Memahami Sikap dan Perilaku Wirausahawan

Memahami sikap  dan perilaku wirausahawan - Era Revolusi Industri 4.0 yang berkembang saat ini memberi tantangan tersendiri bagi pertumbuhan penduduk di Indonesia dengan sangat pesat.
Pertumbuhan penduduk tersebut menuntut pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan. Ketidak seimbangan jumlah penduduk usia kerja dengan jumlah lapangan pekerjaan menimbulkan masalah pengangguran yang akan selalu menjadi “Pekerjaan rumah” bagi pemerintah.

Walaupun pada tahun 2019 ini terjadi penurunan jumlah penduduk yang menganggur sebanyak 50 ribu orang. Namun, hal tersebut belum cukup untuk menyelesaikan permasalahan pengangguran di Indonesia.

Memahami Sikap  dan Perilaku Wirausahawan

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengubah mindset atau pola pikir masyarakat Indonesia dari menjadi pencari kerja atau menjadi karyawan menjadi penyedia usaha dengan membuka lapangan kerja baru bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat luas.

Namun selain menyediakan lapangan pekerjaan, pemerintah pun harus mulai membekali setiap generasi mudanya keterampilan-keterampilan yang sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga dapat bersaing di kancah nasional maupun internasional.

Ada 4 keterampilan yang harus dimiliki menurut Global Bussines Coalition For Education, yaitu sebagai berikut.

1. Workforce Readiness

Kemampuan untuk bisa menghadapi tantangan dalam mencari pekerjaan, mempertahankan pekerjaan dan sukses dipekerjaannya. Misalnya, literasi, berhitung, digital, melek huruf, menulis, presentasi diri, manajemen waktu, profesionalisme, etika, dan norma sosial.

2. Soft Skill

Soft Skill yang dimaksud meliputi sebagai berikut, ketrampilan sosial, keterampilan komunikasi dan kemampuan lain yang mendukung hubungan interpersonal dan interaksi dengan orang lain, seperti komunikasi, berpikir kritis, berpikir kreatif, kolaborasi, kemampuan beradaptasi, inisiatif, kepemimpinan, sosial, pembelajaran emosional, kerja tim, kepercayaan diri, empati, dan memiliki kesadaran dengan apa yang dilakukannya.

3. Technical skill

Keterampilan teknik yang dimaksud adalah pengetahuan dan kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan spesifik yang tidak semua orang bisa melakukannya. Misalnya programer komputer, manajemen proyek, manajemen keuangan, mekanik mesin, peneliti, dan lain sebagainya.

4. Entrepreneurship

Kemampuan dan karakter yang mendukung kesuksesan menciptakan dan membangun lapangan kerja atau membangun ide-ide baru. Keempat keterampilan tersebut merupakan Lifelong Learning (pembelajaran sepanjang hayat), yaitu proses berkelanjutan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru sebagai individu melalui profesionalisme dan karier pribadi mereka.

Salah satu dari 4 keterampilan yang dikemukakan oleh Global Bussines Coalition For Education adalah Entrepreneurship atau kewirausahaan. Entrepreneurship as a skill menurut Global Bussines Coalition For Education adalah suatu keterampilan yang memungkinkan untuk memberi peluang unik bagi kaum muda di seluruh dunia untuk mengurangi hambatan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Selain itu, akan memberikan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sumber daya lokal. Untuk pemerintah, menjadi wirausaha merupakan salah satu solusi menuju kemandirian bangsa. Jumlah wirausaha di Indonesia pada saat ini baru mencapai 3,1 persen dari jumlah penduduk di Indonesia yang berjumlah sekitar 238 juta jiwa, atau sekitar 8 juta jiwa mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Akan tetapi Indonesia masih kalah oleh negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam yang memiliki persentasi jumlah wirausaha di atas 3,1 persen.

Peningkatan jumlah wirausaha di Indonesia yang belum maksimal, menyebabkan pendapatan per kapita di Indonesia masih rendah. Oleh karena itu, perlu adanya gerakan yang membuat generasi muda bangsa ikut berperan serta dalam mengembangkan sektor kewirausahaan dengan cara mendorong mereka menjadi wirausaha.

