Menerapkan Aturan Gambar Bukaan/Bentangan Metode Radial/Putar

Menerapkan aturan gambar bukaan/bentangan metode radial/putar - Setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat menggambar bukaan / bentangan dengan menggunakan metode Radial / Putar untuk bermacam bentuk benda dari bahan plat logam dengan benar.

Bukaan / bentangan dengan menggunakan metode radial atau putar adalah proses pembuatan bukaan/bentangan dengan cara mengembangkan bentuk dalam bidang radial, yaitu memproyeksikan setiap titik bentuk geometri yang tidak sejajar dari satu titik secara melingkar. Biasa disebut juga metode garis radial.

Menerapkan Aturan Gambar Bukaan/Bentangan Metode Radial/Putar

Dengan kata lain, bentangan dengan metode radial/putar adalah suatu metode membentangkan dalam bentuk radial (melingkar) dengan menggunakan puncak sebagai titik pusatnya.

Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa benda-benda tersebut ujung-ujungnya tidak sejajar, bahkan menyatu pada sebuah titik (titik puncak). Selain itu, dalam pengukuran garisnya tidak dapat dilakukan dengan cara menarik garis sejajar pada setiap titik, melainkan harus melingkar. Akibat proses seperti itu, maka pola penggambaran bukaan/bentangan ini dinamakan pola bukaan/bentangan radial/putar. Lihat gambar 2.2.
2.1 Pembuatan Bentangan Kerucut

2.2.Pembentangan Kerucut

Bentuk-bentuk benda pada sistim saluran yang tidak memakai sistem pipa atau disebut ducting system yang dapat dikembangkan dengan metode ini adalah bendabenda dengan bentuk piramida, limas, dan kerucut.Saluran tersebut memiliki bentuk yang mengarah pada satu titik puncak.

A. Bentangan Piramida

Sebuah benda dikatakan sebagai piramida apabila benda tersebut dibatasi oleh bidang rata bersudut banyak yang dinamakan alas dan bidang sisi berupa segi tiga yang jumlahnya minimal empat yang puncaknya sama dan bertemu pada satu titik. Dengan demikian, bidang-bidang yang membatasi bentuk piramida adalah:
1. Bidang/sisi bersudut banyak (polygon) sebagai alas,
2. Bidang/sisi yang berbentuk segi tiga dengan panjang sisi alasnya umumnya sama dengan panjang sisi polygon, serta puncaknya sama dan bertemu pada satu titik, yang dinamakan puncak piramida (perhatikan gambar berikut).
2.3 Bentuk Konstruksi Sebuah Piramida
Apabila piramida yang kiri pada gambar di atas tersebut alasnya dilepas dan lipatannya di buka, maka bentuk bentangan selubungnya dapat dilihat pada gambar berikut.
2.4.Bentangan selubung piramida segi empat

2. 5 Piramida dan Bukaannya
Langkah pembuatan gambar bentangan piramida :

1. Pertama yang harus dilakukan adalah membuat gambar piramida dalam gambar pandangan depan dan pandangan atas dengan benar dan teliti.

2. Berilah nomor di tiap titik. Titik 0 berada di puncak. Titik 1 sampai dengan 4 di alasnya, sepeti gambar 2.5


3. Menentukan garis mana yang merupakan panjang sebenarnya.

4. Dari gambar 2.4 dan 2.5, tampak bahwa garis 0-1, 0-2, 0-3, 0-4, bukan merupakan panjang sebenarnya. Maka harus dicari lebih dulu TL- nya. Perhatikan cara mencari panjang garis sebenarnya atas garis-garis tersebut pada gambar 2.5. Mengingat piramida itu merupakan piramida tegak, maka seluruh sisi pojoknya memiliki panjang yang sama, maka cukup dicari satu saja. Lihat garis TL.

5. Apabila panjang sebenarnya sudah diketahui, maka buatlah garis 0 – 1 yang panjangnya sama dengan Tinggi Sebenarnya (TL).

6. Kemudian buatlah busur lingkaran dari titik 0 (titik 0 boleh dibuat di tempat lain) dengan radius 0 -1 yang merupakan panjang sebenarnya dengan ukuran kira-kira 4 kali panjang rusuk alas.

