Cara Merawat Sistem Kemudi dan Power Steering Pada Mobil

Perawatan Berkala Sistem Kemudi pada Kendaraan Ringan - Bacalah uraian berikut ini dengan cermat!
Kamu telah mempelajari materi mengenai sistem suspensi pada pembelajaran sebelumnya. Pada pembelajaran kali ini, kamu akan mempelajari mengenai sistem kemudi. Kamu tentu sudah mengetahui apakah itu kemudi pada kendaraan.
Orang awan menyebut sistem kemudi kendaraan dengan istilah "setir". Saat kamu belajar mengemudikan kendaraan, kamu harus dapat mengendalikan kemudi kendaraan. Untuk itu, kamu perlu memahami lebih lanjut mengenai sistem kemudi.

Tahukah kamu ada komponen pada sistem suspensi yang terhubung dengan kemudi kendaraan? Komponen apakah itu?

Menerapkan Cara Perawatan Sistem Kemudi dan Power Steering pada Kendaraan Ringan

Sistem suspensi terhubung dengan sistem kemudi melalui knuckle. Knuckle berfungsi untuk mengatur sudut putaran roda. Sehingga, sistem kemudi berfungsi untuk mengatur roda depan kendaraan saat pengemudi mengemudikan kendaraannya. Perhatikan Gambar 10.1 berikut ini agar kamu memahami sistem kemudi pada kendaraan!
Perawatan Berkala Sistem Kemudi pada Kendaraan Ringan
Gambar 10.1 Contoh Pengendalian Roda Kemudi saat akan berbelok

Gambar 10.1 menunjukkan cara pengemudi mengendalikan roda kemudi saat akan berbelok Pengemudi akan berbelok ke kiri sehingga dia memutar roda kemudi ke arah kiri. Agar kamu dapat menguasai cara mengemudikan kendaraan dengan baik, kamu perlu mempelajari sistem kemudi tersebut secara lebih mendalam, baik fungsinya, cara kerja, komponen-komponen, dan cara perawatannya.

Pada bab ini kamu akan mempelajari mengenai sistem kemudi dan cara perawatannya. Pelajarilah uraian pada bab ini dengan sungguh-sungguh agar kamu dapat melakukan perawatan pada sistem kemudi. Sebelum dan sesudah memulai kegiatan pembelajaran, biasakan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kamu diberikan kemudahan dalam menyerap materi mengenai sistem kemudi dan mengamalkannya dengan baik.

A. Macam-Macam Sistem Kemudi

Sistem kemudi merupakan salah satu sistem terpenting yang terdapat pada kendaraan karena sistem kemudi berfungsi sebagai pengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Pada perkembangan sistem kemudi, kebanyakan sekarang sudah dilengkapi dengan power steering yang membuat pengemudian menjadi lebih ringan, nyaman dan tidak mudah melelahkan. Pada bab ini kamu akan mempelajari sistem kemudi manual dan power steering. Sistem kemudi mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan.
 
Gambar 10.2 Letak sistem steering pada mobil

Pengemudi dapat mengatur arah kendaraan dengan menggerakkan roda kemudi melalui gerakan tangannya. Pengemudi menentukan arah kendaraan melalui steering wheel, ketika pengemudi memutar roda kemudi maka steering column juga akan berputar, kemudian momen putar oleh steering gear akan dirubah menjadi gerakan ke kiri dan ke kanan dan juga akan di reduksi yang membuat semakin besarnya momen yang dihasilkan (kemudi menjadi lebih ringan).

Dari steering gear akan diteruskan ke steering linkage, dan akhirnya sampai ke roda. Roda akan berbelok sesuai arah putaran steering wheel. Kendaraan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila tidak dilengkapi sistem kemudi, terutama saat akan melewati kendaraan di depannya atau saat berbelok.

Sistem kemudi harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar dapat mengatur arah kendaraan dengan baik. Syarat-syarat tersebut adalah
  1. Kelincahannya baik.
  2. Usaha pengemudian yang baik.
  3. Recovery (pengembalian) yang halus.
Pemindahan kejutan dari permukaan jalan harus seminimal mungkin. Berdasarkan ada tidaknya bantuan untuk menggerakkan roda gigi kemudi, ada dua jenis sistem kemudi pada kendaraan yaitu:

1. Sistem Kemudi Manual (Manual Steering)

Sistem kemudi manual merupakan sistem kemudi yang digerakkan secara manual oleh pengemudi tanpa adanya tambahan tenaga untuk membelokkan kemudi ke kanan dan ke kiri. Sistem kemudi manual banyak digunakan pada kendaraan model lama. Pengemudi memerlukan tenaga yang cukup kuat untuk mengoperasikan sistem kemudi ini. Sistem kemudi manual terdiri dari steering wheel, shaft, column, satu manual gear box dan pitman arm, drag link, knuckle arm, serta tie rod.

 
Gambar 10.3 Sistem Kemudi Manual

Sistem kemudi secara manual jarang dipakai terutama pada mobil-mobil modern. Pada sistem ini, dibutuhkan adanya tenaga yang besar untuk mengemudikannya. Akibatnya pengemudi akan cepat lelah apabila mengendarai mobil terutama pada jarak jauh. Ada beberapa jenis sistem kemudi manual yang banyak digunakan pada kendaraan, yaitu sistem kemudi model recirculating ball dan sistem kemudi model rack dan pinion.

a. Sistem Kemudi Model Recirculating Ball
Sistem kemudi tipe recirculating ball digunakan pada kendaraan menengah sampali besar seperti pick-up, truk, jeep dan lain sebagainya. Cara kerja sistem kemudi recirculating ball adalah pÄ…da waktu pengemudi memutar roda kemudi, poros utama yang dihubungkan dengan roda kemudi langsung membelok.

Di ujung poros utama kerja dari gigi cacing dan mur pada bak roda gigi kemudi menambah tenaga dan memindahkan gerak putar dari roda kemudi ke gerakan mundur maju lengan pitman (Pitman arm).
Gambar 10.4 Sistem Kemudi Recirculating Ball

Lengan-lengan penghubung (linkage), batang penghubung (Relay Rod), tie rod, lengan idler (fidler arm) dan knuckle arm dihubungkan dengan ujung pitman arm. Komponen-komponen tersebut memindahkan gaya putar dari kemudi ke roda-roda depan dengan memutar ball joint pada lengan bawah (lower arm) dan bantalan atas untuk peredam kejut.

Kelebihan dari sistem kemudi recirculating ball adalah mampu meredam getaran dan pengemudian ringan dan lembut, komponen sigi kemudi relatif besar, dapat digunakan untuk mobil  ukuran sedang, mobil besar dan kendaraan komersial, keausan relatif kecil, serta pemutaran roda kemudi relatif ringan. Sedangkan, kekurangan sistem kemudi ini adalah konstruksinya rumit karena hubungan antara gisi sector dan gigi pinion tidak langsung serta biaya perbaikannya lebih mahal.

b. Rack and Pinion
Sistem kemudi rack and pinion banyak digunakan pada kendaraan ringan, seperti mobil penumpang. Kemudi jenis rack and pinion jauh lebih efisien bagi pengemudi untuk mengendalikan roda-roda depan. Pinion yang dihubungkan dengan poros utama kemudi melalui poros intermediate, berkaitan denngan rack.

