PRODUKSI MASSAL KD menganalisis perencanaan produksi massal - Melalui kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning
(PBL) dan metode diskusi, peserta didik dapat menjelaskan konsep produksi
massal, memberi contoh produksi massal, mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan produksi massal, dan membuat perencanaan produksi massal dengan
rasa tanggung jawab, kreatif, komuikatif, dan mandiri.
Gambar 9-1 Produksi Massal |
Sekarang ini, kita semakin dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang
memudahkan untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Contohnya semakin
banyaknya alat-alat elektronik yang dibuat dan digunakan untuk keperluan
seharihari, seperti, hair dryer, televisi android, komputer, telepon gengam,
mobil, motor, dan lain sebagainya yang semakin hari semakin canggih.
Menganalisis Perencanaan Produksi Massal
Semua orang dapat merasakan manfaatnya, baik orang-orang yang tinggal di
perkotaan maupun yang tinggal di pedesaan. Bisa kita bayangkan bagaimana usaha
yang dilakukan produsen atau pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen
yang sangat banyak, apalagi pertumbuhan penduduk semakin terus bertambah.
Pada akhirnya, untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berjumlah sagat banyak,
pada produsen atau pelaku usaha atau wirausahawan, melakukan produksi produk
dengan jumlah yang sangat banyak dan terus-menerus yang dikenal dengan istilah
produksi massal.
Dengan melakukan produksi massal, selain dapat menjangkau konsumen lebih
banyak lagi, keuntungan yang lainnya adalah dapat menurunkan biaya produksi.
Oleh karen itu, saat ini hampir semua produsen atau pelaku usaha atau
wirausahawan sudah melakukan sistem produksi massal pada usaha yang
dijalankannya.
A.Pengertian produksi massal
Pengertian produksi adalah kegiatan menciptakan sebuah benda atau meningkatkan
nilai guna benda tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan arti
massal berarti melibatkan banyak orang. Jadi produksi massal adalah proses
menghasilkan sebuah produk yang telah terstandarisasi dalam jumlah banyak
menggunakan perakitan dengan teknologi otomasi.
Pada prosesnya produksi massal mengacu pada produksi produk yang sama dalam
jumlah banyak dengan efisien. Mekanisasi pada produksi massal digunakan untuk
mencapai jumlah produk yang banyak, perincian bahan-bahan yang digunakan,
pengendalian standar kualitas yang cermat, dan pembagian kerja.
Selain produksi massal, sebagian perusaha pun melakukan pola produksi yang
lain yaitu pola produksi sesuai dengan pesanan khusus (Job Order). Keputusan
dalam pemilihan proses produksi sesuai pesanan atau produksi secara massal,
sangat bergantung kepada perhitungan keuntungan yang mungkin didapatkan,
khususnya dilihat dari penguasaan pasar.
Jika yang dipilih adalah produksi secara massal, maka wirausahawan harus
melakukan analisis pasar tentang situasi dan kondisi pasar terlebih dahulu
terutama untuk melihat pesaing.
Analisis pasar yang dilakukan, bertujuan untuk memprediksi tingkat penjulan di
masa yang akan datang. Pola produksi yang dilakukan perusahaan berbeda-beda,
ada yang melakukan produksi secara massal dan ada yang memproduksi sesuai
dengan pesanan khusus atau ada yang menggunakan kombinasi dari keduanya.
Biasanya yang menggunakan pola produksi kombinasi, di mana perusahaan
melakukan produksi secara massal, tetapi juga menerima pesanan secara khusus
adalah perusahaan-perusahaan yang sudah berjalan lama. Untuk perusahaan yang
masih baru, kebanyakan menggunakan pola produksi sesuai dengan pesanan yang
diminta oleh konsumen.
1. Karakteristik Utama Produksi Massal
- Alur kerja seimbang.
- Produksi berkelanjutan dari produk yang sama.
- Spesialisasi Produksi Tinggi.
- Prosedur standardisasi dan penyatuan bagian dengan perakitan dan konstruksi.
- Jumlah produk yang dihasilkan berskala besar.
- Biaya produksi perunit rendah.
- Memiliki stok produk.
B. Kekurangan dan kelebihan produksi massal
a. Kelebihan Produksi Massal
Jika proses produksi dipantau secara ketat, produksi produk secara massal
dapat menghasilkan perakitan presisi atau memiliki ketepatan yang hamper
sempurna karena produk sudah terstandarisasi.