7. Ukurlah garis 1-2 pada alas, dan pindahkan ukuran tersebut serta potongkan dari titik 1 dengan busur lingkaran sehingga diperoleh titik 2. Buatlah garis 1 –2. Hubungkan atau tarik garis dari titik 2 tersebut ke titik 0 sehingga terbentuk garis 0-2.

8. Lakukan langkah pada point (7) tersebut, sehingga diperoleh titik 3, 4, dan 1 lagi. Bila titik-titik ini dihubungkan dengan garis, maka diperoleh bentangan dari sebuah piramida. Lihat gambar 2. 5.

Gambar bentangan piramida terpancung datar:

Gambar berikut adalah gambar yang menjelaskan tentang sebuah piramida yang ujungnya terpotong mendatar, berikut bentangannya.
2.6 Piramida terpotong datar
Untuk membuat bentangan dari piramida di atas, langkahnya sama seperti pada saat membuat bentangan piramida yang tidak terpotong (Gambar 2.5). Artinya, langkah (1) sampai (8) sama, hanya untuk melukis bentangan sisi atas piramida, langkah yang harus dilakukan adalah harus memproyeksikan titik- titik pada sisi atas piramida ke garis panjang sebenarnya.

Apabila proses proyeksi tersebut benar, maka panjang garis sebenarnya dari sisi pojok piramida yang terpotong akan sebanding dengan panjang sebenarnya sisi pojok keseluruhan dari piramida.

Dengan garis ini sebagai ukuran, selanjutnya buatlah busur lingkaran secukupnya sejajar lingkaran luar. Titik potong antara busur lingkaran ini dengan garis-garis radial dihubungkan dengan garis, dan akan diperoleh sisi atas dari piramida.

Gambar bentangan piramida terpancung miring:

Gambar berikut adalah gambar yang menjelaskan tentang sebuah piramida yang ujungnya terpotong miring, berikut bentangannya.
2.7 Piramida Terpotong Miring

Langkah membuat bentangan piramida di atas, sebagai berikut :(gambar 2.7)

1. Pertama yang harus dilakukan adalah membuat gambar piramida dalam gambar pandangan depan dan atas dengan benar dan teliti berikut bentuk potongan miringnya

2. Kedua adalah menentukan garis mana saja yang sudah merupakan panjang sebenarnya.

3. Dari gambar 2.7, tampak bahwa garis O-A, O-B, O-C, dan O-D, bukan merupakan panjang sebenarnya. Oleh karena itu, harus dicari lebih dulu panjang sisi miring sebenarnya, yaitu garis OB’. Perhatikan cara mencari panjang garis sebenarnya atas garis-garis tersebut pada gambar. Mengingat piramida tersebut merupakan piramida tegak, maka seluruh sisi pojoknya memiliki panjang yang sama, sehingga cukup dicari satu saja.

4. Tarik garis horizontal dari setiap titik perpotongan (FG dan EH) sampai memotong garis OB’. Untuk menentukan panjang sisi sebenarnya dari O-F, O-G, O-E dan O-H.

5. Buatlah busur lingkaran di titik O yang merupakan titik pusat (titik O boleh di tempat lain) dengan radius O-B’ yang sudah merupakan panjang sebenarnya dengan ukuran sekitar 4 kali panjang rusuk alas.

6. Buat juga busur lingkaran kedua dari perpotongan titik yang lain pada garis O-B’ yang panjangnya sama dengan jarak O-F dan busur lingkaran ketiga dengan jarak yang sama dengan O-E .

7. Buat garis lurus pada garis radial yang merupakan permulaan pembuatan piramida dari titik O ke titik A, sehingga membentuk garis OA.

8. Dari titik A ini, ukurlah garis AB dan pindahkan serta potongkan dengan busur lingkaran sehingga diperoleh titik B. Hubungan titik B tersebut dengan titik O sehingga membentuk garis OB.