Cara kerja sistem kemudi rack and pinion adalah pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar. Gerakan ini akan men8gerakkan rack dari samping ke samping dan dilanjutkan melalui tie rod ke knuckle arm pada roda-roda depan sehingga satu roda depan didorong, sedangkan satu roda tertarik, hal ini menyebabkan roda-roda berputar pada arah yang sama.
Gambar 10.5 Sistem kemudi rack and pinion

Keuntungan sistem kemudi rack and pinion adalah konstruksi ringan dan sederhana, persinggungan antara gigi pinion dan rack secara langsung, serta pemindahan momen relatif lebih baik, sehingga lebih ringan. Sedangkan, kekurangannya adalah bentuk roda gigi kecil, hanya cocok digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil atau sedang, lebih cepat aus, serta bentuk gigi rack lurus dapat menyebabkan cepatnya keausan.

2. Power Steering

Power steering merupakan sistem kemudi yang dirancang untuk memperingan tenaga pengemudi dalam mengoperasikan sistem kemudi. Dengan power steering, pengemudi hanya memerlukan sedikit tenaga untuk membelokkan kemudi karena dibantu dengan tenaga hidrolis. Sistem power steering direncanakan untuk mengurangi tenaga pengemudian saat mobil bergerak pada putaran rendah dan menyesuaikan pada tingkat tertentu bila kendaraan bergerak mulai kecepatan sedang sampai tinggi. Pada sistem power steering terdapat booster hidraulis yang ditempatkan di bagian tengah mekanisme kemudi.
Gambar 10.6 Sistem kemudi power steering

Komponen sistem kemudi pada power steering hampir sama dengan sistem kemudi manual, hanya ada beberapa komponen tambahan pada power steering, yaitu pompa hidrolik (hydraulic pump), fluid reservoir, hoses, lines, dan satu tenaga unit power yang dipasang atau menyatu dengan power steering gear assembly, Untuk melindungi pengemudi, seluruh steering columns dan shafts dirancang sedemikian rupa agar tidak melukai pengemudi pada saat terjadi tabrakan. Sistem ini bertujuan agar kemudi menjadi lebih ringan, nyaman dan tidak mudah melelahkan untuk pengemudi.

Permasalahan dan Penyelesaian

Permasalahan 10.1
Sistem kemudi manual merupakan sistem kemudi yang digerakkan secara manual oleh pengemudi tanpa adanya tambahan tenaga untuk membelokkan kemudi ke kanan dan ke kiri. Sistem kemudi manual banyak digunakan pada kendaraan model lama. Namun, sistem kemudi manual sudah tidak digunakan pada kendaraan-kendaraan modern. Mengapa sistem kemudi manual tidak digunakan pada kendaraan-kendaraan modern?

Penyelesaian
Sistem kemudi manual sudah tidak digunakan pada kendaraan modern karena pada sistem ini dibutuhkan adanya tenaga yang besar untuk mengemudikan atau menggerakkan roda kemudi. Sehingga, pengemudi akan cepat lelah apabila mengendarai mobil terutama pada jarak jauh. Padahal kelelahan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pengemudi tidak fokus dalam mengemudikan kendaraannya, sehingga beresiko
terjadi kecelakaan. wulo

Permasalahan 10.2
Power steering merupakan sistem kemudi yang dirancang untuk memperingan tenaga pengemudi dalan mengoperasikan sistem kemudi. Dengan power steering, pengemudi hanya memerlukan sedikit tenaga untuk membelokkan kemudi karena dibantu dengan tenaga hidrolis. Bagaimana kelebihan sistem kermudi power steering dibandingkan sistem kemudi manual

Penyelesaian
Sistem kemudi power steèring memiliki beberapa keuntungan daripada sistem kemudi manual, antara lain: memperingan tenaga yang dikeluarkan pengemudi dalam mengoperasikan sistem kenudi, kenudi menjadi lebih ringan, nyaman dan tidak mudah melelahkan untuk pengemudi.

B. Komponen Sistem Kemudi Manual

Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan kendaraan. Dengan demikian sistem kemudi mengendalikan penuh kendaraan. Pengemudi mengendalikan sistem kemudi dengan menggunakan roda kemudi. Roda kemudi merupakan salah satu komponen pada sistem kemudi. Sehingga, sistem kemudi harus didukung oleh komponen-komponen tertentu agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Gambar 10.8 Konstruksi Sistem Kemudi Kendaraan

Pada sistem kemudi agar putaran dari roda kemudi dapat disalurkan ke roda depan kendaraan maka pada sistem kemudi ini dibutuhkan beberapa komponen penyalur tenaga putar ini. Komponen- komponen pada sistem kemudi berbeda-beda bergantung jenis sistem kemudi yang digunakan pada kendaraan.

Namun, pada umumnya sistem kemudi terdiri dari roda kemudi (steering wheel), poros utama kemudi (steering main shaft), tempat poros kemudi (steering column), gear box (steering gear) dan sambungan-sambungan kemudi (stering linkage). Komponen-komponen pada sistem kemudi manual dapat kamu perhatikan pada

Berikut ini merupakan uraian mengenai komponen-komponen pada sistem kemudi manual kendaraan.

1. Roda Kemudi (Steering Wheel)

Steering wheel atau roda kemudi berfungsi untuk memutarkan atau membelokkan roda depan dengan cara memutar roda kemudinya ke kanan atau ke kiri sesuai arah kendaraan akan berbelok.
Menurut konstruksinya, roda kemudi dapat dibedakan menjadi empat:
  1. Roda kemudi lingkaran besar merupakan roda kemudi yang memiliki diameter besar. Keuntungan penggunaan roda kemudi lingkaran besar adalah menghasilkan momen putar yang besar sehingga tenaga yang dibutuhkan untuk memutar roda kemudi menjadi ringan dan juga roda kemudi akan lebih stabil. Sedangkan, kerugiannya adalah memerlukan tempat yang luas atau besar
  2. Roda kemudi lingkaran kecil merupakan roda kemudi yang memiliki diameter yang kecil. Keuntungan penggunaan roda kemudi kecil adalah tidak perlu tempat yang besar atau dengan kata lain tidak memakan banyak tempat dan sangat peka terhadap setiap gerakan putar yang diberikan. Namun, kerugian roda kemudi lingkaran kecil adalah membutuhkan tenaga yang besar untuk memutarkan roda kemudi.
  3. Roda kemudi berbentuk ellips merupakan roda kemudi yang berbentuk ellips. Roda kemudi ini dibuat untuk mengatasi kekurangan dari kedua roda kemudi berbentuk lingkaran di atas. Sehingga, keuntungan roda kemudi model ellips adalah tenaga yang diperlukan untuk memutar roda kemudi ringan dan tidak memerlukan banyak tempat.
Gambar 10.9 Roda Kemudi

2. Batang Kemudi (Steering Column)

Steering column atau batang kemudi merupakan tempat daripada poros utama atau main shaft. Steering column terdiri dari main shaft dan column tube. Main shaft berfungsi untuk meneruskan putaran dari steering wheel ke steering gear. Sedangkan, column tube berfungsi untuk mengikat main shaft ke bodi kendaraan.
Gambar 10.10 Letak steering column
Keterangan:
1. Steering Column Assembly
2. Steering Column
3. Intermediate Shaft
4. Universal Joint
5. Power-Assisted Steering System

