Melepas, Memasang, dan Menyetel Roda Mobil (Kendaraan Ringan)

Melepas, Memasang, dan Menyetel Roda pada Kendaraan Ringan | Bacalah uraian berikut ini dengan cermat! Kamu telah mempelajari materi mengenai sistem pemindah tenaga dan sasis pada pembelajaran sebelumnya. Kamu juga mengetahui bahwa sistem pemindah tenaga berfungsi untuk memindahkan; tenaga mesin ke roda-roda penggerak kendaraan.
Pada bab ini kamu akan mempelajari lebih lanjut mengenai roda-roda penggerak kendaraan. Meskipun terlihat sederhana, roda kendaraan mempunyai fungsi yang penting pada kendaraan. Roda digunakan sebagai media pemindah tenaga dari kendaraan menuju ke jalan sehingga roda akan menggerakkan kendaraan melalui gesekan dengan jalan.

Melepas, Memasang, dan Menyetel Roda pada Kendaraan Ringan

Roda merupakan komponen yang berpasangan dengan ban. Roda kendaraan harus dapat berfungsi dengan baik. Salah satu syarat yang harus dimiliki roda kendaraan adalah dapat menyeimbangkan berat kendaraan dengan baik. Roda yang tidak seimbang akan membuat kendaraan berjalan dengan oling Perhatikan Gambar 11.1 berikut ini!
Melepas, Memasang, dan Menyetel Roda Mobil (Kendaraan Ringan)
Gambar 11.1 Penggunaan wheel balancer untuk menyetel keseimbangan roda
Gambar 11.1 menunjukkan penyetelan pada roda kendaraan agar seimbang yaitu dengan menggunakan wheel balancer. Pada bab ini kamu akan mempelajari lebih lanjut mengenai penyetelan roda pada kendaraan yang sering disebut spooring dan balancing. Namun, sebelumnya kau akan mempelajari mengenai wheel alignment.

Pelajarilah uraian pada bab ini dengan sungguh-sungguh agar kamu dapat melakukan pembongkaran, penyetelan, dan pemasangan roda kendaraan. Jangan lupa untuk membiasakan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kamu diberikan kemudahan dalam menyerap materi mengenai pembongkaran, penyetelan, dan pemasangan roda kendaraan dan mengamalkannya dengan baik.

A. Fungsi Roda Kendaraan

Pada subbab ini kamu akan mempelajari mengenai fungsi dan spesifikasi roda pada mobil. Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda meluncur di sepanjang jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke bodi kendaraan.

Ban dipasang pada roda-roda, yang lebih dikenal sebagai pelek (disc wheel). Roda merupakan bagian penting pada kendaraan, tanpa roda maka kendaraan tidak dapat berjalan di jalan raya. Ban dan pelek harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horizontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai macam beban yang terpusat pada ban dan pelek. Pada bab ini kamu akan mempelajari lebih lanjut mengenai penyetelan pada roda. Sedangkan, pemeliharaan pada ban akan kamu pelajari lebih lanjut pada bab selanjutnya.

Gambar 11.2 Jenis Jenis Pelek Roda Pada Mobil
Pelek atau disc wheel dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu pelek baja press dan pelek dari bahan campuran besi tuang. Pelek tipe baja press terdiri dari rim yang dilas ke disc. Disc dibuat dari bahan lembaran baja yang dipres. Kelebihan dari pelek tipe ini adalah lebih awet, kuat dan kualitasnya merata.

Roda kendaraan harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain: harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horizontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban, harus seringan mungkin, dan harus dibalance dengan baik sehingga roda dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat mengikat ban dengan baik.

Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji dan ada pula roda yang terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim dilas menjadi satu di bagian luar di sekeliling roda untuk memungkinkan pemasangan ban. Roda dipasangkan pada hub atau poros (axle shaft) dengan menggunakan empat atau enam buah baut tanam (hub bolt). Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat pemasangan.

Berat pembalans (balance weight) kadang-kadang ada terpasang di luar sekeliling rim untuk mem-balance roda. Baut-baut yang dipasangkan pada roda disebut baut-baut hub dan tutup yang menutupi baut-baut ini disebut tutup roda (wheel drop). Pelek roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe yang umumnya digunakan pada kendaraan ýaitu baja press dan campuran besi tuang (cast light alloy).

1. Pelek Baja Press

Pelek tipe baja press atau pressed-steel disc wheel terdiri dari rim yang dilas. Pelek ini dibuat dari lembaran baja yang dipres. Konstruksinya sederhana dan mudah untuk diproduksi dalam jumlah yang banyak. Pada umumnya, pelek baja press digunakan pada mobil karena tahan lama dan kualitasnya merata.

Gambar 11.3 Konstruksi Pelek Roda pada Mobil

2. Pelek Besi Tuang

Pelek besi tuang atau cast light-alloy disc wheel terbuat dari bahan campuran dari aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan menambah penampilan kendaraan.
Ukuran pelek antara satu jenis kendaraan berbeda dengan ukuran pelek pada mobil lainnya. Ukuran pelek dapat dilihat pada bodi pelek itu sendiri. Ukuran pelek berbeda dengan ukuran ban kendaraan. Ukuran pelek menunjukkan lebar, bentuk, dan diameter pelek.

Contoh ukuran pelek pada kendaraan adalah 5.50 Fx 15 SDC. Arti simbol ukuran pelek tersebut adalah Keterangan: 5.50: Lebar pelek (dalam inchi) 15 Diameter pelek (dalam inchi) F Bentuk flens pelek SDC Tipe rim.

Menurut standard industri Jepang (JIS), pelek berdasarkan tipe rimnya dapat dibagi menjadi enam kategori yang disajikan pada Tabel 11.1 berikut.

