatan. Pengendalian kontaminasi limbah otomotif terhadap lingkungan harus diterapkan karena dapat merusak dan mencemari lingkungan. Saat ini telah banyak diaplikasikan bahan-bahan yang ramah lingkungan pada kendaraan dan penggunaan bahan bahan yang lebih mudah didaur ulang. Meskipun demikian, limbah otomotif masih dapat mencemari lingkungan bila tidak ditangani dengan benar.

1. Pengendalian Kontaminasi Bahan Bakar

Bahan bakar yang digunakan kendaraan secara garis besar ada dua macam, yaitu bensin untuk motor bensin dan solar untuk motor diesel. Bahan bakar tersebut terbuat dari Hasil penyulingan minyak bumi dan berpotensi mencemari lingkungan. Bahan bakar akan dibakar dalam mesin dan menghasilkan sisa pembakaran. Kontaminasi bahan bakar ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu hasil pembakaran bahan bakar dan hasil bahan bakar yang belum dibakar.

Hasil pembakaran bahan bakar seharusnya berupa gas karbondioksida atau CO2 dan air atau H2O. Akan tetapi, kenyataannya pembakaran tidak dapat selalu sempurna sehingga ada bahan bakar yang tidak ikut terbakar. Pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan polutan berupa gas sisa hasil pembakaran tersebut. Polusi yang ditimbulkan oleh bahan bakar bermacam-macam, antara lain sebagai berikut:

Gas HC dan CO dari kendaraan 

Uap bahan bakar atau gas hidrokarbon dalam kurung HC merupakan polutan yang berbahaya bagi kesehatan, apalagi jika terlalu banyak dihirup. Kontaminasi pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan jelaga dan gas karbon monoksida atau CO. Gas CO ini tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi sangat berbahaya bagi manusia karena gas CO mempunyai daya ikat yang lebih kuat terhadap hemoglobin daripada oksigen.

Gas CO yang masuk ke dalam tubuh akan membentuk COHb dan mengganggu sistem pengangkutan oksigen dalam darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh akan kekurangan oksigen. Hal ini dapat dilihat dengan timbulnya gejala-gejala seperti sesak nafas, permukaan kulit tampak membiru, dan bila melebihi kadar 5% dapat mengganggu jantung, serta menyebabkan kematian.
Pengendalian Kontaminasi di Bengkel Otomotif, Pengertian dan Prinsip
Charcoal Canister Untuk mengurangi Polusi Bahan Bakar
Seiring dengan kemajuan teknologi, pabrikan kendaraan bermotor sudah dapat mengurangi kadar emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan bermotor. Namun tetap saja gas buang yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar tetap berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Untuk mengendalikan pengendalian kontaminasi gas buang ini khususnya di bengkel, dapat menggunakan instalasi khusus untuk mengolah dan membuang gas buang ke lingkungan. Untuk mengendalikan dampak kontaminasi gas buang ini khususnya di bengkel, dapat menggunakan instalasi khusus untuk mengolah dan membuang gas buang ke lingkungan.

Hose Long Pit untuk knalpot

Instalasi ini berupa saluran khusus yang dilengkapi dengan filter untuk mengurangi gas buang yang berbahaya bagi lingkungan. instalasi ini digunakan saat mekanik menghidupkan mesin di dalam bengkel. Penggunaannya cukup mudah, hanya dengan memasangkan corong khusus ke knalpot sehingga gas buang tidak menyebar di dalam bengkel dan terbuang dengan aman. agar dapat bekerja dengan optimal, instalasi tersebut harus selalu dibersihkan dan dirawat secara berkala.

Charcoal canister untuk uap bensin

Pengendalian kontaminasi bahan bakar yang belum terbakar juga harus dialkukan. Kontaminasi bahan bakar bahan bakar yang belum terbakar dapat berwujud uap bahan bakar atau gas dan cair. uap bahan bakar yang terhirup dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Pada kendaraan bermotor digunakan charcoal canister untuk menangkap uap bahan bakar dan menyalurkannya ke intake manifold untuk dibakar dalam mesin titik sedangkan upaya pengendalian di bengkel dapat dilakukan kan dengan menutup rapat bahan bakar yang belum digunakan dan menyimpannya dalam ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.