Beberapa kelebihan produksi massal adalah sebagai berikut.
- Hemat biaya
- Efisiensi waktu
- Tingkat keakuratan tinggi
- Tingkat produksi cepat
- Produk yang dihasilkan memiliki keunggulan untuk bersaing dengan produk lain dan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi.
b. Kekurangan atau kelemahan dari Produksi Massal
Tidak semua produksi massal dapat berhasil dan berguna dalam pendapaian
keberhasilan perusahaan. Ada beberapa kelemahan dan kekurangan dari produksi
massal, di antaranya sebagai berikut.
- Membutuhkan modal besar dan waktu jika ada kesalahan dari desain produksi.
- Tidak adanya variasi produk.
- Proses produksi terlihat kaku.
- Mesin yang digunakan mahal.
- Produk yang dipasarkan belum tentu laris di pasaran.
C. Ciri-ciri produksi massal
Ciri-ciri produksi massal antara lain sebagai berikut:
- Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar
- Biaya perunit rendah
- Bertujuan menguasai pasar
- Dijual di pasar bebas
- Hampir tidak ada variasi produk
- Harus ada stok untuk memenuhi kebutuhan saat massa tunggu
Bila terjadi kelebihan produk (over production) perusahaan akan memaksa
pasar dengan melakukan promosi, discount, hadiah dll, agar produk cepat
terserap.
D.Tahapan produksi massal
Produksi massal diawal dengan perencanaan produksi yang matang, perrencanaan
produksi diawali dengan penentuan produk, penyaringan ide dan gagasan,
pembuatan desain produk, dan gambar kerja produk, dilanjutkan dengan pembuatan
dan pengujian fungsi ptototipe produk. Semuanya telah dibahas pada bab-bab
sebelumnya.
Setelah prototipe melalui proses pengujian dan mendapatkan hasil yang maksimal
sesuai dengan yang diharapkan, maka proses selanjutnya adalah memproduksi
produk tersebut dalam jumlah yang banyak atau produksi sercara massal. Sebelum
dilakukan produksi secara massal, diperlukan perencanaan proses produksi
dengan tahapan sebagai berikut.
1. Penyusunan urutan proses produksi (Routing)
Routing adalah langkah pertama yang dilakukan dalam perencanaan produksi dan
kontrol. Routing merupakan proses penentuan urutan proses produksi. Routing
perbaikan atau kontrol yang digunakan pada hal berikut.
- Jumlah dan mutu produk.
- Sumber daya produksi, seperti tenaga kerja, peralatan, bahan baku, dan lainnya.
- Jenis, jumlah dan urutan operasi manufaktur.
- Tempat pembuatan produk.
Routing dapat dibuat dengan sederhana atau kompleks tergantung dari sifat
produksi. Dalam produksi massal lebih baik memakai routing yang sederhana.
Namun, dalam job order atau pesanan khusus, routing yang digunakan adalah
routing kompleks.
Tujuan utama dari routing untuk menentukan jalur atau ururtan operasi produksi
yang terbaik dan termurah yang dapat diterapkan di pabrik. Sehingga dengan
tahap routing ini akan memberikan kemudahan untuk semua lini produksi dalam
mencapai tujuan dari perusahaan.
2. Scheduling
Penjadwalan adalah langkah kedua setelah routing. Penjadwalan berarti sebagai
berikut.
- Mengetahui jumlah pekerjaan yang harus diperbaiki.
- Membuat daftar prioritas operasi manufaktur yang berbeda.
- Memperbaiki memulai dan menyelesaikan, tanggal dan waktu, untuk setiap operasi.
Penjadwalan juga dilakukan untuk sumber daya yang dibutuhkan dalam proses
produksi. Hal tersebut dapat membantu seorang wirausaha untuk untuk
memanfaatkan waktu secara optimal, karena semua rencana produksi sudah disusun
secara sistematis.
3. Dispaching
Dispatching merupakan tahap penetapan dan penentuan proses pemberian serta
pembagian tugas yang telah disesuaikan dengan tahap routing dan scheduling.
Dispatching berarti memulai proses produksi.