9. Lakukan kembali hal yang sama pada poin (8) sampai diperoleh titik C, D, dan A serta garis OC, OD, dan OA. 10. Hubungkan setiap titik perpotongan yang terjadi antara garis OA, OB, OC, OD, dan OA dengan busur lingkaran ke dua dan ketiga dan tandai dengan huruf E, F, G, H, F dan hubungkan titik-titik tersebut sehingga membentuk garis EF, FG, GH, dan HE.

11. Apabila semua langkah dilakukan dengan benar, maka akan diperoleh bentuk bentangan dari sebuah piramida yang terpotong miring seperti gambar 2.8.
2.8 Bentangan Piramida yang dipotong Miring
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa untuk membuat bentangan sebuah piramida, pertama-tama harus ditentukan dulu panjang sebenarnya dari sisi miring piramida tersebut. Gambar 2.9 berikut memperlihatkan sebuah piramida dengan pandangan depan dan pandangan atas.

Pada gambar 2.9 (A) sisi miring OA bukan merupakan panjang sebenarnya dari sisi miring piramida tersebut, melainkan OA’. Berbeda dengan gambar 2.9 (B), dimana piramida diputar 900, sehingga garis OA sejajar dengan garis horisontal. Pada posisi ini, garis OA pada sisi miring merupakan panjang sisi miring sebenarnya

dari piramida tersebut. Cara untuk mendapatkan sisi miring seperti pada gambar 2.9 (B) tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Gambar pandangan atas OA; lihat gambar 2.9 (B)

2. Lingkarkan atau putar garis tersebut sampai pada garis horizontal OA’;

3. Proyeksikan titik A’ ke atas, hingga berpotongan dengan garis alas yang diproyeksi dari pandangan depan; Lihat juga gambar 2.9 (D)

4. Tarik garis dari titik A’ ke titik O, maka garis A’O pada pandangan depan merupakan panjang sebenarnya dari sisi miring piramida.
2.9 Cara Penentuan Panjang sebenarnya dari Piramida

B. Bentangan Piramida Segi Enam Miring

Pada pembahasan kali ini langsung akan dibahas Bentangan Piramida Segi Enam Miring yang Terpotong Miring.

Gambar 2.10 (a) menunjukkan gambar proyeksi Eropa sebuah piramida dengan alas berbentuk segi enam. Piramida tersebut dipotong oleh sebuah bidang yang miring terhadap sumbu x-x. Untuk menggambar bukaan dari piramida tersebut, kita harus tahu panjang sisi yang sebenarnya.

Panjang sisi 11T dan 41T adalah panjang yang sebenarnya, tetapi belum mengetahui panjang 2T dan 3T yang sebenarnya. Untuk menggambar diperlukan juga panjang 21T dan 31T yang sebenarnya.

Untuk memperoleh panjang sebenarnya, caranya adalah sebagai berikut. Lingkarkan titik-titik 1, 2, 3, dan 4 dengan pusat lingkaran di titik o ke sumbu x-x. Diperoleh titik 11, 21, 31, dan 41 Titik 41, 31, 21, dan 11 dihubungkan dengan titik T maka panjang 41T, 31T, 21T dan 11T adalah panjang yang sebenarnya.
2.10 Piramida Segi Enam Miring Terpotong Miring dan Bentangannya

Gambar 2.10 (b) adalah bukaan/bentangan dari piramida miring Terpotong Miring .

Cara menggambarnya adalah sebagai berikut;

1. Buat garis 12T2 sepanjang 11T, kemudian buat lingkaran di titik 12 dengan panjang jari-jari sama dengan panjang dari salah satu sisi segi enam.

2. Buat lingkaran di titik T2 dengan jari-jari 21T sehingga berpotongan di titik 22.

3. Buat lingkaran di titik 22 dengan jari-jari 1-2, kemudian buat lingkaran dengan jari-jari 31T dengan pusat lingkaran di titik T dan berpotongan di titik 32.

4. Buat lingkaran di titik 32 dengan jari-jari 1-2, kemudian buat lingkaran di Mik T dengan jari-jari 41T sehingga berpotongan di titik 42.