Ujung atas poros utama dibuat meruncing dan bergerigi, dan steering wheel diikatkan di tempat tersebut dengan sebuah mur. Steering column juga merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan. Ada dua tipe steering column yaitu:
 
Gambar 10.12 Model gigi kemudi rack and pinion

a. Steering column model collapsible memiliki keuntungan antara lain apabila kendaraan berbenturan / bertabrakan dan steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka main shaft column atau bracket akan runtuh sehingga pengemudi terhindar dari bahaya. Sedangkan kerugiannya adalah main shaft kurang kuat, sehingga hanya digunakan pada mobil penumpang8 atau mobil ukuran kecil. Selain itu, steering column tipe ini memiliki konstruksi yang lebih rumit.
b. Steering column model non collapsible memiliki keuntungan yaitu main shaft-nya lebih kuat sehingga banyak digunakan pada mobil-mobil besar atau mobil-mobil kecil. Selain itu, konstruksinya sederhana. Sedangkan, kekurangan steering column model ini adalah apabila berbenturan dengan keras, kemudinya tidak dapat menyerap goncangan sehingga keselamatan pengemudi relatif kecil.
Gambar 10.11 Roda gigi kemudi tipe recirculating ball

3. Roda Gigi Kemudi (Steering Gear)

Roda gigi kemudi atau steering gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan kendaraan. selain itu, roda gigi kemudi juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar pengemudian menjadi lebih ringan. Dalam melaksanakan kerjanya, roda gigi kemudi memerlukan perbandingan reduksi yang disebut perbandingan steering gear.

Perbandingan roda gigi kemudi yang semakin besar akan menyebabkan kemudi menjadi semakin ringan, tetapi jumlah putarannya akan bertambah banyak untuk sudut belok yang sama. Jenis roda gigi kemudi yang sering digunakan pada kendaraan adalah type recirculating ball dan rack and pinion. 

Seperti yang telah kamu pelajari sebelumnya, tipe roda gis kemudi rack and pinion adalah roda gigi yang digunakan sistem kemudi pada mobil penumpang yang berukuran kecil sampai sedang. Roda gigi recirculating ball digunakan pada sistem kemudi pada mobl penumpang ukuran sedang sampai besar dan mobil komersial.

Berikut ini merupakan jenis-jenis roda gigi kemudi yang digunakan pada kendaraan.
  1. Roda gigi kemudi model worm dan sector roller merupakan roda gigi yang terdiri dari worm gear dan sector roller. Worm gear berkaitan dengan sector roller di bagian tengahnya. Gesekannya dapat mengubah sentuhan antara gigi dengan gigi menjadi sentuhan menggelinding.
  2. Roda gigi model worm dan sector terdiri dari worm dan sector yang berkaitan langsung.
  3. Roda gigi kemudi model screw pin merupakan roda gigi yang dlilengkapi pin yang berbentuk tirus dan bergerak sepanjang worm gear.
  4. Roda gigi kemudi model screw dan nut merupakan model roda gigi kemudi yang bagian bawah main shaft terdapat ulir dan sebuah nut terpasang padanya. Pada nut terdapat bagian yang menonjol dan dipasangkan tuas pada rumahnya.
  5. Roda gigi kemudi model recirculating ball merupakan model roda gigi kemudi yang terdiri dari peluru-peluru atau bola-bola yang terdapat dalam lubang-lubang nut untuk membentuk hubungan yang menggelinding antara nut dan worm gear. Roda gigi kemudi ini mempunyai sifat tahan aus dan tahan goncangan yang baik.
  6. Roda gigi kemudi model rack and pinion merupakan roda gigi yang terdiri dari rack dan pinion.
Gerakan putar pinion diubah langsung oleh rack menjadi gerakan merndatar Model rack and pinion mempunyai konstruksi sederhana, sudut belok yang tajam dan ringan, tetapi goncangan yang diterima dari permukaan jalan mudah diteruskan ke roda depan.

4. Steering Linkage

Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak dari steering gear ke roda depan. Walaupun mobil bergerak naik dan turun, gerakan roda kemudi harus diteruskan ke roda-roda depan dengan sangat tepat setiap saat. Ada beberapa tipe steering linkage dan konstruksi joint yang dirancang untuk tujuan tersebut.
Gambar 10.13 konstruksi steering linkage

Bentuk yang tepat sangat mempengaruhi kestabilan pengendaraan. Berdasarkan jenis suspensinya, ada dua jenis steering lingkage, yaitu steering linkage untuk suspensi rigid dan steering lingkage untuk suspensi independen.

Selain empat buah komponen utama pada sistem kemudi tersebut, ada beberapa komponen tambahan pada sistem kemudi manual, yaitu.
  1. Pitman arm meneruskan gerakan gigi kemudi ke relay rod atau drag link. Pitman arm berfungsi untuk merubah gerakan putar steering column menjadi gerakan maju mundur.
  2. Relay Rod dihubungkan dengan Pitman arm dan tie rod end kiri serta kanan. Relay rod berfungsi meneruskan gerakan Pitman arm ke tie rod.
  3. Tie rod yang berulir ujungnya dipasang pada ujung rack pada kemudi rack and pinion, atau ke dalam pipa penyetelan pada recirculating ball, dengan demikian jarak antara joint- joint dapat disetel.
  4. Tie rod end (Ball Joint)dipasangkan pada tie rod untuk menghubungkan tie rod dengan knuckle arm, relay roda dan lain-lain.
Gambar 10.14 Pitman arm pada sistem kemudi

5. Knuckle arm berfungsi untuk meneruskan gerakan tie rod atau drag link ke roda depan melalui steering knuckle.

6. Steering knuckle berfungsi untuk menahan beban yang diberikan pada roda-roda depan dan berfungsi sebagai poros putaran roda. Steering knuckle berputar dengan tumpuan ball joint atau king pin dari suspension arm.

7. Idler arm. Pivot dari idler arm dipasang pada bodi dan ujung lainnya dihubungkan dengan relay rod dengan swivel joint. Arm ini memegang salah satu ujung relay rod dan membatasi gerakan relay rod pada tingkat tertentu.

Permasalahan dan Penyelesaian

Permasalahan 10.3
Roda gigi kemudi atau steering gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan kendaraan. Selain itu, roda gigi kemudi juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar pengemudian menjadi lebih ringan. Dalam melaksanakan kerjanya, roda gigi kemudi memerlukan perbandingan reduksi yang disebut perbandingan steering gear. Bagaimana pengaruh perbandingan roda gigi kemudi terhadap tenaga pengemudian?

Penyelesaian
Roda giei kemudi mereduksi putaran untuk meningkatkan momen agar pengemudian menjadi lebih ringan. Dengan demikian, semakin besar perbandingan roda gigi kemudi maka tenaga pengemudian menjadi semakin ringan, begitu pula sebaliknya.