Hal tersebut sesuai dengan harapan dari pemerintah, di mana generasi muda kita mampu bersaing dalam perdagangan bebas yang sudah mulai masuk ke dalam negeri. Selain menjadi wirausaha, pemerintah juga berharap produk-produk Indonesia dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri dan mampu memenuhi pasar dalam negeri yang masih terbuka, sehingga dapat membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jumlah wirausaha di Indonesia masih perlu ditingkatkan karena dianggap masih sangat rendah, sehingga tidak dapat mendukung tumbuhnya perekonomian di Indonesia secara maksimal.

Pertumbuhan jumlah wirausaha dan usaha kecil perlu didukung oleh lembaga pendidikan, salah satunya adalah Sekolah Menengah Kejuruan. Selain dituntut untuk menghasilkan lulusan yang dapat diserap oleh dunia industri atau dunia usaha, peserta didik SMK pun dapat diarahkan untuk menjadi seorang wirausaha atau membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Oleh karena itu, penumbuan karakter wirausaha harus muncul pada pembelajaran di SMK yang akan menjadi modal dasar bagi peserta didik dalam berwirausaha. Karakter wirausaha ini lah yang paling penting, karena tanpa adanya karakter wirausaha pada diri peserta didik, maka peluang usaha sebesar apapun tidak dapat dimanfaatkannya untuk menjadi suatu usaha yang maju.

Pada bab ini akan dipaparkan sikap dan perilaku wirausahawan, ketrampilan yang mendukung berwirausaha di era Revolusi Industri 4.0 dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam berwirausaha.

A. Konsep Kewirausahaan dan Wirausaha

Konsep wirausaha berasal dari dua kata, yaitu wira dan usaha yang merupakan kata kerja. Wira memiliki arti orang yang gagah berani, teladan, pejuang, dan unggul, sedangkan usaha yang berarti perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Jadi, secara harfiah wirausaha adalah seorang yang memiliki keberanian, unggul, dan keteladanan melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan.

Materi Memahami Sikap  dan Perilaku Wirausahawan (Kewirausahaan)
Gambar 1-1 Kewirausahaan
Sedangkan istilah wirausahawan atau entrepreneur memiliki pengertian individu yang menciptakan bisnis baru, menanggung sebagian besar risiko dan menikmati sebagian besar penghargaan. Pengusaha umumnya dilihat sebagai inovator, sumber ide-ide baru, barang, jasa, dan bisnis.

Menurut Joseph Schumpeter, wirausaha adalah orang yang mampu menciptakan dan memperkenalkan barang dan jasa yang baru dari bahan baku yang belum digunakan oleh siapapun. Dalam definisi tersebut lebih menekankan bahwa wirausaha adalah seseorang yang mampu melihat peluang usaha dan memanfaatkan peluang usaha tersebut untuk mencipatakan produk barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan.

Kemampuan melihat dan memanfaatkan peluang, mengumpulkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan, dan mengambil keputusan dengan tepat, serta memiliki kreativitas, dan inovatif untuk mendapatkan keuntungan, ataupun untukmeningkatkan pendapatan.

Wirausahawan atau pengusaha memainkan peran kunci dalam ekonomi apa pun, menggunakan keterampilan dan inisiatif yang diperlukan untuk mengantisipasi kebutuhan dan membawa ide-ide baru yang baik ke pasar.

Pengusaha yang terbukti berhasil dalam mengambil risiko dari startup dihargai dengan keuntungan, ketenaran, dan peluang pertumbuhan berkelanjutan. Mereka yang gagal, menderita kerugian dan menjadi kurang lazim di pasar. Kreatif, inovatif dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha pun merupakan kunci utama keberhasilan soerang wirausahawan.

Istilah kewirausahaan merupakan kata sifat yang lebih menekankan kepada sifat, watak atau karakter serta jiwa yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Karena watak, sikap, dan jiwa ini lah yang akan menentukan keberhasilan usaha yang akan atau sedang dijalankan.