4. Follow-up
Tahap ini merupakan tahap penetapan dan penentuan berbagai kegiatan, seperti
pengadan bahan baku produk dari luar, pembelian, dan pemesananya. Hal itu
dilakukan untuk mengkoordinasikan semua perencanaan produksi. Selain pengadaan
bahan baku, aspek lain yang harus diperhatikan dalam tahap ini adalah
penetapan peralatan apa saja yang akan digunakan. Tindak lanjut menghilangkan
kesulitan-kesulitan ini dan memungkinkan kelancaran produksi.
5. Menyampaikan jadwal penyelesaian setiap order kepada para pemesan.
Sangat penting untuk saling berkomunikasi dengan pelanggan yang memesan produk
yang akan kita produksi massal. Pemesan produk akan membuat jadwal bagi
pekerja mereka dalam menangani kiriman barang dari produsen.
E. Prinsip-prinsip yang harus Dipertimbangkan dalam Menetapkan Skala Produksi
Penentuan skala produksi baik produksi secara massal maupun produksi sesuai
pesanan khusus, harus memperhatikan beberapa prinsip berikut ini.
- Penentuan skala produksi sesuai dengan tujuan perusahaan, artinya jangan sampai ada perubahan tujuan perusahaan dikarenakan skala produksi yang terlanjur ditentukan.
- Skala produksi bersifat sederhana dan praktis, sehingga mudah dilaksanakan oleh siapa pun.
- Skala produksi yang telah ditetapkan bermanfaat dalam memberikan analisis dan klasifikasi mengenai kegiatan proses produksi.
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Massal
Dalam kegiatan produksi membutuhkan faktor produksi. Beberapa faktor yang
memperngaruhi di antaranya sumber daya alam, sumber daya manusia atau tenaga
kerja, modal, dan kewirausahaan.
1. Sumber daya alam
Merupakan segala sesuatu yang tersedia di alam yang menunjang proses pembuatan
produk, seperti tanah, iklim, cuaca, air, laut, dan sebagainya. Faktor alam
termasuk ke dalam faktor produksi karena selain menunjang proses produksi
faktor alam pun dapat memberikan nilai tambah produk.
Misalnya pada saat kita memproduksi tanaman sayuran, maka faktor alam seperti
tanah, iklim, ketinggian tempat, suhu pH dan sebagainya sangat berperan
penting untuk menghasilkan tanaman sayuran yang berkualitas.
2. Sumber daya Manusia
Faktor produksi tenaga kerja atau sumber daya manusia terdiri dari dua
kelompok, yaitu tenaga kerja berdasarkan kualitasnya dan tenaga kerja
berdasarkan sifat pekerjaannya.
Tenaga kerja berdasarkan kualitasnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu sebagai berikut.
- Tenaga kerja terdidik merupakan tenaga kerja yang menempuh pendidikan formal, seperti contohnya guru, dokter, insinyur, dan sebagainya.
- Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang mengutamakan pengalaman dan keahlian tertentu, seperti contohnya sopir, koki, penjahit, dan sebagainya.
- Tenaga kerja kasar merupakan tanaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan formal maupun pengalaman atau keahlian secara khusus, seperti contohnya tukang beca, tukang kebun, kuli angkut, buruh tani, dan sebagainya.
Sedangkan tenaga kerja berdasarkan sifat pekerjaannya dapat dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
- Tenaga kerja jasmani lebih mengutamakan tenaga dalam melakukan pekerjaannya, seperti tukang cuci, kuli bangunan, dan sebagainya.
- Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang lebih mengandalkan pikiran dan perasaan dalam melakukan pekerjaannya, misalnya psikolog, pelukis, dan sebagainya.
Faktor sumber daya alam dan sumber daya manusia merupakan faktor produksi
langsung. Karena dengan hanya menggunakan kedua faktor produksi tersebut
proses produksi dapat dilakukan meskipun dalam jumlah yang sedikit.
Dengan adanya perkembangan zaman, kebutuhan manusia pun semakin meningkat,
sehingga kegiatan produksi produk pun semakin hari semakin meningkat untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Oleh karena itu, diperlukan faktor produksi
lain selain sumber daya alam dan sumber daya manusia, yaitu modal dan keahlian
menejarial atau kemampuan untuk mengelola suatu usaha.
3. Modal
Untuk membantu kelancaran produksi, modal sangatlah penting. Modal dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut. Modal menurut asalnya,
terdiri dari berikut ini.
- Modal sendiri, yaitu keuangan perusahaan yang berasal dari perusahaan itu sendiri
- Modal asing, yaitu keuangan perusahaan yang berasal dari pinjaman luar perusahaan.