Tabel 11.1 Jenis-jenis Pelek Berdasarkan Rem
Jenis Pelek Singkatan
Divided Type Rim D.T
Drop Center Rim D.C
Wide Drop Center Rim W.D.C
Semi Drop Center Rim S.D.C
Flat Base Rim F.B
Interim Rim I.R

Jenis Pelek

Singkatan

Divided Type Rim

D.T

Drop Center Rim

D.C

Wide Drop Center Rim

W.D.C

Semi Drop Center Rim

S.D.C

Flat Base Rim

F.B

Interim Rim

I.R


Contoh soal 11.1. Sebuah pelek memiliki ukuran 5.00 S x 20 F.B. Bagaimana cara membaca kode pelek tersebut? Penyelesaian: Sebuah pelek memiliki ukuran 5.00 S x 20 F.B. Dengan demikian, lebar pelek adalah 5 inchi, bentuk flensnya S, diameter pelek 20 inchi, dan tipe peleknya Flat Base Rim.
Gambar 11.4 Bentuk Pelek Berdasarkan Tipe Rimnya
Berikut ini merupakan uraian lebih lanjut mengenai jenis-jenis pelek berdasarkan tipe rimnya.

1. Divide Type Rim

Pelekjenis divide type rim digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri (forklift dan sebagainya). Devide type rim paling cocok untuk keperluan buka dan pasang ban secara mudah. Pada tipe pelek ini, tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi, menurun kearah pusat dan membentuk taper. Bead yang miring mencegah penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang kuat dari bead dan pelek.

2. Drop Center Rim

Pelek drop center rim banyak digunakan pada mobil sedan dan truk kecil. Drop center rim terdiri dari satu bagian rim saja. Bentuk bagian tengah yang cekung dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead. Pelek ini juga memiliki taper untuk mencegah pergeseran antara ban dan pelek.

3. Wide Drop Center Rim

Saat ini ban dengan tekanan angin rendah'telah digunakan untuk menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar daripada jenis ban biasa sehingga memerlukan suatu pelek yang lebih lebar yaitu pelek wide drop center rim. Pelek ini banyak digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.

4. Flat Base Rim

Flat base rim digunakan untuk truk dan bus. Struktur pelek rata dan kuat seingga dapat menahan beban yang lebih berat. Pemasangan dan pelepasan ban dilakukan dengan melepas cincin sampingnya. Pelek jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead sebelah kiri tidak begitu jelas kelihatan tetapi ada taper sedikit. Pada sisi cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead tidak begitu baik, karena itu tidak direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.
Gambar 11.5 Tipe Pelek Flat Base Rim

5. Semi Drop Center Rim

Semi drop center rim digunakan untuk ban truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sedikit cekung memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan pelek diperbesar dengan adanya taper. Semi drop center rim terdiri dari tiga bagian untuk memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang di antara flens dan pelek induk disebut cincin pengunci (lock ring).

6. Interim Rim

Interim rim merupakan penyempurnaan dari flat base rim. Intern rim mempunyai konstruksi yang sama dengan wide base rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun ditemukan bahwa perbandingan (ratio) yang terbaik antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%. Penggunaan pelek yang lebih lebar dapat mencegah pembangkitan panas dalam ban dan membuat umur ban menjadi pendek dibandingkan dengan pelek yang lebar peleknya 57 % dari lebar ban.

Kegiatan 11.1

A. Judul Kegiatan :
Mengidentifikasi Macam-Macam Roda pada Kendaraan

B. Jenis Kegiatan:
Tugas Individu

C. Tujuan Kegiatan :
  1. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam suspensi pada kendaraan dengan benar. (KD 3)
  2. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam roda pada kendaraan dengan benar. (KD 3)
Gambar 11.6 Jenis jenis rim pada roda

D. Langkah Kegiatan

1. Cari dan bacalah beberapa artikel atau materi mengenai macam-macam roda yang ada di buku materi atau internet!
Judul buku yang dibaca: .....................................................
Rangkuman isi buku : .........................................................

2. Kunjungilah bengkel sekolahmu dan identjfikasilah beberapa macam roda pada beberapa mobil di bengkel sekolahmu!
Hasil  : .........................................................

3. Setelah itu, diskusikanlah dengan teman sekelasmu mengenai penggunaan macam-macam roda tersebut!
Hasil diskusi  : .........................................................

4. Tuliskan kesimpulan kerjamu mengenai fungsi roda pada kendaraan dengan rapi!
Kesimpulan:

5. Kumpulkanlah hasil kerjamu dengan tepat waktu untuk mendapatkan penilaian dari gurumu!

Permasalahan dan Penyelesaian

Permasalahan 11.1
Roda merupakan bagian penting pada kendaraan, tanpa roda kendaraan tidak dapat berjalan di jalan raya. Roda berfungsi untuk memikul beban kendaraan. Bagaimanakah persyaratan roda pada kendaraan yang baik?

Penyelesaian
Roda kendaraan.harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain: harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horizontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban, harus seringan mungkin, dan harus di-balance dengan baik sehingga roda dapat berputar lembut pada putaran ting8, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat mengikat ban dengan baik.

Permasalahan 11.2
Ukuran pelek antara satu jenis kendaraan berbeda dengan ukuran pelek pada mobil lainnya. Ukuran pelek dapat dilihat pada bodi pelek itu sendiri. Ukuran pelek berbeda dengan ukuran ban kendaraan. Ukuran pelek menunjukkan lebar, bentuk, dan diameter pelek. Sebuäh pelek memiliki ukuran 5.50 F x 15 W.D.C. Bagaimana cara membaca kode pelek tersebut?

Penyelesaian
Sebuah pelek memiliki ukuran 5.50 Fx 15 W.D.C. Dengan demikian, lebar pelek adalah 5,5 inchi, bentuk flensnya 6, diameter pelek 15 inchi, dan tipe peleknya Wide Drop Center Rim. Buatlah contoh permasalahan yang sejenis.

B. Kelurusan Roda (Wheel Alignment)

Front wheel aligment merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai faktor seperti camber, caster, KPI (king pin inclination) dan turning radius, yang bertujuan untuk meringankan kemudi, menstabilkan pengendalian kemudi, mengembalikan kemudi, dan memperkecil keausan ban. 

Sedangkan front wheel aligment sendiri berfungsi untuk mengatur sudut geometris dengan ukuran-ukuran yang di sesuaikan mengikuti faktor-faktor front wheel aligment. Fungsi dari wheel aligment atau geometri roda ini adalah untuk memaksimalkan kerja sistem kemudi, menstabilkan kendaraan, menghasilkan daya balik kemudi yang baik, dan mencegah terjadinya keausan yang lebih cepat.

