Cara Menerapkan prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi

4.3 Menerapkan prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi
Illustrasi Prinsip Pengendalian Kontaminasi

Bintan Kite - Kontaminasi dapat diartikan sebagai bahan tercampur atau tercemarnya suatu bahan yang dapat menyebarkan racun. Selain itu, kontaminasi lingkungan juga dapat berarti terjadinya kebisingan atau kegaduhan. Limbah-limbah yang berasal dari bengkel otomotif dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi pada lingkungan sekitar dan kemudian limbah-limbah ini dapat mengganggu keseimbangan alam. Oleh karena itu, pengendalian kontaminasi pada bengkel otomotif perlu dilakukan agar tidak mencemari lingkungan.

Cara Menerapkan Prinsip-prinsip Pengendalian Kontaminasi

Pengendalian kontaminasi di bidang otomotif dilakukan dengan prinsip- prinsip pengendalian kontaminasi. Adapun prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi yang dapat diterapkan antara lain sebagai berikut.
  1. Melakukan daya dan upaya pencegahan terhadap terjadinya pencemaran di lingkungan kerja dan sekitarnya.
  2. Membangun sikap dan karakter peduli terhadap kebersihan lingkungan kerja dan sekitarnya.
  3. Membangun kesadaran diri atau self reminded dan orang lain tentang pentingnya mencintai lingkungan kerja.
  4. Membangun sikap peduli atau take care terhadap kepentingan orang lain.
  5. Meningkatkan kesadaran karyawan akan pentingnya kesehatan lingkungan.
Berikut adalah penerapan prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi serta keuntungannya.

1. Penerapan Prinsip-prinsip Pengendalian Kontaminasi dibidang Otomotif

Penerapan prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi dibidang Otomotif pada dasarnya adalah suatu upaya untuk meniadakan kontaminasi/pencemaran yang terjadi di lingkungan kerja dan sekitarnya. Hal ini bertujuan agar tercipta suatu suasana lingkungan kerja aman, nyaman, dan sehat yang akan menguntungkan semua pihak. Jenis-jenis kontaminasi yang ada di bengkel otomotif dapat berupa limbah cair dan padat, baik logam maupun nonlogam.

Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kontaminasi pada (di) bengkel otomotif.

a. Limbah cair pada bengkel otomotif

4.3 Menerapkan prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi
Limbah Cair

Limbah cair pada bengkel otomotif dapat berupa oli, minyak rem, alkohol, dan solvent (bahan pelarut). Limbah cair ini sebaiknya ditampung dalam kaleng, botol, atau drum tertutup dan ditempatkan jauh dari sumber kebakaran. Selain itu, perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut sebelum dialirkan ke sungai. Pengisian baterai basah (aki), sebaiknya dilakukan di ruang khusus dan jauh dari bahan mudah terbakar ataupun tegangan listrik yang dapat menimbulkan percikan api.

Artikel Terkait

Hal ini karena baterai basah mengandung asam sulfat (H2SO4) dan gas hidrogen (H2) yang jika tersulut api akan menimbulkan ledakan atau kebakaran. Selain itu, bau dari asam sulfat cukup menyengat dan mengganggu kesehatan.

b. Limbah gas pada bengkel otomotif

4.3 Menerapkan prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi
Two-Hole Oil Venting Pot

Limbah gas pada bengkel otomotif dapat berupa karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), dan hidrogen klorida (HCI). Limbah gas ini sebaiknya difilter sehingga gas yang keluar ke lingkungan tidak lagi berbahaya.

c.Limbah padat nonlogam pada bengkel otomotif

4.3 Menerapkan prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi
Limbah Botoh Mineral

Limbah padat nonlogam yang ada pada bengkel dapat berupa kertas, plastik, karet, kain, kampas rem, kampas kopling, kaca, mika, dan fiber. Limbah padat nonlogam dan mudah terbakar ini dapat dikumpulkan dan diikat, kemudian ditempatkan di tempat khusus yang jauh dari potensi kebakaran. Selain itu, limbah ini juga dapat didaur ulang menjadi barang lain.

d. Limbah padat logam dari bengkel

4.3 Menerapkan prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi
Limbah Komponen Mobil

Limbah padat logam bersumber dari bengkel dapat berupa potongan kawat, tembaga besi, aluminium, dan kuningan. Limbah padat logam ini sebaiknya dikumpulkan dalam tong atau drum tertutup. Limbah padat logam dapat dijual untuk didaur ulang oleh pabrik pengolahan limbah logam.

2. Keuntungan Penerapan Prinsip-prinsip Pengendalian Kontaminasi

Beberapa keuntungan yang didapatkan saat menerapkan prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi di bengkel adalah sebagai berikut

  1. Kondisi bengkel menjadi bersih dan rapi. Dengan adanya pengendalian kontaminasi di bengkel, hal yang menyebabkan bengkel kotor akan lebih diminimalkan sehingga bengkel akan terus terlihat bersih dan rapi.
  2. Kondisi lingkungan menjadi sehat. Dengan adanya pengendalian kontaminasi di bengkel, bengkel akan terjaga kebersihannya sehingga lebih menyehatkan bagi orang-orang yang ada di sekitar bengkel.
  3. Tidak merusak lingkungan. Dengan adanya pengendalian kontaminasi bengkel, lingkungan kerja menjadi terjaga dan terhindar dari kerusakan.
  4. Produktivitas kerja karyawan menjadi meningkat. Dengan adanya pengendalian kontaminasi di bengkel, karyawan akan lebih merasa nyaman karena kondisi tempat kerjanya lebih sehat dan bersih sehingga berpengaruh terhadap produktivitas karyawan yang semakin meningkat.
  5. Memuaskan konsumen. Dengan pengendalian kontaminasi bengkel, kondisi bengkel akan lebih bersih dan sehat sehingga membuat konsumen akan merasa lebih puas saat merasakan fasilitas yang tersedia.
  6. Nilai jual bengkel akan menjadi lebih baik. Kondisi bengkel yang bersih dan sehat akan membuat para konsumen yang berkunjung merasa senang, nyaman, serta puas atas pelayanan yang diberikan sehingga akan menambah nilai jual bengkel.
  7. Perlahan akan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Dengan pengendalian kontaminasi dibengkel, akan terjaga kebersihannya dan lebih sehat sehingga para karyawan dapat bekerja dengan nyaman dan lebih sejahtera.
Demikian uraian kami pada KD 4.3 Cara Menerapkan prinsip-prinsip pengendalian kontaminasi. Rajin belajar dan terus membaca, akan membuka cakrawala pengetahuan yang sangat luas. Semoga sukses dalam belajarnya.