Permasalahan 10.4
Steering column merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan. Ada dua jenis steering column yaitu steering column model collapsible dan steering column model non collapsible. Bagaimana keuntungan steering column collapsible dibandingkan dengan steering column non collapsible?

Penyelesaian
Steering column model collapsible memiliki keuntungan antara lain apabila kendaraan berbenturan/ bertabrakan dan steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka main shaft column atau bracket akan runtuh sehingga pengemudi terhindar dari bahaya.

C. Sistem Kemudi Daya (Power Steering)

Power steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan sistem kemudi kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi yang ringan tanpa membutuhkan tenaga yang berarti untuk mengendalikan kemudi, terutama pada kecepatan rendah dan menyesuaikannya pada kecepatan menengah serta tinggi. Pada kecepatan rendah gaya gesek ban dengan jalan cukup tinggi, apalagi untuk tipe ban tekanan rendah dengan telapak ban yang lebar.
Gambar 10.16 Konstruksi Sistem Kemudi power steering

Sistem power steering dapat mengurangi usaha dari pengemudi untuk mengendalikan kemudi kendaraan dengan menyediakan tenaga tambahan dari luar tenaga pengemudi. Penggunaan power steering dapat meningkatkan kemampuan kemudi. Power steering dapat digunakan baik pada rack and pinion maupun sistem kemudi konvensional. Secara normal power steering menggunakan tenaga dari mesin untuk mempompa sistem hidrolik yang nantinya akan memberikan tenaga tambahan dalam mengemudikan kemudi.

Syarat sebuah power steering harus sesuai dengan gaya pengemudian dimana pada saat kecepatan rendah usaha pengemudian harus lebih rendah (ringan) dan semakin tinggi kecepatan kendaraan, maka usaha yang diperlukan untuk pengemudian harus semakin kecil. Untuk memperoleh gaya kemudi yang sesuai, beberapa mobil memiliki power steering dengan peralatan khusus yang dipasang pada pompa (vane pump) atau gear housing.

Power steering yang menggunakan sensor yang terpasang pada gear housing merupakan tipe power steering dengan sensor kecepatan kendaraan, dimana kecepatan kendaraan dideteksi dengan speed sensor dan tekanan fluida yang bekerja pada pompa akan berubah ubah berdasarkan sensor kecepatan.

Power steering yang menggunakan sensor yang terpasang pada vane pump merupakan tipe power steering dengan sensor putaran mesin (RPM). Pada tipe pengindra rpm mesin, di atas kecepatan tertentu volume aliran fluida diturunkan sehingga tekanan yang bekerja pada pompa akan berkurang.

Penggunaan power steering memberikan beberapa keuntungan seperti mengurangi daya pengemudian (steering effort), kestabilan yang sangat tinggi selama pengemudian, dan mengurangi guncangan dari ketidak rataan permukaan jalan yang di salurkan pada steering wheel. Prinsip kerja power steering secara umum dapat diuraikan sebagai berikut.

1 Posisi Netral

Pada saat posisi netral, minyak mengalir ke katup pengontrol (control valve). Bila katup pengontrol berada pada posisi netral, semua minyak akan mengalir melalui katup pengontrol ke saluran pembebas( relief port Jdan kembali ke pompa. Pada saat ini tidak terbentuk tekanan dan arena tekanan kedua sisi sama, torak tidak bergerak.
Gambar 10.17 Prinsip Kerja Power Steering

2. Pada saat Membelok

Pada saat poros utama kemudi (stëering main shaft) diputar ke salah satu arah, katup pengontroljuga akan bergerak menutup salah satu saluran minyak. Saluran yang lain akan terbuka dan akan terjadi perubahan volume aliran minyak dan akhirnya terbentuk tekanan.
Posisi Berbelok
Pada kedua sisi torak akan terjadi perbedaan tekanan dan torak akan bergerak ke sisi yang bertekanan rendah sehingga minyak yang berada dalam ruangan tersebut akan dikembalikan ke pompa melalui katup pengontrol.

Jenis Jenis power steering

Ada dua jenis power steering yang digunakan pada kendaraan, yaitu power steering tipe hidraulis yang menggunakan tenaga mesin dan power steering yang menggunakan motor listrik atau Electric Power steering (EPS).

Pada power steering yang menggunakan tenaga mesin, tenaga mesin di pakai untuk menggerakkan pompa, sedangkan pada jenis yang menggunakan motor listrik, pompa digerakkan oleh motor listrik. Keduanya sama-sama bertujuan untuk membangkitkan tekanan hidraulis yang dipakai untuk menggerakan torak pada power cylinder dan memberikan tambahan tenaga pada pinion dan rack.

1. Hidrolik Power Steering

Hidrolik power steering adalah sistem hidrolik yang berfungsi untuk memperingan tenaga yang dibutuhkan untuk memutarkan kemudi terutama pada kecepatan rendah dan menyesuaikannya pa kecepatan menengah serta tinggi. Pada kecepatan rendah gaya gesek ban dengan jalan cukup ing5 apalagi untuk tipe ban tekanan rendah dengan telapak ban yang lebar. Ada dua jenis hidrolik pow steering pada kendaraan, yaitu hidrolik power steering tipe integral dan hidrolik power steering up rack and pinion. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai power steering tipe integral dan powe steering tipe rack and pinion.
  1. Hidrolik power steering tipe integral. Hidrolik power steering tipe integral memiliki control valve dan power piston yang terletak di dalam gear box. Jenis roda gigi yang digunakan adalah roda gigi jenis recirculating ball. Bagian- bagian power steering tipe integral, antara lain: tangki reservoiryang berisi fluida, vane pump yang membangkitkan tenaga hidraulis, gear box yang berisi control valve, power piston dan steering gear, pipa-pipa yang mengalirkan fluida, dan selang selang fleksibel.
  2. Hidrolik power steering tipe rack and pinion. Hidrolik power steering tipe rack and pinion memiliki control valve power steering tipe ini termasuk di dalam gear housing dan power pistonnya terpisah di dalam power cylinder. Hidrolik power steering tipe rack and pinion hampir sama dengan mekanisme tipe integral.
Gambar 10.18 Pompa Power Steering

Setelah mempelajari jenis-jenis hidrolik power steering, kamu akan mempelajari tentang komponen komponen yang menyusun hidrolik power steering. Hidrolik power steering didukung oleh beberapa komponen, antara lain.
  1. Vane Pump merupakan bagian utama dari system power steering yang berfungsi menghasilkan tekanan tinggi dan debit yang besar Vane pump juga berfungsi untuk mengatur jumlah aliran fiuida yang diperlukan sesuai dengan putaran mesin. Adapun komponen penyusun vane pump adalah sebagai berikut.
    1. Reservoir tank berfungsi untuk tampungan fluida power steering.
    2. Pump body merupakan rumah dari rotor blade dan pompa digerakan oleh puli poros engkol mesin dengan drive blet, dan mengalirkan tekanan fluida ke gear housing
    3. Flow control valve berfungsi mengatur volume aliran minyak dari pompa ke gear housing dan menjaga agar volumenya tetap pada rpm pompa yang berubah-ubah.
  2. Gear housing merupakan rumah tempat roda gigi kemudi.
  3. Power silinder merupakan tempat piston bekerja menggerakkan roda gigi kemudi (steering gear)
  4. Katup rotary berfungsi untuk mengatur arah aliran minyak dari pompa.
Cara kerja hidrolik power steering adalah ketika kemudi diputar, tahanan yang terbentuk oleh berat kendaraan dan gesekan antara ban dan permukaan jalan menyebabkan torsion bar di dalam rotary valve menjadi membelok. Hal ini mengubah posisi valve spool dan sleeve, kemudian mengarahkan minyak power steering di bawah tekanan ke power cylinder.