Wheel aligmen terdiri dari beberapa faktor yaitu: camber, caster, toe angle, steering axis (king pin) inclination, dan turning radius. Pengaturan sudut pada setiap faktor front wheel aligment mengacu pada jenis sistem kemudi dan penggerak roda yang di gunakan pada masing-masing kendaraan, antara lain sebagai berikut.

1. Camber

Camber merupakan sudut yang terbentuk dari kemiringan roda secara vertikal (90) jika kendaraan dilihat dari depan. Besar sudut kemiringannya diukur dalam derajat. Ada tiga jenis camber pada kendaraan, yaitu: camber positif, camber 0, dan camber negatif. Camber positif terjadi apabila kemiringan roda bagian atas ke arah luar atau membentuk huruf (v). Camber positif dapat memperingan pengendalian/pengemudian kendaraan, memindahkan berat kendaraan yang diterima spindel, dan menyeimbangkan tarikan permukaan roda ke arah luar. Sudut camber positif yang terlalu besar mengakibatkan keausan roda terjadi pada bagian luar roda.

Gambar 11.7 Jenis-jenis camber
Camber negatif terjadi apabila kemiringan roda bagian atas ke arah dalam atau diasumsikan membentuk huruf (A) dilihat dari arah depan kendaraan. Camber negatif membuat kendaraan cenderung lurus dan stabil. Camber negatif berfungsi untuk memposisikan kendaraan dapat stabil pada saat berbelok, sebagai faktor keamanan pada saat kendaraan bermanuver di tikungan, dan mengembalikan  posisi roda bagian dalam ke posisi camber nol pada saat di tikungan.

Sudut camber negatif terlalu besar mengakibatkan keausan roda terjadi pada bagian dalam roda. Camber negatif menyebabkan pengemudian berat karena traksi roda ke permukaan jalan bertambah. Camber negatif menyebabkan efek kebebasan bantalan roda bertambah dan dapat memperbesar momen bengkok spindle.

Gambar 11.8 Camber nol 0, camber negatif, camber positif
Camber nol "0" terjadi apabila garis tengah roda sejajar dengan garis sumbu vertikal atau diasumsikan seperti huruf (1 ) sehingga tidak ada perubahan atau kemiringan ke arah luar atau dalam. Posisi roda lurus vertikal (90°) bila di lihat dari arah depan kendaraan. Camber 0 dapat mencegah keausan ban yang tidak merata. Camber 0 menyebabkan stabilitas pengemudian berkurang, menyebabkan getaran pada roda kemudi besar dan tidak stabil.

2. Caster

Caster merupakan kemiringan steering axis bagian atas ke arah depan atau belakang terhadap garis sumbu vertikal apabila dilihat dari samping kendaraan. Saat kendaraan berjalan lurus, caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam posisi lurus walaupun roda kemudi dilepas. Sedangkan, pada saat kendaraan membelok, ban menopang pada permukaan jalan dengan baik. Pada caster ada yang disebut dengan trail.

Gambar 11.9 Macam macam Caster Roda
Trail adalah jarak antara dari titik potong garis tengah steering axis dengan jalan dan titik pusat singgung ban dengan jalan. Caster positif merupakan kemiringan steering axis bagian atas ke arah belakang. Kendaraan pada umumnya menggunakan caster positif karena menghasilkan kestabilan kendaraan saat berjalan lurus dan daya balik kemudi setelah membelok. Caster positif yang besar membuat trail panjang dan daya balik kemudi makin besar.

Namun, caster positif memiliki kekurangan kemudi menjadi lebih berat. Caster negatif adalah kemiringan steering axis bagian atas ke arah depan. Caster negatif membuat kemudi ringan, tetapi kestabilan kendaraan menjadi berkurang, sehingga roda kemudi lebih sulit dikontrol.

3. Toe Angle

Toe angle terdiri dari susunan toe in dan toe out. Kendaraan dapat disebut memiliki toe in apabila jarak bagian depan roda depan (A) lebih kecil dari pada bagian belakang roda depan (B) jika dilihat dari atas. Toe-in dan Toe-out merupakan perbedaan antara jarak bagian depan dan jarak bagian belakang roda kanan dan kiri apabila kendaraan di lihat dari atas.

Gambar 11.10 Toe In dan Toe Out
Toe-in terjadi apabila bagian depan roda lebih kecil ke arah dalam dari pada bagian belakang roda jika dilihat dari atas (A < B). Toe-out terjadi apabila bagian depan roda lebih kecil ke arah luar dari pada bagian belakang roda jika dilihat dari atas (A > B).

Apabila bagian depan roda sama dengan bagian belakang roda maka disebut dengan toe-0. Toe terlalu positif dapat menyebabkan mobil melayang dan tidak stabil, akan timbul decitan ban pada saat belok, dan ban akan aus tidak merata pada bagian luar. Sedangkan, toe terlalu negatif menyebabkan mobil menjadi tidak stabil dan melayang serta ban akan aus tidak merata pada bagian dalam.

4. Steering Axis Inclination (Kingpin Inclination)

Steering axis adalah garis sumbu tempat roda berputar saat berbelok ke kiri atau ke kanan dan bisa digambarkan antara bagian atas dari shock absorber upper support bearing sampai lower suspension arm ball joint. Steering axis inclination adalah kemiringan steering axis bagian atas ke arah dalam apabila dipandang dari depan kendaraan. Steering axis inclination juga menghasilkan daya balik kemudi dengan cara memanfaatkan berat kendaraan.

Gambar Steering Axis Inclination (Kingpin Inclination)

5. Offset (Nilai ET)

Offset adalah jarak antara titik potong steering axis dengan jalan dan titik potong garis tengah ban dengan jalan. Offset yang lebih kecil akan membuat kemudi menjadi lebih ringan dan kejutan akibat pengereman dan percepatan berkurang. Akan tetapi kestabilan kendaraan menjadi berkurang.

velg offset
Ofset menunjukkan seberapa besar permukaan tengah velg menjorok ke dalam atau ke luar. Hal itu ditandai dengan bilangan angka plus kode berjuluk ET. Semisa' ET.5, ETA5, dan seterusnya. Semakin kecil angka maka penampang tengah pelek makin ceiong ke dalam dan bibir pelek lebar. Beberapa pengaruh offset pada kendaraan, antara lain sebagai berikut.
  1. Offset positif. Jarak offset diperlukan saat roda dibelokan agar ban tidak menggosok pada permukaan jalan, karena roda akan bergerak mengelilingi sumbu king-pin. Pada kendaraan hanya diperlukan sedikit offset. Offset yang terlalu besar akan mmbi, jika offset besar pengemudi terasa berat dan getaran cukup kuat.
  2. Offset nol. Pada saat roda dibelokkan dan offset nol terjadi, ban menggosok pada permukaan jalan . karena sumbu putar kemudi (king-pin) tepat pada garis simetris ban.
  3. Offset positif saat di rem.Pada kondisi jalan yang jelek/ koefisien gesek roda kiri dan kanan tidak sama, kendaraan akan cenderung membelok saat di rem.
  4. Offset negatif saat di rem. Pengereman kendaraan akan kurang pakem apabila koefisien gesek tidak sama atau lewat pada jalan yang jelek. Pada offset negatif kendaraan tetap berjalan lurus saat di rem.