Tidak membuang bahan bakar cair ke lingkungan

Pengendalian kontaminasi bahan bakar yang berbentuk cair biasanya terjadi jika bahan bakar secara tidak sengaja atau sengaja dibuang ke lingkungan bebas titik bahan bakar cair yang terbuang ke lingkungan dapat mempengaruhi habitat kehidupan hewan dan tumbuhan. Akibat yang dapat ditimbulkan seperti kesuburan tanah berkurang, mematikan tumbuhan, atau mengurangi kadar oksigen dan intensitas sinar matahari di perairan atau Waduk sungai atau laut berkurangnya intensitas oksigen dan sinar matahari. Dalam suatu perairan dapat membunuh ekosistem hewan dan tumbuhan di perairan tersebut pengendalian kontaminasi bahan bakar cair ini yaitu dengan tidak membuang bahan bakar cair ke lingkungan dan membuat penampungan khusus untuk membuang bahan bakar yang sudah tidak lagi digunakan.

2. Pengendalian Kontaminasi Pelumas

Pengendalian kontaminasi pelumas bekas harus dilakukan agar tidak meluas dan mencemari lingkungan sekitar. Kontaminasi akibat pelumas sangat buruk bagi lingkungan. Rumput dan biota lainnya akan mengalami kematian jika terkena pelumas bekas.
Pengendalian Kontaminasi di Bengkel Otomotif, Pengertian dan Prinsip
Limbah Pelumas di Bengkel Otomotif
Pada sebuah kendaraan bermotor banyak komponen berputar yang harus mendapatkan pelumasan titik beberapa contoh komponen yang membutuhkan pelumasan, antara lain: mesin transmisi poros roda gardan power steering, dan lain-lain. Pelumas memiliki usia pakai sehingga harus diganti secara berkala. Penggantian pelumas pada kendaraan bertujuan untuk mempertahankan kinerja pelumas saat bekerja titik penggantian pelumas akan menghasilkan limbah pelumas bekas.

Membuat penampungan pelumas bekas

Pelumas yang juga berasal dari pengolahan minyak bumi, sehingga pelumas bekas harus diolah kembali dan tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan bebas. Cara pengendalian kontaminasi pelumas bekas, yaitu dengan menampungnya kemudian didaur ulang daur ulang pelumas bekas bertujuan untuk menghemat pemakaian minyak bumi, karena minyak bumi tergolong sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

3. Pengendalian Kontaminasi Komponen

Satu kendaraan bermotor pada dasarnya tersusun dari ratusan hingga ribuan komponen. Komponen-komponen ada yang tidak membutuhkan penggantian selama kondisinya masih baik, tetapi ada juga yang membutuhkan penggantian secara berkala. Contoh pengendalian kontaminasi komponen adalah baterai yang harus diganti jika kinerja nya sudah mulai berkurang. baterai ini jika dibuang sembarangan juga dapat membahayakan lingkungan. Namun karena komponen dalam baterai bekas masih ada yang dapat digunakan kembali sehingga baterai bekas biasanya didaur ulang kembali.

Plastik dan karet tidak boleh dibuang ke lingkungan bebas

Pengendalian kontaminasi komponen-komponen pada kendaraan yang sudah rusak aus diterapkan sehingga tidak aman bagi lingkungan. Komponen plastik dan karet tidak boleh dibuang ke lingkungan bebas karena sulit terurai dan mencemari lingkungan. Komponen plastik dan karet yang tidak terpakai harus dikumpulkan dan didaur ulang. 

Kontaminasi ban terhadap lingkungan

Contoh komponen karet yang sering menimbulkan kontaminasi adalah ban. Ban bekas yang dibuang sembarangan ke lingkungan dapat mencemari lingkungan. Saat ini hampir semua komponen kendaraan sudah dapat didaur ulang jika sudah rusak atau sudah tidak terpakai lagi. Hal ini sesuai dengan misi pabrikan kendaraan bermotor untuk menghasilkan produk ramah lingkungan, termasuk didalamnya kemudahan daur ulang komponen-komponennya.

Penerapan pengendalian kontaminasi harus segera diwujudkan agar tidak mencemari lingkungan lebih parah. Hal ini dilakukan dengan prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi yang sudah disepakati bersama oleh semua anggota organisasi.

Baca Juga Materi BAB II Menerapkan Mesin Konversi Energi dalam Bidang Otomotif

Simak Video Pembelajaran Pengendalian Kontaminasi di Bengkel Otomotif berikut ini.