Perbedaan tekanan pada satu sisi piston (yang dipasang pada rack) membantu menggerakkan rack untuk mengurangi usaha putar. Minyak pelumas yang ada di dalam sisi power cylinder lainnya dipaksa ke control valve dan kembali ke pump reservoir. Pada saat steering efforts berhenti, maka control valve dipindah ke tengah oleh gaya putar dari torsion bar, tekanan diseimbangkan pada kedua sisi piston, dan roda depan kembali lurus ke posisi depan.

2. Electric Power Steering (EPS)

Electric Power steering (EPS) merupakan teknologi pengganti dari power steering hidraulis. EPS memiliki fungsi yang sama dengan hidrolik power steering yaitu untuk meringankan putaran kemudi saat kendaraan belum berjalan atau ketika dalam kecepatan rendah. Konstruksi EPS menggunakan perangkat motor listrik untuk menggerakkan batang kemudi sesuai dengan sudut putar kemudi dan Kecepatan kendaraan.

Motor EPS hanya mengandalkan tegangan darj accu untuk memutar motor EPs, Sedangkan power steering hidraulis menggunakan putaran mesin melalui v-belt untuk menggerakkan pompa agar menghasilkan minyak power steering bertekanan tinggi yang nantinya diteruskan ke rack yang tersambung langsung dengan roda kedua sisi, sehingga saat kita memutar kemudi akan terasa ringan.

EPS tidak menggunakan pompa yang digerakkan oleh mesin maka secara otomatis beban mesin berkurang sehingga konsumsi bahan bakar akan lebih efisien. EPS tidak memerlukan perawatan atau penggantian komponen secara berkala, hanya perlu dicek secara fisiknya dari kotoran dan kekencansa sambungan kabelnya saat melakukan perawatan berkala kendaraan. Diagnosa kerusakan pada EPS dilengkapi dengan indikator malfungsi (bentuk kemudi dilengkapi tanda seru). Dalam kondisi normal saat kunci kontak ON lampu indikator akan menyala dan akan mati sesaat mesin hidup.
Gambar 10.19 Konstruksi EPS
Electric Power steering (EPs) menggunakan beberapa perangkat elektronik antara lain sebagai berikut.
  1. Control Module merupakan komponen pada EPS yang berfungsi sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.
  2. Motor elektrik merupakan komponen pada EPS yang berfungsi membantu meringankan perputaran setir.
  3. Vehicle speed sensor merupakan komponen pada EPS yang terletak pada gearbox dan berfungsi mendeteksi kecepatan mobil.
  4. Torque sensor terletak pada kolom kemudi dan berfungsi memberi informasi ke control module ketika roda kemudi mulai diputar oleh pengemudi.
  5. Clutch atau kopling terletak di antara motor dan batang kemudi dan berfungsi untuk menghubungkan dan melepaskan motor dengan batang setir sesuai kondisi.
  6. Noise suppressor berfungsi sebagai sensor yang mendeteksi mesin sedang bekerja atau tidak.
  7. On-board diagnostic display merupakan indikator di panel instrumen yang akan menyala jika ada masalah dengan sistem EPS.
Cara kerja sistem Electric Power steering (EPS) adalah saat kunci diputar ke posisi ON, control module memperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by, bersamaan dengan itu indikator EPS pada panel instrumen menyala. Saat mesin hidup, noise suppressor segera menginformasikan pada control module untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung menghubungkan motor dengan batang kemudi.

Salah satu sensor yang terletak pada steering rack bertugas memberi informasi pada control module ketika setir mulai diputar, yaitu torque sensor akan mengirimkan informasi tentang sejauh apa kemudi diputar dan seberapa cepat putarannya. Control Module segera mengirim arus listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Sehingga, tenaga untuk memutar roda kemudi menjadi ringan. Vehicle speed sensor berfungsi mendeteksi kecepatan kendaraan ketika mobil mulai melaju. Pada kecepatan tingei, umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor elektrik akan dinonaktifkan oleh control module. Sehingga, roda kemudi menjadi lebih berat sehingga meningkatkan keamanan.

Jadi sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan saja. Selain mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor, control module juga mendeteksijika ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS pada panel instrumen akan menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan. Selanjutnya, control module menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas hubungan motor dengan batang kemudi. Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi EPS ini masih terhubung dengan kemudi via batang baja, maka mobil masih dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar kemudi akan terasa berat seperti kemudi tanpa power steering.
Gambar 10.20 Cara Kerja EPS

Electric Power Steering (EPS) memiliki beberapa kelebihan daripada hidrolik power steering,antara lain.
  1. Pada saat mobil dalam keadaan stationer dan berjalan lambat putaran kemudi ringan.
  2. Pengaturan steering effort berdasarkan kecepatah kendaraan.
  3. Pada kecepatan sedang dan cepat, steering effort secara akan bertambah untuk menambah kestabilan dan kenyamanan kemudi.
  4. Pada kecepatan sedang dan cepat, ketika posisi kemudi berada atau mendekati posisi netral, fungsi reactionary plunger akan menambah steering effort agar kemudi lebih stabil.
  5. Ketika kendaraan melewati jalan yang rusak pada kecepatan sedang dan cepat, meskipun ada rintangan besar dari permukaan jalan, namun tidak akan mempengaruhi arah control kemudi, karena tekanan ouput hydraulic untuk steering effort menjadi tinggi sama seperti power steering konvensional.
  6. Sistem ini mempunyai fungsi fail-safe sehingga meskipun sistemnya elektrikal temasuk control unit dan sensors namun karakteristik power steering normal masih bisa di dapat.

Permasalahan dan Penyelesaian

Permasalahan 10.5
Power steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan memutar sistem kemudi kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi yang ringan tanpa membutuhkan tenaga yang berarti untuk mengendalikan kemudi, terutama pada kecepatan rendah dan menyesuaikannya pada kecepatan menengah serta tinggi. Apakah keuntungan power steering dibandingkan dengan sistem kemudi manual?

Penyelesaian
Penggunaanpower steering memberikan beberapa keuntungan seperti mengurangi daya pengemudian (steering effort), kestabilan yang sangat tinggi selama pengemudian, dan mengurangi guncangan dari ketidak rataan permukaan jalan yang di salurkan pada steering wheel.

Permasalahan 10.6
Electric Power Steering (EPS) merupakan teknologi pengganti dari power steering hidraulis. EPS memiliki fungsi yang sama dengan hidrolik power steering yaitu untuk meringankan putaran kemudi saat kendaraan belum berjalan atau ketika dalam kecepatan rendah. Electric Power Steering (EPs) menggunakan beberapa perangkat elektronik, salah satunya adalah torque sensor. Apakah fungsi torque sensor dan cara kerjanya?