6. Turning Radius

Turning radius adalah sudut roda untuk membelokan kendaraan. Kendaraan sewaktu berbelok akan membentuk radius melingkar pada masing-masing roda depan. Masing masing roda depan antara bagian kanan dan kiri memiliki jarak tempuh saat berbelok. Apabila roda depan bagian kanan dan kiri mempunyai sudut belok yang sama besar atau memiliki turning radius yang sama (ri = r2), maka masing-masing roda akan mengelilingi titik pusat yang berbeda (01 dan 02).

Gambar 11.11 Turning Radius pada Kendaraan
Akibatnya kendaraan tidak dapat membelok dengan lembut karena terjadinya side-slip roda-roda. Untuk menanggulangi hal ini, knuckle arm dan tie rod disusun agar pada saat membelok roda-roda menjadi sedikit toe out, sehingga sudut belok roda inner sedikit lebih besar daripada sudut outer serta titik putaran roda kiri dan kanan berimpit. Hal ini mengakibatkan turning radius menjadi berbeda ( r1> r2). Prinsip ini disebut prinsip ackerman. Hal ini akan membuat saat berbelok lebih halus dan nyaman.
Prinsip ackerman
Pada saat berbelok ke kanan maka langkah putaran roda kiri akan lebih banyak daripada roda bagian kanan. Apabila roda depan kanan dan kiri mempunyai sudut belok (turning radius) roda yang sama besar, maka akan menyebabkan roda-roda berputar mengelilingi titik pusat yang berbeda (01 dan 02) sehingga kendaraan tidak dapat membelok dengan lembut karena terjadinya side slip pada roda-roda. Untuk mencegah hal ini, knuckle arm diserongkan ke dalam, akibatnya sudut belok roda inner sedikit lebih besar daripada sudut belok roda outer. Prinsip ini disebut prinsip ackerman

7. Side Slip

Side slip adalah jumlah slipnya roda depan (kiri dan kanan) ke arah samping saat kendaraan berjalan lurus. Side slip diukur dengan side slip tester pada saat kendaraan bergerak lurus dan perlahan. Side slip dinyatakan dalam mm/m. Pada umumnya besar side slip adalah 0 sampai 3 mm. Tujuan pengukuran side slip adalah untuk menilai wheel alignment secara keseluruhan pada saat kendaraan berjalan lurus. Terjadinya side slip terutama disebabkan oleh camber atau toe in.

Permasalahan dan Penyelesaian

Permasalahan 11.3
Camber negatif terjadi apabila kemiringan roda bagian atas ke arah dalam atau diasumsikan membentuk huruf (A) dilihat dari arah depan kendaraan. Bagaimana pengaruh camber negatif terhadap kendaraan?

Penyelesaian
Camber negatif memberikan dampak pada kendaraan seperti membuat kendaraan cenderung lurus dan stabil, memposisikan kendaraan dapat stabil pada saat berbelok, sebagai faktor keamanan pada saat kendaraan bermanuver di tikungan, dan mengembalikan posisi roda bagian dalam ke posisi camber nol pada saat di tikungan.

Permasalahan 11.4
Caster positif merupakan kemiringan steering axis bagian atas ke arah belakang. Kendaraan pada umumnya menggunakan caster positif. Bagaimana kelebihan dan kekurangan caster positif?

Penyelesaian
Kendaraan pada umumnya menggunakan caster positif karena memiliki keuntungan yaitu menghasilkan kestabilan kendaraan saat berjalan lurus dan daya balik kemudi setelah membelok serta membuat trail panjang dan daya balik kemudi makin besar. Kekurangan caster positif adalah kemudi menjadi lebih berat,

C. Pelepasan, Pemasangan, dan Penyetelan Roda

Sebelum melakukan pelepasan maupun pemasangan roda kendaraan ada beberapa keselamatan diri yang harus diperhatikan. Keselamatan pada saat praktik otomotif harus diperhatikan dengan saksama agar kamu tidak mengalami kecelakaan kerja, sepert: tertimpa roda, tangan terjepit roda, atau memar terkena kunci. Keselamatan dalam melepas roda antara lain sebagai berikut.
  1. Saat mengangkat bagian depan dan belakang, pastikan bahwa kendaraan tidak memuat beban ekstra.
  2. Pada saat mengangkat kendaraan dengan menggunakan dongkrak, pastikan posisinya kuat.
  3. Apabila yang diangkat hanya bagian depan atau belakang saja, ganjallah roda demi keselamatan
  4. Gunakanlah penopang (jack stand) setelah kendaraan dinaikkan dengan dongkrak
Berikut ini merupakan uraian mengenai langkah-langkah pelepasan, pemasangan, dan penyetelan roda pada kendaraan.