B. Karakter Wirausaha

Katrakterisik adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki seseorang, meliputi, watak, perilaku, tabiat, dan sikap. Jadi karakteristik wirausaha adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki seorang wirausaha yang membedakan dia dengan kebanyakan orang.

Materi Memahami Sikap  dan Perilaku Wirausahawan (Kewirausahaan)
Gambar 1-2 Karakteristik Wirausaha
Karakteristik wirausaha yang tergolong berhasil menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.
  • Memiliki komitmen dan tekad yang bulat dalam menjalankan bisnis atau usahanya, serta memberikan perhatian, atau kepedulainnya secara maksimal terhadap usaha yang akan atau sedang dijalankan. Keraguraguan atau tekad yang setengah-setangah dapat mengakibatkan kegagalan dalam berwirausaha.
  • Memiliki rasa tanggung jawab terhadap usaha yang akan atau sedang dijalankan dan memiliki tanggung jawab dalam menggunakan sumber daya yang dibutuhkan dalam usahanya.
  • Memiliki obsesi atau ambisi untuk beriovasi dan mencari ide-ide peluang usaha. Kemampuan dalam mencari dan memanfaatkan peluang yang ada sangat menentukan keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha atau bisnis.
  • Tahan terhadap resiko dan ketidakpastian, seorang wirausaha harus belajar untuk mengelola resiko yang mungkin ditemuinya. Selain itu, seorang wirausahawan harus siap dengan ketidakpastian dari apa yang akan terjadi ke depannya. Wirausaha yang berhasil biasanya memiliki toleransi terhadap pandangan yang berbeda dan ketidakpastian.
  • Memiliki rasa percaya diri dan keyakinan yang kuat terhadap kemampuan baik kemampuannya sendiri, maupun kemampuan usaha yang dijalankannya.
  • Kretif dan fleksibel terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi maupun yang telah dihadapi. Misalnya kemampuan untuk menghadapi perubahan permintaan dan perkembangan teknologi. Kekakuan dalam menghadapi perkembangan, baik itu perkembangan teknologi, maupun perubahan permintaan kebutuhan dapat seringkali membawa kegagalan. Selain itu, seorang wirausahawan harus dapat berinovasi sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
  • Memiliki kemampuan evaluatif yang tinggi, artinya wirausahawan tersebut selalu memerlukan umpan balik langsung dari apa yang telah dilakukan, sehingga dapat melakukan perbaikan-perbaikan dengan segera. Dengan kemampuan ini, seorang wirausahawan dapat mencari solusi dengan cepat dari berbagai masalah yang muncul.
  • Memiliki tingkat energi yang tinggi. Keberhasilan seorang wirausahawan dapat dilihat dari daya juangnya. Jika daya juangnya lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain, maka keberhasilan pun akan lebih cepat ia raih. Selain itu, tahan terhadap tekanan pun penting untuk dimiliki oleh seorang wirausahawan.
  • Memiliki dorongan dan keinginan untuk selalu lebih unggul dibandingkan orang lian. Motivasi ini bisa datang dari dalam diri sendiri maupun dari luar. Motivasi yang tinggi dalam menjalankan usaha akan membantu untuk mewujudkan keberhasilan usaha yang dijalankan.
  • Berorientasi pada masa yang akan datang. Seorang wirausahawan yang berhasil akan memiliki pandangan ke depan tidak dan tidak hidup dimasa lalu. Kegagalan yang terjadi tidak untuk disesali tetapi dicari solusi agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang. Dengan berorientasi pada masa yang akan datang, maka pertumbuhan dan perkembangan usaha akan jauh lebih cepat.
  • Selalu belajar dari kegagalan. Kegagalan bagi seorang wirausaha bukanlah hal yang dapat menghentikannya untuk mencapai tujuan dan keberhasilan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, seorang wirausaha harus fokus dalam menjalankan sebuah usaha atau bisnis
  • Kemampuan dalam kepemimpinan. Kemampuan kepemimpinan termasuk di dalamnya kemampuan dalam mengelola usaha yang dijalankan, seperti mengelola karyawan, sumber daya, waktu, dan sebagainya.
Pada dasarnya, keberhasilan sebuah usaha atua bisnis yang akan dan sedang dijalankan sangat bergantung dari, sikap, perilaku, dan karakter wirausahawan tersebut. Beberapa karakter atau sikap yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan selain yang disampaikan di atas, di antaranya, adalah disiplin dan tahan terhadap tekanan.