Penyelesaian
Torque sensor terletak pada kolom kemudi dan berfungsi memberi informasi ke control module ketika roda kemudi mulai diputar oleh pengemudi. Ketika setir mulai diputar, yaitu torque sensor akan mengirimkan informasi ke control module tentang sejauh apa kemudi diputar dan seberapa cepat putarannya. Control module segera mengirim arus listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Sehingga, tenaga untuk memutar roda kemudi menjadi ringan.

D. Pemeliharaan Sistem Kemudi Manual dan Power Steering

Kenyamanan dan keamanan merupakan faktor yang diutamakan saat mengemudikan kendaraan di jalan. Kenyamanan dalam berkendara akan terganggu jika ada kendala pada sistem kemudi. Gangguan- gangguan pada kemudi mobil tersebut harus segera diperbaiki. Jika kerusakan ini dibiarkan, maka erusakan tersebut akan semakin parah dan menyebabkan kerusakan pada komponen lainnya.
Perawatan Berkala Sistem Kemudi pada Kendaraan Ringan
Gambar 10.21 Hidrolik Power Steering dan EPS
Untuk itu, kita harus dapat mendeteksi gejala kerusakan pada sistem kemudi agar dapat menentukan tindakan perawatan yang tepat. Berikut ini merupakan gejala kerusakan pada sistem kemudi.
  1. Tali kipas (V-belt) yang sudah kendur, atau biasanya kehabisan oli pada power steering-nya akan menyebabkan kemudi menjadi lebih berat.
  2. Bentuk ban yang cenderung radial lebar dan tekanan angin yang kurang juga bisa menyebabkan kemudi terganggu. Hal ini mengakibatkan bidang gesek yang bersentuhan dengan permukaan jaldi bertambah lebih besar. Pada kendaraan model gear box juga biasa mengalami hal serupa seper ini, yaitu kemudi menjadi lebih berat.
  3. Kemudi yang berat pada jenis kendaraan gear box biasanya disebabkan karena penyetelan sector shaft tidak benar terhadap steering worm, sehingga free play-nya juga tidak ada.
  4. Pada kendaraan bermodel rack and pinion, kemudi yang berat biasanya disebabkan oleh tidak cukupnya tekanan yang ada di dalam ban. Penyebab lain yang biasa dialami kendaraan bermodel rack and pinion ini adalah penyetelan baut yang kelonggaran giginya terlalu kencang. Selain beberapa hal di atas, gerak bebas (free play) yang berlebihan ternyata juga dapat menyebabkan gangguan pada kemudi. Hal ini terjadi karena penyetelan pada sector shaft yang memang kurang tepat atau bisa jadi penyetel yang terlalu kendur pada model rack and pinion.
  5. Pada kendaraan jip, kemudinya terganggu karena center arm bracket mengalami keausan dan cenderung menarik kendaraan ke satu arah saja.
  6. Pegas (suspensi) depan mobil yang lemah juga bisa menyebabkan kemudi bertambah berat. Gangguan ini disebabkan oleh diamater ban yang tidak sama dan ausnya bantalan roda depan.
  7. Getaran juga dapat membuat kemudi tidak nyaman. Biasanya getaran pada kemudi ini dikarenakan batang penghubung yang ada pada sistem kemudi sudah longgar, sehingga perlu dibawa ke bengkel dengan segera untuk dilakukan penyetelan ulang. Batang penghubung pada kemudi yang sudah aus juga perlu diganti.
Gambar 10.22 Keausan ban yang tidak sama mempengaruhi kondisi sistem kemudi

Setelah memahami gejala kerusakan pada sistem kemudi tersebut, kamu tentu mengetahui bahwa kerusakan pada sistem kemudi dipengaruhi oleh kondisi sistem sasis lainnya, seperti roda, ban, sistem rem, dan sistem suspensi. Hal ini karena sistem sasis pada kendaraan terhubung saru sama lain sehingga kerusakan pada salah satu komponen berpengaruh, terhadap komponen lainnya.

Perawatan berkala pada sistem kemudi perlu dilakukan karena sistem kemudi merupakan sistem yang penting pada kendaraan. Sistem kemudi mengendalikan arah kendaraan saat melaju di jalan raya. Untuk itu, ada beberapa pemeriksaan pada komponen sistem kemudi yang merupakan langkah perawatan rutin pada sistem kemudi manual. Langkah pemeriksaan tersebut antara lain.

1 Pemeriksaan steering coulomn dilakukan dengan cara menggerakkan roda kemudi ke atas-bawah, kiri-kanan, maju- mundur. Kemudian memeriksa roda kemudi terpasang dengan baik pada main shaft atau tidak. Memeriksa kelonggaran main shaft dan memeriksa pemasangan steering coulomn apakah terpasang dengan kuat atau tidak.

2. Pemeriksaan kebebasan roda kemudi (steering wheel). Gerak bebas pada kemudi yang tidak sesuai dapat menyebabkan roda depan sulit dikendalikan saat di jalan raya. Gerak bebas pada sistem kemudi adalah gerak yang tidak sesuai mengakibatkan roda depan bergerak ke kiri atau ke kanan. Gerak bebas roda kemudi perlu diatur dengan baik agar kendaraan berjalan dengan stabil. Gerak bebas normal sekitar 10-30 mm gerak busur kemudi. Gerak bebas kemudi yang terlalu besar dapat menyebabkan roda depan sulit dikendalikan saat kendaraan melaju dengan kecepatan tings.
Perawatan Berkala Sistem Kemudi pada Kendaraan Ringan
Gambar 10.23 Kebebasan Sistem Kemudi
Langkah pemeriksaan gerak bebas roda kemudi dilakukan dengan cara memutar roda depan hingga pada posisi lurus kemudian putar roda kemudi perlahan-lahan tetapi jangan sampai roda bergerak. Besarnya gerakan roda kemudi pada saat ini disebut dengan kebebasan (free play).

Besarnya kebebasan tergantung pada model mobil, tetapi biasanya tidak melebihi dari 30 mm. Kebebasan roda kemudi yang berlebihan dapat disebabkan oleh kerusakan pada komponen-komponen berikut.
  1. Mur roda kemudi kurang keras.
  2. Keausan atau penyetelan steering gear yang tidak tepat.
  3. Linkage joint aus.
  4. Pemasangan linkage bracket longgar
  5. Bantalan roda longgar
  6. Main shaft joint longgar.
3. Pemeriksaan kelonggaran steering linkage dilakukan dengan cara mendongkrak bagian depan mobil dan goyangkan roda depan maju mundur dan dari satu sisi ke sisi lainnya. Bila gerakannya berlebihan kemungkinan linkage atau wheel bearingnya aus.

4. Pemeriksaan kelonggaran bantalan roda (wheel bearing) dilakukan dengan cara mendongkrak bagian depan mobil dan memeriksa kelonggaran ini dengan menggoyangkan bagian atas dan bawah pada tiap roda. Bila ternyata longgar, peny 5abnya kemungkinan suspension arm bushing, ball join atau wheel bearing loiggar. Periksa kelonggaran dengan jalan menekan pedal rem. Apabila kelonggarannya berkurang, berarti ada bagian selain wheel bearing yang longgar. Apabila kelonggarannya hiiang sama sekai, berarti penyebabnya berasal dari bantalan roda yang sudah aus.

