Menerapkan Cara Perawatan Sistem Penerangan dan Panel Instrumen

Menerapkan cara perawatan sistem penerangan dan panel instrumen - Setelah mempelajari materi tentang sistem penerangan dan panel instrumen pada kendaraan ringan, peserta didik dapat:
1. Melakukan identifikasi komponen sistem penerangan dan panel instrumen pada kendaraan
2. Melakukan pemeriksaan kondisi komponen sistem penerangan dan panel instrumen pada kendaraan
3. Melakukan overhaul komponen sistem penerangan dan panel instrumen pada kendaraan
4. Melakukan perbaikan dan penggantian komponen sistem penerangan dan panel instrumen pada kendaraan

Sistem penerangan dan instrumen (instrument and lighting system) pada unit kendaraan akan terasa sangat dibutuhkan, terutama apabila kendaraan digunakan dalam kondisi gelap atau malam hari untuk mendukung perjalanan.

Menerapkan Cara Perawatan Sistem Penerangan dan Panel Instrumen

Karena kendaraan memang diciptakan untuk mendukung transportasi baik pada saat siang hari maupun pada saat malam hari, sehingga tidak perlu repot menentukan waktu penggunaan kendaraan, atau dengan kata lain kendaraan harus siap dipakai kapan saja.
6.1 Panel instrument pada kendaraan
Sistem penerangan (lighting system) pada unit kendaraan berfungsi untuk memberikan cahaya yang dibutuhkan pengemudi ketika mengendarai kendaraan pada saat gelap atau malam hari. Beberapa jenis penerangan yang ada di dalam kendaraan diantaranya lampu kepala (head lamp) baik dekat maupun jarak jauh, lampu tanda belok/reteng/sein (turn signal lamp), lampu kota atau lampu posisi (position lamp), lampu kabin dan lain sebagainya.

Sedangkan panel instrumen berfungsi memberikan informasi kepada pengemudi tentang keadaan kendaraan yang sedang dikemudikannya. Hal ini penting agar pengemudi mengetahui bahwa kendaraan yang dikendarainya dalam keadaan baik atau tidak baik.

Di dalam panel instrumen terdapat informasi tentang suhu air pendingin (cooling temperature), kecepatan kendaraan (speedo meter), putaran mesin (rpm meter), indikator lampu tanda belok (turn signal indicator), indikator lampu kepala (head lamp indicator) dan lain sebagainya.

Komponen yang ada dalam sistem penerangan maupun panel instrumen membutuhkan arus listrik yang stabil agar dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu komponen baterai sangat perlu diperhatikan dan dirawat agar arus listrik yang dialirkan dapat stabil, di samping itu perlu dilakukan perawatan pada komponen lainnya.

A. Sistem Penerangan dan Panel Instrumen pada Kendaraan Ringan

Sistem penerangan dan instrumen pada kendaraan difungsikan untuk menunjang dan melengkapi sistem utama pada kendaraan, selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan sistem kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara, baik pada kendaraan terlebih pada pengemudi dan penumpangnya. 

Sebagai contoh sistem penerangan (lighting system), sistem penerangan dikategorikan kedalam komponen keselamatan kendaraan, karena dengan adanya sistem ini pencahayaan terhadap kondisi jalan ketika suasana gelap dapat terpenuhi.

Sehingga pengemudi lebih leluasa didalam mengendarai kendaraan. Sistem penerangan kendaraan juga berfungsi sebagai asesoris untuk meningkatkan nilai estetika kendaraan. Hal ini dapat dilihat pada bagian bumper kendaraan yang sering dipasang lampu LED.
Wiring diagram sistem penerangan (lighting system) pada kendaraan ringan

B. Komponen dan Cara Kerja Sistem Penerangan dan Panel Instrumen

1. Lampu kepala (head lamp) atau lampu depan

Lampu kepala (head lamp) atau lampu depan adalah sistem penerangan utama pada kendaraan yang memiliki fungsi untuk menerangi kondisi permukaan jalan di bagian depan kendaraan sehingga pengemudi kendaraan dapat dengan jelas melihat kondisi permukaan jalan. Terdapat dua macam lampu pada sistem lampu kepala, yaitu lampu jarak dekat (low beam) dan lampu jarak jauh (high beam).