Dalam pembelajaran di sekolah terutama di sekolah menengah kejuruan (SMK), pembentukan karakter wirausaha dapat dibentuk dari awal, sehingga diharapkan lulusan SMK tidak hanya dapat terserap di dunia industri atau dunia usaha, tapi dapat menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Strategi yang dapat dilakukan guru dalam proses pembentukkan karakteristik wirausaha di sekolah adalah sebagai berikut.
  1. Diajarkan langsung dengan pembelajaran yang menuntut berpikir tingkat tinggi. Selain itu perlu ada praktek dan penilaian sikap untuk mengetahui sejauh mana sikap dan perilaku wirausaha tersebut dapat diaplikasikan oleh anak didik dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Pembiasan. Pembiasan yang dimaksud adalah, adanya suatu program khusus yang membantu siswa untuk terbiasa mengimplementasikan karasteristik yang sudah dia pelajari dimata pelajaran PKK. Program tersebut alangkah lebih baiknya disusun oleh sekolah itu sendiri, ataupun peserta didik diikut sertakan dalam program-program yang diselenggarakan di tingkat sekolah, nasional maupun internasional melalui Direktorat PSMK atau pun oleh berbagai organisasi lainnya. Sehingga karakteristik wirausaha peserta didik dapat terasah dengan maksimal.
  3. Dilatih konsisten. Selain pembiasaan, konsistensi pun diperlukan agar sikap dan perilaku kewirausaan dapat menjadi sebuah karakter yang tertanam pada diri peserta didik dan pada akhirnya akan menjadi kebiasaan serta terbentuklah karakter wirausaha yang diharapkan.
Oleh karena itu pembelajaran yang terintegrasi dengan dunia industri, dunia usaha, dan dapat mengikuti perkembangan zaman, akan mengantar generasi muda untuk menjadi orang yang sukses dan mampu bersaing dengan kompetitor baik dalam negeri maupun luar negeri.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Berwirausaha

Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki kepribadian yang produktif. Dalam kenyataanya seorang wirausaha tidak semuanya selalu sukses dalam usahanya. Pada awalnya kebanyakkan mereka mengalami kegagalan terlebih dahulu.

Materi Memahami Sikap  dan Perilaku Wirausahawan (Kewirausahaan)
Gambar 1-3 Faktor-faktor Keberhasilan Berwirausaha
Seperti Hamzah Izzulhaq seorang wirausaha muda yang sukses di bisnis bimbingan belajar, pernah mengalami kegagalan dalam usaha jualan pulsa, Tirto Utomo pengusaha yang menciptakan air mineral kemasan dengan merek dagang AQUA, pernah mengalami kesulitan karena produknya tidak diterima oleh masyarakat bahkan sempat diremehkan oleh beberapa orang, sehingga usahanya sempat mengalami kerugian.

Beberapa kisah wirausaha Indonesia tersebut menunjukkan bahwa kesuksesan yang mereka dapatkan tidaklah semudah membalikkan tangan, perlu ketekuan, keberanian, dan percaya diri, bahwa usaha yang dijalankannya akan berhasil dan sukses. Ada dua faktor yang memperngaruhi keberhasilan suatu usaha, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, yaitu karakteristik wirausaha yang harus ditanamkan sejak dini, yang di dalamnya menggambarkan cara bersikap dan berperilaku sebagai seorang wirausaha. 