1. Pelepasan Roda

Melepas roda dari dudukan dilakukan apabila terjadi kebocoran ban, mengganti roda dengan yan8 baru, perbaikan pada sistem rem, penyetelan roda, dan lain-lain. Pelepasan roda dilakukan dengan menggunakan kunci roda.
Gambar 11.13 wheel alignment pada kendaraan
Adapun langkah-langkah pelepasan roda, antara lain sebagai berikut. Proses melepas roda dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
  1. Posisikan kendaraan pada tempat yang rata. Jangan lupa berilah pengganjal pada roda.
  2. Bukalah tutup roda dan kendorkan sedikit mur-mur pengikat baut roda dengan kunci roda berlawanan arah jarum jam. Pada kendaraan lain juga ada putaran baut roda yang searah jarum jam khususnya pada roda bagian kiri kendaraan. Pastikan sebelum mengendorkan roda melihat tanda putaran pada mur roda yang biasanya ditandai dengan huruf L (untuk putaran kiri) dan huruf R (untuk putaran kanan). Pengendoran mur roda dilakukan secara menyilang seperti Gambar 11.13 agar nantinya mudah dilepas. Kendorkan mur cukup 1/2 putaran saja.
  3. Dongkrak kendaraan, kemudian topang dengan jack stand pada bagian yang aman didekat roda yang akan dilepas.
  4. Lepaskan mur-mur pengikat baut roda dengan menggunakan kunci roda. Langkah pelepasan mur-mur pengikat baut dilakukan sesuai dengan Gambar 11.13 tersebut. Pelepasan mur dilakukan secara menyilang sesuai dengan jumlah murpada setiap roda.
  5. Lepaskan roda dari baut pengikatnya dengan cara menariknya pelan-pelan tapi bertenaga.
  6. Setelah roda terlepas, letakkan roda pada tempat yang aman dan rata. Periksa kondisi roda apakah layak atau tidak layak digunakan.
Gambar 11.14 Pengencangan baut roda dengan kunci momen

2. Pemasangan Roda

Pada dasarnya, proses pemasangan roda mobil merupakan kebalikan dari langkah pelepasannya. Pemasangan roda dimulai dari memasang roda pada baut pengikat, memasang mur-mur pengikat baut roda, sampai dengan menutup bagian kap hub. Prosedur memasang roda dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut.
  1. Memasangkan roda pada baut-baut pengikat roda secara perlahan.
  2. Memasang mur-mur pengikat baut roda dengan menggunakan kunci roda
  3. Menaikkan dongkrak untuk mengambil jack stand dari tumpuan kendaraan.
  4. Menurunkan dongkrak untuk menurunkan kendaraan.
  5. Menutup tutup roda dan mengencangkan mur-mur menggunakan kunci momen.

Pada saat memasang roda hal yang harus diperhatikan adalah kekencangan mur roda. Kekencangan mur harus sesuai dengan momen pengencangan mur agar mur roda tidak kendor dan terlepas saat berjalan di jalan. Adapun momen pengencangannya adalah 103 N.m (1.050 kgf.cm, 76 ft.lbf). Lihat tabel dibawah ini untuk ukuran momen pengencangan lainnya.
Ukuran Sekrup Screws Grade
Thread A/F 8.8 (Nm/lb ft) 10.9 (Nm/lb ft) 12.9 (Nm/lb ft)
M 14 | 12 138 | 102 194 | 143 235 | 173
M 16 | 14 210 | 155 299 | 221 357 | 263
M 18 | 14 289 | 213 411 | 303 490 | 362
M 20 | 17 411 | 303 578 | 427 696 | 514
M 22 | 17 559 | 413 784 | 579 941 | 694
M 24 | 19 711 | 525 1000 | 738 1196 | 883
M 27 | 19 1049 | 774 1481 | 1.093 1775 | 1.310
M 30 | 22 1422 | 1.049 2010 | 1.483 2403 | 1.773
M 33 | 24 1932 | 1.426 2716 | 2.004 3266 | 2.410
M 36 | 27 2481 | 1.831 3491 | 2.576 4197 | 3.097
M 39 | – 3226 | 2.381 4531 | 3.344 5443 | 4.017
M 42 | 32 3991 | 2.945 5609 | 4.139 6727 | 4.965
M 45 | – 4992 | 3.684 7012 | 5.175 8414 | 6.210
M 48 | 36 6021 | 4.443 8473 | 6.253 10150 | 7.491
M 52 | – 7747 | 5.717 10885 | 8.033 13092 | 9.662
M 56 | 41 9650 | 7.122 13582 | 10.024 16279 | 12.937
M 60 | – 11964 | 8.829 16867 | 12.448 20202 | 14.909
M 64 | 46 14416 | 10.639 20300 | 14.981 24320 | 17.948
M 68 | – 17615 | 13.000 24771 | 18.281 29725 | 21.937
M 72 | 55 21081 | 15.558 29645 | 21.878 35573 | 26.253
M 76 | – 24973 | 18.430 35118 | 25.917 42141 | 31.100
M 80 | 65 29314 | 21.634 41222 | 30.422 49467 | 36.507
M 90 | 75 24525 | 31.383 59801 | 44.133 71761 | 52.960
M 100 | 85 59200 | 43.690 83250 | 61.439 99900 | 73.726

    3. Penyetelan Roda (Spooring dan Balancing)

    Roda sangat berpengaruh dalam kenyamanan berkendara. Kondisi jalan yang kurang baik, berlubang, dan terjal akan dengan mudah merubah presisi pada roda kendaraan. Perubahan presisi pada roda dapat diperbaiki dengan spooring dan balancing roda kendaraan. Spooring dilakukan terhadap keempat roda kendaraan sebagai langkah untuk meluruskan posisi roda depan dan belakang ban kendaraan agar kembali lurus sesuai dengan spesifikasinya.

    Biasanya dua roda depanlah yang akan diluruskan dan diatur agar kembali seperti sedia kala. Sedangkan, balancing adalah penyesuaian atau upaya menjaga keseimbang pada titik.atas bawah atau kiri kanan roda dengan cara menambahkan timah pada bagian yang kurang. Balancing dilakukan setelah penggantian ban atau pelek dan jika jarak tempuh atau kilometernya sudah mencapai batas untuk balancing.