5. Bila titik-titik tersebut dihubungkan satu sama lain merupakan bukaan dari alasnya.

6. Sekarang ukurkan panjang sisi-sisi 42d2 sama dengan 41d1, 32c2 sama dengan 31c1, 22b2 sama dengan 21b1, dan panjang 12a2 sama dengan i1a1.

7. Kemudian titik-titik a2, b2, c2, dan seterusnya dihubungkan.

C. Bentangan Kerucut

Kerucut merupakan sebuah limas istimewa dengan alas yang berbentuk lingkaran. Dalam pandangan dua dimensi, kerucut memiliki 2 sisi dan 1 rusuk. Sisi tegak dari sebuah kerucut tidak berupa segitiga melainkan berupa bidang miring yang disebut selimut kerucut.

Benda dengan bentuk seperti corong misalnya, merupakan salah satu bentuk benda ducting system. Oleh karena itu, untuk dapat membuat benda tersebut dengan benar harus diawali dengan membuat gambar bentangannya. Dalam membuat gambar bentangan benda kerucut, digunakan metode bentangan garis radial/putar.

Secara prinsip, pembuatan gambar bentangan benda kerucut ini identik dengan proses pembuatan gambar bentangan benda piramida, yaitu harus menentukan dulu panjang yang sebenarnya.
2.11 Kerucut dan Bentangannya

Untuk membuat bentangan sebuah kerucut seperti gambar di atas, langkahlangkahnya adalah sebagai berikut.

1. Buat gambar pandangan depan dan pandangan atas dari kerucut dengan ukuran tinggi dan diameter alas yang sesuai untuk mendapatkan panjang garis sebenarnya dari sisi kerucut (Gambar 2.11. a).

2. Buat garis busur dengan radius panjang garis sebenarnya, yaitu garis A1 (Gambar 2.11. b).

3. Bagi lingkaran yang merupakan alas dari kerucut menjadi 12 bagian yang sama besar.

4. Pindahkan 12 bagian busur lingkaran dari hasil pembagian lingkaran pada busur bentangan sampai menjadi 12 bagian yang sama besar sehingga didapatlah gambar bentangan kerucut (Gambar 2.10.b).

Tidak selamanya bentuk kerucut tersebut utuh, tetapi kadang-kadang dalam keadaan terpotong baik rata maupun miring (terpancung). Pada prinsipnya untuk membuat bentangan sebuah kerucut yang terpancung sama dengan cara membuat bentangan kerucut yang tidak terpotong. Gambar kerucut yang terpotong rata diilustrasikan dalam gamar berikut
2.12 Kerucut Terpancung Rata
2.13 Bukaan/bentangan Kerucut Terpotong Rata

Untuk membuat bentangannya, secara prinsip sama dengan cara membuat bentangan kerucut yang tidak terpotong, yaitu:

1. Buat gambar pandangan depan dan pandangan atas dari kerucut yang terpotong dengan ukuran tinggi dan diameter alas yang sesuai permintaan.

2. Tandai titik puncak dari kerucut dengan cara menarik kedua garis sisi miring sampai saling berpotongan pada satu titik di garis sumbu kerucut yang berfungsi sebagai titik pusat busur keliling alas kerucut dan untuk mendapatkan panjang garis sebenarnya.

3. Buat busur lingkaran pada alas pandangan depan dengan jari-jari ½ diameter alas kerucut.

4. Bagi busur lingkaran menjadi 6 bagian yang sama

5. Buat busur lingkaran dengan titik pusat titik A jari-jari A1.

6. Berikutnya, buat busur lingkaran dengan titik pusat T dengan jari-jari A1’ .

7. Pindahkan tali busur yang terdapat pada busur lingkaran dari nomor 1 sampai nomor 7 dan dari nomor 7 sampai dengan nomor 1.

8. Hubungkan semua titik-titik yang terdapat pada garis busur A pada titik puncak kerucut di titik A.
2. 14 Bukaan/bentangan Kerucut Terpotong Rata
Untuk membuat gambar bentangan kerucut lurus terpotong miring (terpancung) harus dibuat dengan mengunakan metode triangulasi yang diubah, agar dapat membentangkan garis bentuk permukaan eliptik yang landai. Metode yang biasa digunakan didasarkan atas pemisalan menurut teori bahwa kerucut itu merupakan piramida yang mempunyai sisi dalam jumlah tidak terhingga. Pembentangan kerucut sederhana terlihat dalam gambar 2.13.