Faktor eksternal atau luar yang memperngaruhi keberhasilan suatu usaha, di antaranya adalah sebagai berikut.
  1. Perencanaan yang matang dan tepat
  2. Visi dan misi yang jelas
  3. Dedikasi dan komitmen yang tinggi
  4. Dana yang cukup
  5. Keterampilan dan pengalaman
  6. Minta dan ketertarikan untuk berwirausaha
  7. Manajemen usaha yang baik, tepat dan realistis
  8. Pelayanan prima
  9. Sarana dan prasarana yang memadai
  10. Metode pemasaran yang tepat
Berdasarkan penelitian 25% -33% usaha kecil mengalami kegagalan selama 2 tahun pertama masa operasinya. Beberapa faktor penyebab kegagalan satu usaha, di antaranya sebagai berikut.
  1. Perencanaan kurang matang, yang dimaksud adalah kurangnya kemauan untuk menggali informasi mengenai peluang usaha yang ada, sehingga usaha yang dijalankan tidak maksimal.
  2. Kurang modal, modal merupakan hal yang penting dalam memulai suatu usaha. Modal yang kita peroleh bisa didapatkan dari beberapa sumber, misalnya pinjaman ke bank, pinajamn ke orang tua, investasi dari teman, dan sebagainya.
  3. Kurang cocoknya keterampilan yang dimiliki dengan usaha yang dijalankan. Oleh karena itu, sebelum kita memilih usaha yang akan dijalankan alangkah lebih baiknya kita menggali potensi diri kita dan mengukur kemampuan diri kita, kemudian cocokan dengan peluang yang ada. Apabila kemapuan yang kita miliki belum cukup untuk meraih peluang usaha yang ada, maka kita harus mau belajar dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kita.
  4. Kurangnya pengalaman dalam berbisnis dapat menyebabkan kegagalan di awal, namun jika memiliki jiwa dan karakteristik wirausaha yang tinggi, kurangnya pengalaman bukanlah hambatan yang besar.
  5. Tidak memiliki etos kerja dan komitmen yang tinggi terhadap usaha yang sedang dijalankan, sehingga perkembangan usahanya sangat lambat bahkan tidak berkembang sama sekali.
  6. Strategi pemasaran yang kurang baik, menyebabkan keunggulan produk barang atau jasa tidak tersampaikan dengan baik kepada konsumen.
  7. Rendahnya kualitas manajemen bisnis.

Kamp Kreatif SMK Indonesia (Pembelajaran Bisnis Daring) KKSI tahun 2019


Kegiatan kamp kreatif SMK Indonesia (Pembelajaran Bisnis Daring) KKSi tahun 2019 ini diluncurkan pada acara Lomba Kompetensi Siswa (LKS) XXVII di Yogyakarta. KKSI 2019 merupakan suatu bentuk kegiatan pelatihan melalui pembelajaran berbasis daring (video conference) yang ditujukan untuk para siswa SMK.

Materi Memahami Sikap  dan Perilaku Wirausahawan (Kewirausahaan)
Gambar 1-4 KKSI Pembelajaran Bisnis dari 2019
Program KKSI 2019 ini diluncurkan di sela-sela acara LKS ke-XXVII Tahun 2019 di Jogja Expo Center, Yogyakarta. Kegiatan KKSI 2019 terselenggara atas sinergi Direktorat PSMK, SEAMEO Center di Indonesia, Perguruan tinggi, lembaga/ industri terkait dan SMK pengampu. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu dan mengimplementasikan teknologi terbaru/ industri 4.0 dalam proses pembelajaran di SMK.

Acara peluncuran ini dibuka oleh Koordinator SEAMEO Center Indonesia Dr. Gatot Hari Priowirjanto dan Mochamad Widiyanto, S.Pd selaku Kepala Subdit Kurikulum, Direktorat PSMK dengan mengukuhkan 23 Sekolah Pengampu dan melakukan parade di sekitar area pameran LKS 2019 di JEC Yogyakarta.

Dalam kesempatan tersebut juga, Dr. Gatot Hari Priowirjanto menyampaikan bahwa program KKSI adalah salah satu program untuk mencari talenta-talenta siswa SMK yang terbaik sesuai dengan 23 bidang dalam mengantisipasi pendidikan di era 4.0 di masa mendatang.