Lampu jarak dekat (low beam) memiliki jangkauan pencahayaan yang lebih pendek dibandingkan lampu jarak jauh. Lampu jarak dekat digunakan untuk kondisi-kondisi normal pengendaraan. Jangkauan pencahayaan lampu jarak dekat sekitar 40 M. Cara pengopreasiannya yaitu dengan memutar 2 klikan saklar dim (dimmer switch) yang berada di cabin di dekat roda kemudi. Sedangkan lampu jarak jauh (high beam) memiliki jangkauan cahaya lebih jauh.


Lampu jarak jauh digunakan pada kondis-kondisi jalan yang tanpa penerangan atau berkabut tebal, selain itu sebagai penanda bagi pengendara lain akan keberadaan kendaraan kita, juga sebagai jarak pandang bagi para pengemudi. Jangkauan pencahayaan lampu jarak jauh sekitar 100 Meter. Cara pengoperasian lampu jarak jauh dari kondisi lampu jarak dekat menyala dengan mendorong ke depan dimmer switch.

Kedua jenis lampu kepala ini dimanfaatkan dalam kondisi pengendaraan yang berbeda satu sama lain. Lampu jarak dekat dimanfaatkan ketika berkendara di daerah pemukiman yang padat dan ramai. Sementara itu lampu jarak jauh dinyalakan pada saat berkendara dan melintasi daerah yang cukup sepi dan dalam kecepatan tinggi, misalnya melintasi jalan bebas hambatan atau jalan tol.
Posisi lampu kepala (head light) dan lampu kota (position lamp)

2. Lampu kabut (fog lamp)

Lampu kabut (fog lamp) pada prinsipnya sama seperti halnya lampu kepala/lampu depan, lampu kabut diletakkan di bagian bumper kendaraan sisi sebelah bawah dan berdekatan dengan permukaan jalan. Lampu kabut (fog lamp) memiliki fungsi agar cahaya lampu dapat menembus kabut yang menyelimuti permukaan jalan.

Intensitas pencahayaan lampu kabut tidak lebih terang dibandingkan dengan intensitas pencahayaan lampu kepala/lampu depan, tetapi karena posisinya berdekatan dengan permukaan jalan, lampu kabut mampu menembus pekatnya kabut sehingga dapat menambah jarak pandang sampai beberapa meter didepan kendaraan.

Dewasa ini lampu kabut tidak hanya dipasangkan pada bumper bagian depan, untuk kendaraan berstandar global sudah dilengkapi dengan lampu kabut belakang (rear fog lamp). Lampu kabut bagian belakang (rear fog lamp) memiliki fungsi untuk memberikan isyarat kepada pengguna jalan yang lain yang posisinya di belakang kendaraan mengenai keberadaan kendaraan di depannya. Informasi ini dapat mencegah terjadinya tabrak depan sehingga kecelakaan dapat dihindari.
Posisi lampu kabut (fog lamp) pada kendaraan

3. Lampu DRL (daytime running light)

Lampu DRL (daytime running light) yang diaplikasikan pada sebuah kendaraan memiliki fungsi untuk menandai agar posisi kendaraan terlihat jelas oleh pengendara dan pengguna jalan yang lain. Lampu DRL (daytime running light) dihidupkan pada waktu siang hari.


Seperti yang sudah diaplikasikan di negara kita Indonesia, kendaraan jenis sepeda motor wajib menyalakan lampu utama di siang hari, meskipun untuk kendaraan roda empat belum ada regulasinya. Namun demikian di negara-negara maju sudah mewajibkan kendaraan jenis mobil untuk menyalakan lampu pada waktu siang hari.

Tujuan pemasangan lampu DRL (daytime running light) pada unit kendaraan untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas. Ketika menyalakan lampu utama di siang hari merupakan pemborosan energi. Lampu yang dinyalakan pada saat siang hari tidak memerlukan cahaya yang sangat terang, tetapi yang terpenting adalah cahayanya dapat terlihat dengan jelas. Untuk keperluan ini diciptakan teknologi lampu yang membutuhkan daya rendah namun dapat menghasilkan cahaya yang cukup jelas, terutama pada saat siang hari.
Lampu DRL (daytime running light) pada kendaraan

4. Lampu tanda belok/lampu reteng/lampu sein (turn signal lamp)

Lampu tanda belok atau lampu reteng memiliki fungsi untuk memberikan tanda atau isyarat bahwa kendaraan akan membelok ke arah kiri atau kearah kanan sesuai dengan arah yang diinginkan pengemudi kendaraan.
Tujuan dipasangkannya lampu sein adalah sebagai sarana komunikasi antar pengemudi dengan pengguna jalan yang lain terutama ketika kendaraan akan melewati persimpangan jalan, sehingga tidak terjadi tabrakan. Kedipan yang dibuat pada lampu sein ditujukan untuk menangkap fokus pengguna jalan yang lain ketika melihatnya.