Elemen digambar pada permukaan kerucut untuk berfungsi sebagai rusuk piramida berisi banyak. Dipakai 12 atau 24 elemen, tergantung dari ukuran kerucut. Tempatnya ditetapkan pada sektor yang dibentangkan dengan membagi busur yang menggambarkan dasar yang dibuka gulungannya, dalam pembagian  yang sama banyaknnya dengan banyaknya pembagian tampang atas.

Pada titik ini dalam prosedur, perlulah untuk menentukan panjang sejati elemen benda terpancung dengan cara yang sama dengan cara memperoleh panjang sejati piramida terpancung. Dengan informasi ini, gambar bentangan yang dikehendaki dapat dibuat lengkap dengan mengukurkan panjang sejati pada garis yang sesuai dalam gambar dan menyambung titik-titik yang diperoleh dengan demikian itu dengan garis lengkung yang mulus.
2. 15 Pembentangan Kerucut Terpancung Miring

D. Bentangan Kerucut Miring yang Terpotong Miring

Pada Gambar 2.16 di bawah ini merupakan gambar sebuah kerucut miring dan dipotong miring. Agar gambar bentangannya dapat dibuat, maka cara yang harus dilakukan adalah dengan membuat lingkaran perpotongan pada pandangan atas, dan membaginya menjadi 12 bagian yang sama besar.

Dengan menggunakan pusat di titik 0, buat busur lingkaran di titik-titik bagi tersebut ke sumbu x-x, dan tandai dengan angka 11, 21, dan seterusnya. Setelah itu, tarik garis-garis ke titik A. Maka garis-garis 71A, 61A, 51A, 41A, 31A, 21A, dan garis 11A adalah panjang yang sebenarnya. Bukaan dari kerucut tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.16.

Dengan pusat di titik A, buat lingkaran 1 dengan jari-jari 11A, lingkaran 2 dengan jari-jari 21A, lingkaran 3 dengan jari-jari 31A, hingga lingkaran 7 dengan jari-jari 71A. Dari titik 1, 2, 3, 4, 5, 6 dibuat lingkaran dengan jari-jari 122’. Ukurkan panjang sisi yang sebenarnya pada garis-garis 71, 6b, 5c, hingga 1g. Titik-titik 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dihubungkan, demikian juga titik-titik a, b, c, dan seterusnya dihubungkan.
2. 16 Bukaan Kerucut Miring Yang Terpotong Miring
Tugas:
1. Perhatikan gambar soal di bawah ini, kemudian buatlah gambar bukaan/ bentangan dari gambar tersebut. Hasil pekerjaan dibuat dalam lembar kerja praktik, dalam skala : 1 : 1. Cobalah tentukan ukuran secara ebas namun harus menyesuaikan bentuk soalnya.

2. Buatlah peraga dari bahan kertas karton, bukaan beserta tutupnya, dari hasil jawaban soal nomor 1 di atas. Sambunglah tepian bentangan tersebut dengan lem atau isolasi agar terbentuk peramida terpancung sesuai dengan ukuran soalnya.

Soal dan Kunci Jawaban: Ukuran ditentukan sendiri


Mesin Potong Plat (Cutter) dan Mesin Penggulung (Roller) 

Berbagai alat tekuk, roll dan potong plat yang ada dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini. Gambar 2,.22 merupakan mesin potong dan pelubang atau Punch plat yang otomatis.
2.17 Mesin Roll Plat