5. Pemeriksaan ketinggian minyak steering gear. Apabila ketinggian minyak steering gear rendah, periksa kebocoran, tanmbah minyak atau perbaiki.

6. Pemeriksaan steering gear berat. Gerakkan roda kemudi yang berat biasanya disebabkan oleh tahanan yang terlalu besar pada sistem kemudi atau oleh gaya pengembalian roda-roda yang berlebihan setelah belok. Langkah perbaikannya dilakukan dengan cara mendongkrak naik bagian depan kendaraan. Lepaskan steering gear dan steering linkage agar dapat memeriksa bagian-bagian satu persatu. Apabila gerakan gigi kemudi (steering gear) berat, penyebabnya mungkin kerusakan pada gigi kemudi, penyetelan preload yang tidak tepat, minyak atau gemuk kurang, bearing atau bushingnya cacat.

7. Pemeriksaan balljoint dilakukan dengan cara melepaskan steering knuckle arm dengan linkage dan
gerakan knuckle arm. Bila terasa berat, kemungkinan kingpin atau ball joint keadaannya rusak.

8. Memeriksa tinggi permukaan oli pada gear box. Langkah pemeriksaan tinggi permukaan oli pada gear box adalah tempatkan kendaraan pada tempat yang rata. Periksa tinggi permukaan oli. Bersihkan bagian atas dan roda gigi kemudi. Kendorkan dan lepaskan sumbat pembuang. Kemudian, masukkan obeng kecl ke dalam lubang pengisi oli dan ukur jaraknya. Tambahkan oli apabila permukaan rendah, kemudian ada kebocoran atau tidak. Pasang kembali sumbat penguapan.

9. Langkah-langkah pemeriksaan kemudi yang berat adalah periksa tekanan ban, periksa steering system-nya (tinggi minyak, steering linkage, steering gear). Periksa ball jaoin atau king pin. Periksa suspension arm. Periksa tinggi kendaraan. Kemudian, periksa wheel alignment.
Perawatan Berkala Sistem Kemudi pada Kendaraan Ringan
Gambar 10.24 Pemeriksaan tekanan pompa power steering
Langkah pemeriksaan yang telah kamu pelajari merupakan langkah pemeriksaan pada sistem kemudi manual. Langkah pemeriksaan pada sistem kemudi power steering hampir sama dengan pemeriksaan pada sistem kemudi manual.

Ada beberapa pemeriksaan tambahan yang dilakukan pada sistem kemudi power steering, antara lain sebagai berikut.
  1. Memeriksa sabuk penggerak pompa pada power steering dilakukan dengan cara memeriksa sabuk penggerak pompa dari kemungkinan pecah-pecah, mengkilat/ terbakar, atau tergencet maka harus diperiksa dan diganti. Apabila sabuk penggerak pompa berbunyi pada saat kendaraan sedang membelok, berarti sabuk dalam keadaan kendor dan perlu disetel. Penyetelan dapat dilakukan ménggunakan alat khusus uji ketegangan sabuk. Memeriksa tekanan kerja power steering. Langkah-langkah pemeriksaan tekanan kerja power steering antara lain sebagai berikut.
    1. Lepaskan saluran tekanan dari rumah pompa.
    2. Pasangkan meter tekanan dan kran, antara saluran yang dilepas dengan saluran ke luar pompa. Untuk pemeriksaan teliti, perlu bantuan termometer dan tachometer
    3. Keluarkan angin yang kemungkinan ada pada sistem dengan jalan menghidupkan motor dan memutar kemudi ke kanan dan ke kiri berkali-kali. Periksa ketinggian cairan, tambahkan bila perlu, dan biarkan meter katup sampai cairan mencapai suhu spesiikasi.
    4. Ukur tekanan cairan pada rumah gigi kemudi, harga spesifikasi tekanan lebih dari 72 kg/cm.
  2. Secara fisik pada dasarnya power steering didesain untuk penggunaan jangka waktu yang lama. Perawatan sistem kemudi yang baik dapat menjadikan power steering memiliki masa pakai yang lebih lama. Sistem kemudi yang tidak dirawat dengan baik akan mengakibatkan kerusakan dan memperpendek umur power steering. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan agar sistem power steering tetap awet dan kinerjanya optimal, antara lain sebagai berikut.
  3. Luruskan posisi roda depan saat parkir. Saat kendaraan diparkir sebaiknya semua roda kendaraan dalam keadaan lurus. Apabila hal ini tidak dilakukan, pada jenis power steering rack dan pinion yang biasa digunakan pada tipe sedan dan minibus akan menimbulkan kebocoran dalam waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena apabila kemudi diparkirkan dalam keadaan berbelok, maka poros rack kemudi mengalami perubahan suhu yang dapat mernbuat komponen karet Bootster cepat sobek/keras sehingga kotoran atau air dapat masuk dan mengakibatkan komponen tersebut cepat rusak.
  4. Usahakan untuk selalu mengendarai mobil secara halus, terutama saat berbelok/menikung untuk tidak menahan kemudi dalam posisi mentok atau patah terlalu lama. Apabila kemudi dibelokkan secara patah akan menyebabkan suhu yang tinggi pada satu bagian sisi rack pinion, sehingga daya tahan seal/gasket yang ada tidak kuat yang menyebabkan kebocoran.
  5. Rutin periksa dan ganti oli power steering. Periksalah kondisi oli power steering, apabila oli tersebut sudah berubah warna segera ganti/kuras dengan oli baru. Perubahan warna oli ini disebabkan karena perubahan suhu yang tinggi akibat adanya tekanan tinggi dari pompa oli. Oli Power steering sebaiknya dikuras setelah 25.000 km pemakaian. Menguras atau fiushing berarti selalu menjaga kualitas oli untuk power steering sehingga dapat mencegah kotoran yang dapat mengendap di saluran power steering akibat dari oli yang sudah tidak bagus lagi. Kalau oli yang telah lama dibiarkan maka akan mengurangi kemampuan kerja serta dapat dapat mengakibatkan keausan pada power steering tersebut.
  6. Periksalah kondisi komponen sistem suspensi pada kendaraan minimal sebulan sekali, karena sistem suspensi berhubungan dengan power steering, seperti ball joint dan tie rod. Kerusakan pada salah satu komponen sistem suspensi juga dapat mempengaruhi kinerja power steering.
  7. Jaga kondisi dan tekanan angin ban. Ban digunakan sebagai output untuk menentukan arah dan dapat mempengaruhi kinerja power steering itu sendiri. Usahakan agar kondisi ban selalu dalam keadaan yang baik dan hindari keausan maupun kurangnya tekanan angin. Gangguan pada ban tersebut dapat menyebabkan beban power steering menjadi berat sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada komponen power steering.

SOAL HOTS (High-Order Thinking Skills) Menerapkan Cara Perawatan Sistem Kemudi Mobil

A. Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E serta tuliskan alasannya!