Modal menurut bentuknya, terdiri dari berikut ini.
- Modal konkrit atau nyata, yaitu modal berupa peralatan dan perlengakapan perusahaan.
- Modal abstrak atau tidak nyata, yaitu modal berupa nama baik, merek dagang, hak paten, dan lain sebagainya.
Modal menurut sifatnya, terdiri dari berikut ini.
- Modal tetap adalah segala jenis aset fisik nyata yang digunakan berulang kali dalam produksi suatu produk.
- Modal lancar merupakan bagian dari modal perusahaan yang digunakan untuk operasi sehari-hari,.
Karena itu diharapkan bahwa perusahaan mempertahankan aset lancar jauh lebih
banyak daripada kewajiban lancar. Tingkat modal perusahaan saat ini juga
merupakan ukuran seberapa baik perusahaan mampu memenuhi kewajiban dan hutang
jangka pendeknya disebut aktiva lancar bersih atau modal kerja.
4. Keahlian Manajerial
Keahlian manajerial adalah kemampuan mengelola kegiatan produksi dengan
efektif dan efisien. Keahlian manajerial juga sering disebut sebagai
kewirausahaan. Ada beberapa keahlian yang harus dimiliki dalam faktor produksi
ini, daintaranya sebagai berikut.
- Manajerial skill, yakni pengetahuan dan kemampuan individu dalam posisi manajerial untuk memenuhi beberapa kegiatan atau tugas manajemen tertentu. Pengetahuan dan kemampuan ini dapat dipelajari dan dipraktikkan. Namun, mereka juga dapat diperoleh melalui implementasi praktis dari kegiatan dan tugas yang diperlukan.
- Technical skill atau keterampilan teknis mengacu pada pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan tindakan, tugas, dan proses yang rumit yang berkaitan dengan teknologi komputasi dan fisik serta beragam kelompok perusahaan lain. Mereka yang memiliki keterampilan teknis sering disebut sebagai "teknisi", seperti ,teknisi audio, teknisi elektronik, teknisi pasar, teknisi komputer, teknisi teknik, dan berbagai sebutan lain. Keterampilan teknis adalah yang praktis, biasanya terkait dengan bidang mekanika, teknologi informasi, matematika, dan sains. Merupakan keahlian yang sifatnya teknis dalam pelaksanaan proses produksi sehingga proses produksi tersebut bisa berjalan dengan baik.
- Organizational skill atau keahlian organisasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan proses untuk menyelesaikan sesuatu dengan mengagumkan dan efektif. Itu tidak melekat tetapi keterampilan yang diperoleh yang harus dikembangkan dan diasah dengan waktu untuk membuatnya lebih sempurna dan efektif.
Berakhirnya Era Produksi Massal
Pada abad 18 merupakan periode awal terjadinya revolusi industri. Revolusi
industri tersebut terjadi pertama kali di Inggris yaitu pada saat
ditemukannyamesin uap yang mendukung pertanian (agriculture).
Gambar 9-2 Produksi Massal Makanan |
Revolusi industri yang terjadi saat itu, menimbulkan perubahan pada sumber
daya manusia atau tenaga kerja yang ada. Di mana tenaga kerja yang pada
awalnya hanya sebagai tenaga kerja kasar kini berubah menjadi tenaga kerja
atau sumber daya manusia yang terampil dalam menjalankan messin-mesin
produksi, sehingga bisa menghasilkan produk dalam jumlah besar dengan waktu
yang singkat.
Adanya perkembangan teknologi terutama pada mesin-mesin produksi, mengubah
pola produksi dari produksi dengan skala kecil menjadi produksi berskala
besar atau massal dengan biaya yang cukup tinggi. Walaupun biaya yang
dibutuhkan cukup tinggi, namun biaya perunitnya terbilang rendah. Sehingga,
semakin ekonomis yang dikenal dengan istilah skala ekonomis (economies of
scale) yang bercorak industri.
Berkembangnya produksi massal yang dilakukan perusahaan-perusahaan industri
menggeser pola-pola lainnya menjadi berskala massal, misalnya, konsumsi
massal, distribusi massal, media massa, atau bahkan senjata pembunuh massal.