2.18 Mesin Tekuk / Potong Plat



2.19 Mesin Potong dan mesin Tekuk

CONTOH SOAL

1. Jelaskan bagaimana cara melukis gambar bentangan dengan menggunakan metode radial/putar!

2. Jelaskan bagaimana cara melukis gambar bentangan piramida!

3. Jelaskan bagaimana cara melukis gambar bentangan kerucut!

4. Mengapa gambar bentangan kerucut oblik lebih kecil dari pada gambar bentangan kerucut tegak!

5. Buatlah gambar bukaan/bentangan dari benda kerucut seperti gambar berikut ini. Gambar soal ini dalam Proyeksi Eropa!

Kunci jawaban:
1. Cara melukis gambar bentangan dengan menggunakan metoda radial / putar adalah:
  • Dengan memproyeksikan setiap titik bentuk geometri yang tidak sejajar dari satu titik secara melingkar atau dengan menggunakan puncak sebagai titik pusatnya.
  • Harus mencari dulu panjang sebenarnya dari sisi miring yang dimaksud.
2. Cara melukis gambar bentangan piramida adalah:
  • Membuat gambar proyeksi piramida dalam pandangan depan dan pandangan atas dengan benar dan teliti.
  • Menentukan garis mana yang sudah merupakan panjang sebenarnya.
  • Membuat busur lingkaran dari titik 0 dengan ukuran radius panjang sebenarnya.
  • Membuat garis radial yang merupakan permulaan pembuatan bukaan/bentangan piramida, misalnya garis 0-1, sampai berpotongan dengan lingkaran yang telah dibuat di titik 1. Dari titik ini, ukurlah garis 1-2 dan pindahkan serta potongkan dengan busur lingkaran sehingga diperoleh titik 2. Hubungkan atau tarik garis dari titik 2 tersebut ke titik 0 sehingga terbentuk garis 0-2. Lakukan untuk garis yang lain sampai selesai, sehingga diperoleh bentuk gambar bentangannya.
3. Cara melukis gambar bentangan kerucut adalah:
  • Membuat gambar pandangan depan dan pandangan atas dari kerucut dengan ukuran tinggi dan diameter alas yang sesuai untuk mendapatkan panjang garis sebenarnya dari sisi kerucut.
  • Membuat garis busur dengan radius panjang garis sebenarnya.
  • Membagi lingkaran yang merupakan alas dari kerucut menjadi 12 bagian yang sama besar.
  • Memindahkan 12 bagian busur lingkaran dari hasil pembagian lingkaran pada busur bentangan sampai menjadi 12 bagian yang sama besar sampai diperoleh gambar bentangan kerucut .
4. Karena pada pembuatan gambar bentangan kerucut miring , jarak garis-garis radialnya lebih rapat, hal ini diakibatkan jarak pembagian pada busur bawah diukurkan pada garis-garis radial pada kerucut yang panjangnya tidak sama, sedangkan pada kerucut tegap panjang garis radialnya sama.

5. Gambar Piramida segi enam terpancung :
Piramida segi enam terpancung
Bukaan Piramida segi enam terpancung

PENILAIAN AKHIR BAB

1. Buatlah gambar bukaan/bentangan dari kerucut terpancung seperti gambar berikut ini.


2. Buatlah gambar bukaan/bentangan dari piramida terpancung seperti gambar berikut ini.


3. Buatlah gambar bukaan /bentangan dari benda piramida seperti gambar di bawah ini. Gambar soal ini dalam Proyeksi Amerika.


4. Buatlah gambar bukaan/bentangan dari prisma segi enam miring terpancung berikut ini. 


5. Buatlah gambar bukaan/bentangan dari kerucut miring terpancung berikut ini. Gambarlah hanya bagian kerucutnya saja.

Setelah mempelajari kegiatan tersebut, peserta didik akan mendapat pengalaman baru dalam hal penentuan bentangan dari suatu benda, dengan menggunakan metode radial / putar.
Siswa diajak untuk merefleksi hal hal yang diperoleh setelah melakukan kegiatan.:

Pertanyaan:
1. Jelaskan penggunaan gambar bukaan/bentangan metode radial / putar!
2. Bagaimana cara membuat gambar bukaan/bentangan metode radial/putar?
3. Bilamanakah metode radial/putar dipergunakan dalam membuat gambar bukaan/bentangan ?

Demikian pembahasan atau modul Menerapkan aturan gambar bukaan/bentangan metode radial/putar ini. Semoga bisa membantu.