KKSI 2019 ini terdiri dari 23 topik pembelajaran yang merupakan penerapan dari Teknologi Industri 4.0. Topik pembelajaran meliputi, AR VR, Bisnis daring, Iot, 3D Printing, aplikas robotik, pengembangan game pendidikan, smart school, mixed reality, kecerdasan buatan, teknik pembibitan perikanan, teknik biomassa, teknik pengelasan kapal, kriya kreatif batik dan tekstil, airframe mechanic, geologi pertambangan, urban agriculture, kehutanan, akomodasi perhotelan, promosi paraiwisata, seni musik pop, seni tari, IPA terapan, dan bahasa Inggris.

Pesertanya adalah semua sekolah SMK se-Indonesia yang terdiri dari tim beranggotakan siswa dan guru. Salah satu topik pembelajaran yang kembangkan dalam kegiatan ini adalah bisnis daring yang memberikan tantangan kepada peserta didik terutama tingkat SMK untuk dapat menciptakan sebuah produk khas sekolahnya, kemudain menjualnya melalui online sampai mendapatkan omzet. Sekolah yang dapat memperlihatkan proses penjualan online yang paling baiklah yang akan mendapatkan penghargaan dari Direktorat PSMK.

Nadiem Makarim Founder Gojek

Perkembangan zaman yang semakin pesat di berbagai bidang menuntut msyarakat di berbagai kalangan untuk dapat bertahan dan survive dalam menghadapinya. Kebanyakan orang berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan sebagian orang memilh untuk membuka usaha, baik di bidang kuliner, fashion maupun di bidang lainnya.

Materi Memahami Sikap  dan Perilaku Wirausahawan (Kewirausahaan)
Gambar 1-6 Nadiem Makarim Founder Gojek
Bahkan hal-hal yang sepertinya termasuk kebutuhan yang biasa saja bisa menjadi peluang usaha yang dimanfaatkan orang untuk dapat bertahan dari perkembangan zaman yang penuh tantangan ini.

Salah satu peluang usaha yang saat ini dijadikan sebagian orang untuk memulai usaha adalah peluang usaha di bidang transportasi dan pelayanan pengiriman barang.

Nadiem Makarim merupakan salah satu pelaku usaha atau wirausahawan yang dapat memanfaatkan peluang usaha tersebut untuk memulai sebuah bisnis yang bergerak di bidang jasa transportasi. Ia merupakan pendiri dari Gojek yang sukses menjadi salah satu bisnis jasa transportasi yang berkembang pesat dan sudah dikenal banyak orang.

Ide bisnis transportasi GO-JEK yang ia dirikan berawal dari percakapannya dengan ojek langganannya. Nadiem jarang memakai mobil karena memiliki mobilitas yang tinggi. Dari percakapannya dengan ojek langganannya, ia mengetahui bahwa tukang ojek tersebut lebih banyak menghabiskan waktu untuk menunggu pelanggan dibandingkan waktu mengantar pelanggan ke tujuan. Selain itu, susahnya mecari pelanggan termasuk kendala yang sering dirasakan oleh para tukang ojek.

Semakin meningkatnya kemacetan, khususnya di Jakarta, pada akhirnya mendorong masyarakat di Jakarta untuk memilih alat transportasi yang cepat dan mudah. Hal tersebut lah yang pada akhirnya menginspirasi Nadiem untuk mendirikan alat transportasi yang diberi nama Go-Jek tersebut.

Pada tahun 2011, GO-JEK sebagai perusahaan resmi didirikan oleh Nadiem Makarim yang kemudian menjabat sebagai CEO GO-JEK. Pada awal berdirinya Go-Jek hanya memiliki 20 pengemudi dengan sietem pemesanan via telepon call center. Di mana pelanggan yang membutuhkan dapat langsung menghubungi call ceter untuk mendapatkan pengemudi Go-Jek terdekat. 