1. Apabila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering géar. Steering gear memperbesar tenaga putar ini sehingga menghasilkan.
A. putaran roda yang cukup
B. momen yang lebih besar
C. momen yang cukup kuat
D. sudut putar roda yang diinginkan
E. gaya dorong yang besar

2. Kekurangan yang dimiliki oleh steering linkage untuk suspensi independen dibandingkan suspensi rigid adalah..
A. keseimbangan roda kiri dan kanan terjaga dengan baik.
B. memungkinkan kerusakan hanya terjadi pada komponen tertentu saja sehingga tidak berpengaruh kepada komponen yang lain.
C. kedua roda terhubung oleh satu poros dengan baik.
D. kedua roda bekerja sendiri-sendiri dan tidak terhubung pada satu poros.
E. perpindahan tenaga dari steering wheel sampai roda bisa dengan lembut tersalurkan.

3. Kebebasan roda kemudi yang berlebihan dapat menyebabkan laju kendaraan tidak terkendali saat kecepatan tinggi. Pemeriksaan gerak bebas roda kemudi (steering whee) yang benar adalah .
A. belokkan roda depan
B. goyangkan roda kemudi sedikit arah ke kiri dan ke kanan
C. gerak bebas harus melampaui 30 mm
D. jangan goyangkan roda kemudi sedikit ke arah atas dan ke arah bawah
E. roda kiri mempunyai gerak bebas lebih besar dari derajat putarnya

4. Seorang pengemudi terbiasa mengemudikan kendaraan di jalan, namun dia mengalami kendala berupa kemudi cenderung bergerak ke satu arah meskipun sedang berjalan di jalan lurus dan datar. Salah satu penyebab gejala kerusakan pada sistem kemudi tersebut adalah ..
A. kondisi roda kiri dan kanan sama
B. terjadi kerusakan pada pelek
C. penyetelan kelurusàn roda depan tidak tepat
D. kebebasan roda kemudi terlalu besar
E. ada bagian sistem kemudi yang aus

4. Seorang pengemudi terbiasa mengemudikan kendaraan di jalan. Ketika kendaraan mencapai kecepatan tertentu, roda kemudi bergetar meskipun jalan rata. Salah satu penyebab gejala kerusakan pada sistem kemudi tersebut adalah..
A. kondisi roda kiri dan kanan sama
B. terjadi kerusakan pada pelek
C. salah satu rem depan atau belakang menggesek
D. kebebasan roda kemudi terlalu besar
E. ada bagian sistem kemudi yang aus

1. Berikut ini merupakan fungsi sistem kemudi adalah...
A. meluruskan roda-roda depan
B. mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan
C. mengatur arah kendaraan dengan cara meluruskan salah satu atau kedua roda depan
D. mengatur arah kendaraaan dengan dengan cara membelokkan roda belakang
E. mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan dan roda belakang

2. Berikut ini fungsi steering coulomn adalah..
A. meneruskan putaran dari steering gear ke roda kemudi
B. meneruskan putaran dari steering gear
ke roda kemudi
C. meneruskan putaran dari steering coulomn ke steering wheel
D. menambah putaran dari steering coulomn ke steering wheel
E. meneruskan putaran dari steering wheel ke steering gear

3. Recirculating ball adalah tipe steering gear yang banyak digunakan pada mobil..
A. penumpang ukuran kecil
B. penumpang ukuran besar
C. truk
D. mobil sport
E. mobil komersil

4. Steering gear selain berfungsi untuk mengarahkan roda depan juga berfungsi untuk ...
A. meningkatkan momen agar steeringg linkage pendek
B. menurunkan momen agar kemudi menjadi ringan
C meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan
D. meningkatkan putaran agar steering linkage menjadi pendek
E. meningkatkan sudut belok roda depan

5 Meneruskan tenaga gerak dari steering gear ke roda depan adalah fungsi dari.
A. steering wheel
B steering linkage
C. steering column
D. steering Main shaft
E. steering gear

6. Berikut ini, merupakan syarat yang harus dimiliki sistem kemudi adalah..
A. gaya pengereman baik
B. usaha pengemudian yang baik
C. recovery/pengembalian yang halus
D. pemindahan kejutan dari permukaan jalan harus seminimal mungkin
E. momen yang dihasilkan besar

7. Bagian utama sistem kemudi yang berfungsi untuk merubah gerak putar menjadi gerak mendatar adalah ...
A. roda kemudi
B. poros utama
C. pitman arm
D. knuckle arm
E. drag link

8. Besar kecilnya diameter roda kemudi akan berpengaruh terhadap..
A. kekuatan bahan yang digunakan
B. mudah pelayanannya tenaga untuk memutar
D. tipe roda gigi kemudinya
E. penampilan sistem kemudinya

Perhatikan petunjuk berikut ini.
A. Pernyataan benar, alasan benar, dan mempunyai hubungan sebab akibat.
B. Pernyataan benar, alasan benar, tetapi tidak mempunyai hubungan sebab akibat.
C. Pernyataan benar, alasan salah.
D. Pernyataan salah, alasan benar
E. Pernyataan dan alasan semuanya salah.

Gunakan petunjuk di atas untuk nomor 9 dan 10.
9. Sistem power steering direncanakan untuk mengurangi tenaga pengemudian saat mobil bergerak pada putaran rendah.
SEBAB
Pada sistem power steering terdapat booster hidraulis yang ditempatkan di bagian tengah mekanisme kemudi.

10. Sistem kemudi berfungsi sebagai pengatur arah kendaraan.
SEBAB
Sistem kemudi bekerja dengan cara membelokkan roda depan.

B. Uraian

Jawablah beberapa pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar!
  1. Sistem kemudi tipe recirculating ball digunakan pada kendaraan menengah sampai besar seperti pick-up, truk, jeep dan lain sebagainya. Bagaimana cara kerja sistem kemudi tipe recirculating balr
  2. Steering column model non collapsible memiliki keuntungan yaitu main shaftnya lebih kuat sehingga banyak digunakan pada mobil-mobil besar atau mobil-mobil kecil. Namun, steering column model non collapsible sudah jarang digunakan. Mengapa steering column ini jarang digunakan?
  3. Power steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan memutar sistem kemudi kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi yang ringan tanpa membutuhkan tenaga yang berarti untuk mengendalikan kemudi, terutama pada kecepatan rendah dan menyesuaikannya pada kecepatan menengah serta tinggi. Bagaimana cara kerja power steering saat berjalan lurus dan membelok?
  4. Seorang pengemudi sedang mengemudikan kendaraan di jalan tol dengan kecepatan tinggi. Tiba-tiba roda depan kendaraannya sulit dikendalikan hingga kendaraan melaju tidak terarah. Seorang pengemudi sedang mengemudikan kendaraan dijalan tol dengan kecepatan tinggi. Analisislah kerusakan pada sistem kemudi mobil tersebut!
  5. Electric Power Steering (EPS) merupakan teknologi pengganti dari power steering hidraulis. EPS memiliki fungsi yang sama dengan hidrolik power steering yaitu untuk meringankan putaran kemudi saat kendaraan belum berjalan atau ketika dalam kecepatan rendah. Bagaimana keuntungan penggunaan Electric Power Steering (EPS)!
Demikian pemaparan materi menerapkan cara perawatan sistem kemudi dan power steering pada kendaraan ringan kali ini. Semoga saja tulisan kami ini bisa membantu dan menambah pengetahuan.