    Berikut ini merupakan tanda-tanda kendaraan memerlukan spooring.
    1. Setir bergetar pada kecepatan tertentu karena roda depan langsung berkaitan dengan mekanisme kemudi.
    2. Kendaraan seakan berbelok sendiri atau bergerak ke arah tertentu padahal kendaraan sedang melaju lurus ke depan.
    3. Saat dibelokkan, roda kemudi tidak mau kembali berputar pada posisi semula saat dilepaskan.
    4. Kendaraan seperti berjalan miring.
    5. Permukaan ban sudah tidak rata atau aus.
    6. Saat dipakai parkir, walau itu parkir di tempat datar dan lurus, rodanya ada yang miring.
    7. Ban bagian belakang tidak sejajar lurus dengan bagian belakang saat dilihat dari belakang.
    Beberapa persiapan yang perlu dilakukan sebelum melaksanakarı spooring pada roda kendaraan, antara lain.
    1. Tempat pengukuran spooring atau front wheel alignment dilakukan di tempat yang rata dan datar.
    2. Memastikan kendaraan dalam keadaan tidak berbeban.
    3. Memastikan keausan ban rata dan tekanannya sesuai dengan spesifikasi.
    4. Memastikan bantalan roda dan sambungan-sambungan kemudi (ball joint) dalam keadaan baik.
    5. Mengukur wheel-track dan wheel-base dan hasilnya harus sesuai dengan spesifikasi.
    6. Memastikan sistem kemudi dan suspensi dalam kondisi baik.
    7. Memastikan rangka dalam posisi lurus dan simetris.
    Ada beberapa teknologi yang digunakan untuk melakukan spooring pada kendaraan, baik itu menggunakan benang, spooring bluetooth, spooring 3D, dan spooring robotik. Berikut ini merupakan peralatan yang digunakan untk melaksanakan spooring pada kendaraan, yaitu.

    a. Spooring dengan benang.

    Spooring ini dilakukan dengan menggunakan benang. Cara melakukan spooring dengan benang adalah 
    1. Ambil benang dan ikatkan pada pegas roda belakang atau komponen apa saja di bagian belakang dalam roda belakang.
    2. Tarik benang ke depan dan lingkarkan memutar sampai pada bagian roda belakang lainnya. 
    3. Perhatikan sisi-sisi roda depan (sisi belakang) apakah menyentuh atau mendorong benang.
    4. Atur panjang setelan tie rod untuk mendapatkan panjang yang pas, sehingga sisi ban depan bagian belakang menempel pas pada benang.
    Gambar 11.15 Cara Spooring menggunakan benang

    Lihat video cara spooring roda dengan benang

    b. Spooring dengan meteran.

    Cara spooring dengan meteran adalah jalankan mobil pada jalan yang rata dan lurus kira-kira sepanjang 3 meter. Kemudian, tarik rem tangan atau hand brake. Agar semua roda lurus, tarik meteran dan ukur jarak ban depan dari ban sebelah kiri ke ban sebelah kanan dengan posisi pengukuran. Tempelkan meteran pada bagian depan ban depan ukur jaraknya dari ban sebelah kiri ké ban sebelah kanan. Selanjutnya, ukur kembali jarak ban depan dari ban sebelah kiri ke kanan, namun dengan posisi yang berubah: tempelkan meteran pada bagian belakang ban depan, ukur jarak dari ban sebelah kiri ke ban sebelah kanan. Pastikan ukurannya sama dengan batas atau limit 1-5 mm. Kemudian, kendurkan mur tie rod dan setel tie rod dengan cara memutar tie rod ban sampai dengan ukuran ban depan di sisi luar membentuk kuncup dengan batas antara 1 sampai dengan 5 mm.

    Lihat tutorial dibawah ii untuk cara spooring pakai meteran

    c. Spooring bluetooth

    Sementara itu ada juga teknik lain, yaitu menggunakan bluetooth dilakukan dengan menggunakan teknologi yang lebih akurat dalam mentransfer hasil data dari head ke CPU. Hasil pengukurannya lebih akurat.
    Gambar 11.16 Cara Spooring menggunakan bluetooth

    d. Spooring 3 Dimensi (3D)

    Dimana cara ini menghasilkan hasil yang lebih akurat. Spooring yang tidak akurat akan mengakibatkan umur ban menjadi lebih pendek dan dapat membahayakan keselamatan. Spooring dengan teknologi Kamera 3D akan lebih akurat karena tidak dipengaruhi oleh faktor lain seperti kemiringan lift akan mempengaruhi hasil dari mesin konvensional, sedangkan dengan Kamera 3D hal ini tidak akan mempengaruhi hasil spooring.

    e. spooring robotik

    Metode spooring ini dilakukan tanpa memasangkan alat pada roda kendaraan. Hasil pengukuran akan langsung terlihat tanpa menyentuh roda kendaraan.

    Tabel 2. Cara penyetelan spooring atau front wheel alignment

    Aspek

    Komponen Yang distel

    Cara Penyetelan

    TOE

    Tie-rod

    Mengubah panjang/pendeknya Tie-Rod dengan memutarnya

    CAMBER

    Dudukan lengan suspensi

    Mengubah panjang-pendeknya lengan suspensi dengan menambah /mengurangi shim atau memutar baut/nok penyetel eksentrik.

    CASTER

    Dudukan lengan suspensi

    Mengubah panjang-pendeknya lengan suspensi dengan menambah /mengurangi shim atau memutar baut/nok penyetel eksentrik.

    KINGPIN INCLINATION (KPI)

    Tidak Bisa distel

    -

    TURNING RADIUS

    Lengan Kemudi

    Mengubah kedudukan (maju/mundurkan) baut stopper.


    Setelah mempelajari spooring, kamu akan mempelajari balancing pada roda. Balancing dilakukan untuk menghilangkan getaran-getaran kecil ketika kendaraan berjalan. Getaran itu bisa dirasakan pada kemudi. Ada dua jenis balancing yaitu static balancing dan dinamic balancing. Static balancing merupakan cara yang digunakan untuk melakukan balancing roda secara manual tanpa menggunakan mesin.

    Sedangkan, dinamic balancing merupakan cara balancing roda yang menggunakan mesin dengan mencari titik ketidak seimbangannya.

    Sebelum melaksanakan balancing pada roda, kita harus memeriksa kondisi ban terlebih dahulu.
    Berikut ini merupakan langkah pemeriksaan kondisi ban pada kendaraan.
    1. a. Periksa ada tidaknya potongan logam atau batu yang terselip pada alur tread.
    2. b. Periksa kemungkinan bagian tread pecah atau rusak.
    3. Periksa kemungkinan ada lumpur atau pasir yang melekat pada bagian dalam pelek.
    4. e. Periksa apakah getaran ban jelas terlihat.
    5. f. Periksa ada tidaknya benda asing yang masuk di dalam ban yaitu dengan mendengarkan suara di dalam ban.