Tidak dipungkiri bahwa secara psikologis pengguna jalan lebih tertarik pada sesuatu yang tidak statis, seperti halnya cahaya sebuah lampu yang berkedip lebih menarik perhatian daripada cahaya lampu yang monoton. Meskipun lampu sein berukuran kecil pengguna jalan dapat langsung menangkap sinyal bahwa ada kendaraan yang akan belok ke kiri maupun ke kanan.
Lampu tanda belok (turn signal lamp)

5. Lampu belakang (tail lamp) dan lampu rem (stop lamp)

Lampu belakang (tail lamp) memiliki fungsi untuk memberikan informasi kepada pengguna jalan yang lain bahwa di depannya terdapat kendaraan. Lampu belakang berwarna merah redup dan akan menyala ketika pengemudi menyalakan lampu DRL atau lampu kota.

Lampu rem (stop lamp) adalah lampu penanda atau lampu isyarat yang memiliki fungsi untuk memberikan informasi kepada pemakai jalan di belakang kendaraan bahwa pengemudi di depannya akan mengurangi kecepatan atau akan berhenti. Lampu rem (stop lamp) akan menyala ketika pengemudi menginjak pedal rem.


Lampu rem (stop lamp) menyala merah terang melebihi nyala lampu belakang (tail lamp). Pergantian dari kondisi tidak ada cahaya atau ada cahaya redup lampu kota menjadi cahaya terang lampu rem dapat menarik perhatian pengguna jalan yang posisinya di belakang kendaraan. Kondisi ini dapat meningkatkan kewaspadaan pengguna jalan di belakang kendaraan, sehingga kecelakaan dapat dihindari.
Lampu belakang dan rem (stop and tail lamp) pada kendaraan

6. Lampu mundur (reserve lamp)

Lampu mundur (reserve lamp) adalah lampu isyarat atau lampu penanda yang memberikan isyarat bahwa kendaraan akan bergerak mundur sekaligus lampu penerangan bagian belakang kendaraan ketika kendaraan akan bergerak mundur. Lampu mundur dapat menyala secara otomatis ketika tuas transmisi diposisikan pada posisi mundur atau posisi R (reserve), karena saklar lampu mundur terletak pada mekanisme gigi mundur transmisi.
Lampu mundur (reserve lamp) pada kendaraan

7. Lampu darurat (hazard lamp)

Lampu darurat (hazard lamp) merupakan lampu yang mengisyaratkan kondisi darurat/ bahaya pada sebuah kendaraan. Lampu darurat (hazard lamp) dalam kondisi menyala menunjukkan sebuah kendaraan sedang berada pada kondisi darurat, dan memberikan informasi kepada pengguna jalan lain untuk berhatihati dan memprioritaskan kendaraan tersebut.

Lampu ini pada prinsipnya menjadi satu kesatuan rangkaian dengan lampu tanda belok, tetapi saklar untuk mengontrol lampu dibuat terpisah. Kemudian untuk menyalakan lampu darurat (hazard lamp), dengan menekan saklar berbentuk segitiga merah sebagai pengontrolnya.
Saklar lampu darurat (hazard lamp switch)

8. Panel instrumen (instrument panel)

Panel instrumen (instrument panel) terletak pada dashboard kendaraan, untuk kendaraan yang beredar di Indonesia tepatnya di sisi sebelah kanan dashboard, di depan roda kemudi. Panel instrumen terdiri dari berbagai indikator mengenai kendaraan.