Selain itu, dengan berkembangnya produksi massal yang ada saat ini mendorong
terbentuknya daerah-daerah baru sebagai segmen atau target pasar di berbagai
negara. Hal tersebut dkarena semakin meningkatknya permintan dan penawaran,
namun faktor lain yang mempengaruhi perkembangan pasar dunia saat ini adalah
kualitas produk dan selera konsumen.
Perkembangan dalam teknologi komunikasi dan informasi yang sangat cepat
mendorong dihasilkannya media baru yang mampu menggabungkan kemampuan
komputerisasi, televisi, radio, dan telepon. Agar tidak tertinggal, saat ini
pemerintah di seluruh negara semakin serius dalam memperhatikan
kemajuan-kemajuan diberbagai bidang terutama bidang teknologi dan
komunikasi, adalah salah satunya internet.
Perubahan tersebut diikuti pula oleh perubahan pola kerja lebih membutuhkan
kreatifitas individu untuk menghasilkan nilai tambah industri. Sehingga,
muncullah industri kreatif yang lebih menekankan pada kreativitas tenaga
kerjanya.
Kekurangan modal bukan lagi merupakan tantangan besar dalam melakukan proses
produksi, tetapi kekurangan ide dan kreatifitaslah yang saat ini menjadi
tantangan besar dalam kelangsungan suatu usaha agar dapat bersaing dengan
pasa baik nasional maupun internasional.
Melalui industri kreatif, terjadi perbedaan dengan asumsi dasar yang
digunakan pada era produksi massal di gelombang kedua. Pada produksi masal
era gelombang kedua lebih menekankan pada efisiensi sebagai akibat dari
kurangnya sumber saya yang tersedia sebagai bahan baku dalam melakukan
produksi untuk memenuhi permintaan konsumen yang tidak terbatas.
Sedangkan industri kreatif lebih menekankan pada keragaman dan kelimpahan
melalui eksploitasi ide dan gagasan kreatif setiap orang yang tentunya tidak
terbatas. Industri kreatif yang berkembang saat ini bukan hanya berfokus
pada pemenuhan kebutuhan dasar tetepi pemenuhan terhadap kebutuhan emosional
konsumen yang menjadi target pasar.
Hal itu sebabkan semakin beragamnya gaya hidup masyarakat dan permintaan
pasar yang semakin meluas pada jenisjenis produk barang atau jasa baru yang
sangat beragam berbeda dengan yang terjadi pada era produksi massal
sebelumnya. Sumber:
http://indonesiakreatif.bekraf.go.id/iknews/berakhirnya-era-produksi-massal/
RANGKUMAN
- Produksi massal adalah proses pembuatan produk yang telah terstandarisasi dalam jumlah besar dengan teknologi otomatisasi.
- Pola produksi terdiri dari pola produksi sesuai dengan pesanan khusus (Job Order) dan pola produksi massal. Pemilihan pola produksi sangat tergantung dari perhitungan keuntungan berdasarkan pasar yang dikuasai.
- Jika proses produksi secara massal yang dipilih, maka wirausahawan harus melakukan analisis terlebih dahulu mengenai keadaan pasar dan persaingan yanga ada.
- Perusahaan dapat memilih salah satu dari pola produksi tersebut atau kombinasi dari produksi massal dengan produksi sesuai dengan pesanan khusus.
- Karakteristik produksi massal antara lain sebagai berikut. Alur kerja seimbang, produksi berkelanjutan dari produk yang sama, spesialisasi produksi tinggi, prosedur standardisasi, penyatuan bagian dengan perakitan dan konstruksi, jumlah produk yang dihasilkan berskala besar, biaya produksi perunit rendah, dan memiliki stok produk.
- Kelebihan produksi massal, di antaranya, hemat biaya, efisiensi waktu, tingkat keakuratan tinggi, tingkat produksi cepat, menciptakan keunggulan kompetitif, dan keuntungan yang lebih tinggi. Sedangkan kekurangan atau kelamannya adalah membutuhkan modal besar dan waktu jika ada kesalahan dari desain produksi, tidak bervariasinya produk yang dihasilkan, dan biaya produksi mahal.
- Tahapan produksi massal diawal dengan perencanaan produksi yang matang, Sebelum dilakukan produksi secara massal, diperlukan perencanaan proses produksi dengan tahapan sebagai berikut. Routing, Scheduling, Dispatching, Follow up, menjadwalkan proses operasi tiap unit, dan menyampaikan jadwal pada pemesan
- Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi massal, yaitu, sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, dan keahlian manajerial.