    Langkah-langkah membalans statik pada kendaraan antara lain sebagai berikut.
    1. a. Melepaskan roda dari kendaraan
    2. b. Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada pelek sebelum dilakukan penyeimbangan.
    3. c. Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah pada pelek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat.
    4. d. Memeriksa kembali (menyeimbangkan roda) untuk memastikan hasil yang diinginkan
    5. e. Memeriksa roda dengan keseimbangan dinamik, apabila keseimbangan statis tidak baik.

    Cara Balancing Ban Mobil

    Sedangkan, langkah-langkah atau cara membalancing dinamis pada kendaraan antara lain sebagai berikut.
    Gambar 11.17 Melakukan balancing pada roda
    1. Mengangkat mobil dengan dongkrak pada bagian yang akan dilepas rodanya. Kemudian, menyangga mobil dengan jack stand untuk pengaman.
    2. Melepas roda dari hubungan porosnya dengan membuka mur-murnya secara menyilang.
    3. Membersihkan kotoran atau bobot penyeimbang dari roda dengan wheel plier (penjepit khusus).
    4. Memeriksa tekanan ban supaya sesuai dengan spesifikasi. Memeriksa keadaan pelek dan ban (bagian yang aus).
    5. Mencatat ukuran ban dan ukuran pelek.
    6. Melepas adaptor dari poros utama dinamik wheel balancer dengan memutarkan mur pengikat. Setelah jumlah pemegang universal pada adaptor sesuai dengan jumlah lubang baut dari roda (misalnya: 4,5 atau 3 lubang). Roda gigi 1 tepat pada 0, roda gigi yang lain tepat pada tanda panah (sesuai dengan jumlah lubang yang diperlukan).
    7. Menempatkan adaptor pada penyangga roda.
    8. Menyetel tangkai universal dengan jalan memutarkan salah satu gigi universal sesuai dengan lubang-lubang baut roda dan roda gigi yang akan ikut berputar
    9. Memasang roda pada adaptor dilaksanakan di atas penyangga roda. Catatan: Bila lubang baut pada roda mempunyai garis tengah lebih besar dari universal dapat dipergunakan selongsong yang tersedia.
    10. Mengeraskan Flens pengikat dengan menggunakan palu kayu/ plastik.
    11. Mengeset gram meter dalam keadaan mesin berjalan pada kedudukan "O". Mengeset phase meter dalam keadaan berjalan pada kedudukan "0"
    12. Memasang roda yang telah terpasang pada adaptor ke sumbu utama dari mesin penyeimbang
    13. Mengeraskan mur pengikat pada sumbu utama dengan kekuatan tangan (tidak boleh dengan alat-alat lain) dengan memutar roda dengan tangan.
    14. Memberi tanda pada roda dengan kapur sesuai dengan pembagian skala yang terdapat pada poros utama.
    15. Mengatur rim diameter selector sesuai dengan garis tengah ban/roda. Mengatur rim width selector sesuai dengan ukuran lebar dari ban/roda
    16. Mengaturplane selector untuk menentukan pembebanan. Catatan: pada angka 1 untuk penyeimbang roda bagian luar. Angka2 untuk penyeimbang roda bagian dalam.
    17. Menekan tombol on alat penyeimbang setelah steker dipasangkan.
    18. Membaca jumlah gram bobot penyeimbang pada gram meter.
    19. Membaca tempat kedudukan penyeimbang pada phase meter.
    20. Menekan tombol off alat penyeimbang dan mengerem sampai roda berhenti. Mencocokkan angka dari phase meter dengan angka pada sumbu utama, roda diputar dengan tangan.
    21. Memasang bobot penyeimbang pada roda sesuai dengan berat dan tempat dari pembacaan gram meter/phase meter. Setellah adaptor dan roda dilepas dari poros utama.
    22. Mengecek pembebanan balancing dengan menghidupkan kembali pesawat penyeimbang, sampai jarum gram meter harus berada pada daerah hijau. Catatan: apabila jarum gram meter tidak berada pada daerah hijau maka pengukuran harus dimulai kembali seperti semula.
    23. Melepaskan adaptor dari poros utama pesawat penyeimbang roda.
    24. Melepaskan roda dari adaptor dengan meletakkan di atas penyangga roda/standart.
    25. Memasang kembali roda pada mobil.
    Gambar 11.18 Memasang weigth balancing pada roda

    Permasalahan dan Penyelesaian

    Permasalahan 11.5
    Spooring dilakukan terhadap keempat roda kendaraan sebagai langkah untuk meluruskan posisi roda depan dan belakang ban kendaraan agar kembali lurus sesuai dengan spesifikasinya. Bagaimana tanda-tanda kendaraan memerlukan spooring?

    Penyelesaian
    1. Tanda-tanda kendaraan memerlukan spooring antara lain sebagai berikut. Setir bergetar pada kecepatan tertentu karena roda depan langsung berkaitan dengan mekanisme kemudi.
    2. Kendaraan seakan berbelok sendiri atau bergerak ke arah tertentu padahal kendaraan sedang melaju lurus ke depan.
    3. Saat dibelokkan, roda kemudi tidak mau kembali berputar pada posisi semula saat dilepaskan. Kendaraan seperti berjalan miring.
    4. Permukaan ban sudah tidak rata atau aus.
    5. Saat dipakai parkir, walau itu parkir di tempat datar dan lurus, rodanya ada yang miring. Ban bagian belakang tidak sejajar lurus dengan bagian belakang saat dilihat dari belakang

    Permasalahan 11.6
    Toe angle terdiri dari susunan toe in dan toe out. Toe-in dan toe-out merupakan perbedaan antara jarak bagian depan dan jarak bagian belakang roda kanan dan kiri apabila kendaraan di lihat dari atas. Bagaimana cara mengatur toe pada roda kendaraan?

    Penyelesaian
    Langkah-langkah mengatur toe yang terlalu besar adalah mengubah panjang-pendeknya tie rod dengan memutarnya.

    SOAL HOTS (High-Order Thinking Skills) Melepas, Memasang, dan Menyetel Roda pada Kendaraan Ringan

    Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E serta tuliskan alasannya!