Selain jumlah pengemudi yang masih terbatas, perusahan Go-Jek pun memiliki jumlah karyawan yang terbatas juga. Namun keyakinan dan kemampuan Nadiem untuk berinovasi sesuai dengan kebutuhan pasar, membuat Go-Jek berkembang pesat.

Pelayanan jasa yang ditawarkan kepada pelanggan, selain jasa transportasi Go-jek pun menawarkan jasa pengantaran barang dan makanan serta jasa belanja. Pada tahun 2014 dengan adanya investasi dana dari tiga perusahaan, yaitu Northstar Group perusahaan asal Singapura, Redmart Limited dan Zimplistic Pte Ltd, Go-jek pun semakin kuat dari segi modal dan semakin berkembang.

Namun pada tahun 2015 barulah Go-Jek lebih dikenal oleh masyarakat luas, setelah merilis aplikasi mobilenya. Dengan adanya aplikasi tersebut, semakin menarik minat konsumen karena memudahkan mereka dalam pemesanan layanan Go-Jek. Nadiem Makarim pun sangat memanfaatkan perkembangan teknologi dan mau berinovasi, sehingga pelanggan atau konsumen yang menggunakan jasanya pun semakin banyak.

Para konsumen atau pelanggan dapat mengunduh dan menggunakan aplikasi GO-Jek di smartphone mereka untuk memesan layanan Go-Jek. Selain itu, pengggunaan uang elektornik seperti GO-Pay, membuat konsumen semakin dimanjakan dengan layanan GO-Jek. Tarif Go-Jek pun terjangkau karena didasarkan pada jarak tempuh.

Saat ini Go-Jek memiliki hampir 300 ribu pengemudi atau ojek dan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Keberhasilan dan kemmpuan berinovasi membuat Go-Jek menjadi salah satu perusahaan yang merevolusi pekerjaan tukang ojek yang dianggap kurang menjanjikan menjadi pekerjaan yang dapat memberikan keuntungan bagi pada pengemudinya.

Berkat kerja kerasnya itu lah Nadiem Makarim dapat menjadi salah satupengusaha pada perusahaan teknologi jasa transportasi nomor satu di Indonesia. Dan memiliki nilai kapitalisasi lebih dari 53 triliun rupiah. Go- Jek pun saat ini mulai membuka usahanya di beberapa negara tetangga, di antaranya Vietnam dan Singapura.

Ingin sukses jadi wirausahawan???
Belajar yuk, tips dan karakter apa sih yang bikin sukses?
Mau tahu? Scan barcode-nya ya!!
https://www.youtube.com/watch?v=iudFz2DtZmM
https://www.youtube.com/watch?v=oeG4FbjDRCI

RANGKUMAN

  1. Wirausaha atau entrepreneur memiliki pengertian individu yang menciptakan bisnis baru, menanggung sebagian besar risiko dan menikmati sebagian besar penghargaan. Pengusaha umumnya dilihat sebagai inovator, sumber ide-ide baru, barang, jasa, dan bisnis.
  2. Kewirausahaan adalah sifat dan perilaku yang harus dimiliki seseorang untuk memulai suatu usaha.
  3. Karakter wirausaha terdiri dari, commitemen and determination, Desire for Responsibilty, Oppurtunity Obsession, Tolerance for Risk, Ambiquity, and Uncertanty, Self confidence, Creativity and Flexibility, Desire for Intermediate, High Level of Energy, Motivation to Exel, Willingness to Learn from Failure, and Leadership ability.
  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi wirausaha terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah sikap dan periaku yang menunjukkan karakter wirausaha, sedangkan faktor eksternalnya di antaranya adalah, perencanaan yang matang dan tepat, visi dan misi yang jelas, dedikasi dan komitmen yang tinggi, dana yang cukup, keterampilan dan pengalaman, minat dan ketertarikan untuk berwirausaha, manajemen usaha yang baik, tepat dan realistis, pelayanan prima, sarana dan prasarana yang memadai, dan metode pemasaran yang tepat.
Demikian pembahasan materi Memahami sikap  dan perilaku wirausahawan PKK kali ini. Semoga bisa bermanfaat.