    1. Sebuah pelek pada mobil memiliki ukuran 5.00 Sx20 F.B. Berdasarkan ukuran terselbut, pembacaan hasil pengukuran yang tepat adalah..
    A. lebar pelek adalah 5 cm
    B. diameter pelek 20 inchi
    C. bentuk flens FB
    D. tipe peleknya Divided Type Rim
    E. tipe peleknya Semi Drop Center Rim

    2. Camber positif terjadi apabila kemiringan roda bagian atas ke arah luar atau membentuk huruf (v). Berikut ini merupakan dampak sudut camber positif yang terlalu besar adalah...
    A. memperingan pengendalian/pengemudian kendaraan
    3. memindahkan berat kendaraan yang diterima spindel
    C. menyeimbangkan tarikan permukaan roda ke arah luar
    D. keausan roda terjadi pada bagian luar roda
    E. memperbesar momen bengkok spindle

    3. Pelepasan dan pemasangan roda dan ban harus dilakukan dengan tepat agar tidak merusak komponen roda dan ban. Berikut ini peralatan yang digunakan untuk melepas dan memasang roda adalah...
    A. jack stand, dongkrak, kunci ring, dan palu
    B. dongkrak, kunci ring, tang, obeng
    C. kunci roda, jack stand, dongkrak, dan kunci momen
    D. kunci ring, jack stand, dongkrak, dan kunci momen
    E. kunci ring, tang, dan jack stand

    4. Spooring dilakukan terhadap keempat roda kendaraan sebagai langkah untuk meluruskan posisi roda depan dan belakang ban kendaraan agar kembali lurus sesuai dengan spesifikasinya. Berikut ini merupakan tanda-tanda kendaraan memerlukan spooring adalah..
    A. kendaraan seakan berbelok sendirí atau bergerak ke arah tertentu padahal kendaraan sedang melaju lurus ke depan
    B. permukaan ban masih bagus saat diparkir posisi keempat roda lurus
    D. kebebasan roda kemudi terlalu besar
    E. kondisi roda kanan dan kiri sama

    5. Saat dibelokkan, roda kemudi tidak mau kembali berputar pada posisi semula saat dilepaskan merupakan; salah satu gejala kerusakan pada sasis kendaraan. Salah satu langkah mengatasi gejala kerusakan tersebut adalah .
    A. melakukan perbaikan pada sistem transmisi
    B. mengganti pelat kopling
    C. mengganti kampas rem
    D. mengganti roda kemudi
    E. melaksanakan spooring pada roda

    Jawablah beberapa pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar!
    1. Roda merupakan bagian penting pada kendaraan, tanpa roda kendaraan tidak dapat berjalan di jalan raya. Roda berfungsi untuk memikul beban kendaraan. Bagaimanakah persyaratan roda pada kendaraan yang baik?
    2. Sebuah pelek pada mobil memiliki ukuran 5.00 S x 20 F.B. Bagaimana pembacaan ukuran pelek tersebut?
    3. Camber nol "O" terjadi apabila garis tengah roda sejajar dengan garis sumbu vertikal atau diasumsikan seperti huruf ( 1) sehingga tidak ada perubahan atau kemiringan ke arah luar atau dalam. Bagaimana pengaruh camber nol pada kendaraan?
    6. Berikut ini merupakan fungsi roda pada kendaraan adalah..
    A. meluruskan kaki-kaki depan kendaraan
    B. mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan
    C. menahan beban kendaraan
    D. memindahkan tenaga ke transmisi
    E. memperbesar momen putar pada kendaraan

    7. Berikut ini merupakan syarat roda pada kendaraan adalah..
    A. harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horizontal
    B harus seberat mungkin
    C. terbuat dari campuran besi dan asbes
    D. tahan panas dan gesekan
    E. tahan terhadap momen puntir

    8. Sebuah pelek pada mobil memiliki ukuran 5.50 Sx 20 F.B. Berdasarkan ukuran tersebut, pembacaan hasil pengukuran yang tepat adalah..
    A. lebar pelek adalah 5,5 cm
    B. diameter pelek 20 inchi
    C. bentuk flens FB
    D. lebar pelek adalah 5,5 inchi
    E. tipe peleknya semi drop center rim

    9. Keadaan dimana garis tengah roda sejajar dengan garis sumbu vertikal atau diasumsikan seperti huruf (1 ) sehingga tidak ada perubahan atau kemiringan ke arah luar atau dalam adalah..
    A. camber positif
    B. camber nol
    C. camber negatif
    D. caster positif
    E. caster nol

    10. Kemiringan steering axis bagian atas ke arah depan disebut juga..
    A. camber positif
    B. camber nol
    C. camber negatif
    D. caster positif
    E. Caster negatif

    11. Berikut ini merupakan akibat sudut toe terlalu negatif adalah.
    A. ban akan aus tidak merata pada bagian dalam
    B. ban akan aus tidak merata pada bagian luar
    C. ban akan mengalami keausan spot
    D. gerakan mobil stabil
    E. roda slip ke samping

    12. Aspek spooring yang tidak membųtuhkan penyetelan adalah.. 
    A. toe-in
    B. turning-radius 
    C. king Pin Inclination
    D. camber
    E. caster

    13. Komponen yang ditambahkan pada roda kendaraan apabila roda tidak seimbang adalah...
    A. besi
    B. bobot penyeimbang
    C plastik penyeimbang
    D. magnet
    E. tembaga

    Perhatikan petunjuk berikut ini.
    A. Pernyataan benar, alasan benar, dan mempunyai hubungan sebab akibat.
    B. Pernyataan benar, alasan benar, tetapi tidak memipunyai hubungan sebab akibat.
    C. Pernyataan benar, alasan salah.
    D. Pernyataan salah, alasan benar
    E. Pernyataan dan alasan semuanya salah.

    Gunakan petunjuk di atas untuk nomor 9 dan 10.
    14. Salah satu syarat roda yang baik adalah harus seringan mungkin dan seimbang.
    SEBAB
    Roda yang seimbang dapat berputar lembut pada putaran tinggi.
    Jawaban: ...

    15. Steering axis inclination adalah kemiringan steering axis bagian atas ke arah dalam apabila dipandang dari depan kendaraan.
    SEBAB
    Steering axis inclination menghasilkan daya balik kemudi dengan cara memanfaatkan berat kendaraan.
    Jawaban:

    Demikian materi Melepas, Memasang, dan Menyetel Roda pada Kendaraan Ringan ini kami susun dengan teliti. Semoga bisa menambah pengetahuan pembaca autominilab.