Panel instrumen (instrument panel) merupakan sarana komunikasi antara kendaraan dengan pengemudi. Pada panel instrumen (instrument panel) terdapat berbagai tampilan mengenai kondisi pengendaraan kendaraan, diantaranya kecepatan kendaraan, jarak yang sudah ditempuh kendaraan, indikator rpm mesin, indikator jumlah bahan bakar, indikator temperatur mesin, indikator tekanan pelumas, indikator rem tangan, indikator lampu tanda belok, indikator lampu jarak jauh dan lain-lain.


Panel instrumen setelah dibersihkan

C. Pengkabelan Penerangan dan Panel Instrumen

Pengkabelan (wiring) sistem penerangan dan tanda pada kendaraan secara umum dapat dilihat pada Gambar 6.12 dan Gambar 6.13 sebagai berikut.

Gambar 6.11 Wiring diagram lampu kepala (head light), lampu kabut (fog lamp), lampu tanda belok/sein/reteng (turn signal lamp), lampu rem (brake lamp) dan lampu plat nomor (register number lamp)

Gambar 6.12 Wiring diagram lampu kepala (head light), lampu tanda belok/sein/reteng (turn signal lamp), lampu darurat (hazard lamp), lampu rem (brake lamp) dan lampu mundur (reserve lamp)
Sumber: Modul dan jobsheet VEDC Malang

Wiring diagram lampu kepala (head lamp) dengan menggunakan relay dan tanpa menggunakan relay dapat dilihat pada gambar wiring diagram sebagai berikut.

Gambar 6.13 Rangkaian lampu kepada (head lamp) (a) dengan relay dan (b) tanpa relay

Lampu kepala (head light) tanpa relay memiliki jaringan yang cukup sederhana, arus listrik dari beterai – Sekering – saklar utama – saklar jauh/dekat – lampu – massa, lampu kepala dekat/jauh menyala. Sedangkan untuk lampu kepala dengan relay beterai – sekering – saklar lampu – saklar jauh/dekat – relay – massa, kemudian karena relay aktif maka arus listrik dari beterai – sekering – relay – lampu dekat/ lampu jauh – massa, lampu kepala dekat/jauh menyala.


Lampu kabut (fog lamp)

Lampu kabut (fog lamp) dinyalakan pada saat kendaraan melewati daerah berkabut untuk menjaga jarak pandang pengemudi agar tetap optimal. Rangkaian pengkabelan (wiring diagram) dari lampu kabut adalah sebagai berikut.
Rangkaian lampu kabut (fog lamp) pada kendaraan

Pada saat saklar lampu kabut diaktifkan, arus listrik mengalir dari beterai – sekering – saklar utama – saklar lampu kabut – relay – massa, karena relay aktif maka arus listrik akan mengalir dari beterai – sekering – lampu kabut – massa, lampu menyala.

Lampu DRL (daytime running light)

Penyalaan lampu DRL (daytime running light) ersama-sama dengan penyalaan lampu kota dan lampu plat nomor. Dengan memutar satu kali klik pada saklar kombinasi (combination switch) maka lampu kota/lampu posisi/lampu jarak dan lampu DRL (daytime running light) akan menyala. Lampu tanda belok/lampu reteng/lampu sein (turn signal lamp)
Rangkaian lampu tanda belok/sein/reteng (turn signal lamp) pada kendaraan

Apabila kunci kontak pada posisi ON dan saklar lampu tanda belok diaktifkan arus dari beterai (1) – kunci kontak (2) – sekering (3) – flaser (4) – saklar lampu tanda belok (6) – lampu tanda belok kanan/kiri (7 dan 9 atau 8 dan 10)– massa, lampu tanda belok kanan/kiri menyala.

D. Pemeriksaan Sistem Penerangan dan Panel Instrumen

1. Lampu kepala (head light)

Permasalahan pada lampu kepala (head light) diantaranya salah satu atau kedua lampu redup, salah satu atau kedua lampu mati. Pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat dilakukan apabila terdapat gangguan pada lampu kepala adalah sebagai berikut.
  1. Pemeriksaan beterai dilakukan untuk memastikan beterai dalam kondisi yang baik, membersihkan terminal-terminal beterai, mengeraskan klemklem yang kendor.
  2. Pemeriksaan sekering untuk memastikan sekering tidak putus, dudukan sekering longgar, kotor, meleleh.
  3. Pemeriksaan sambungan-sambungan kabel atau konektor dari kemungkinan longgar atau kotor.
  4. Pemeriksaan lampu-lampu dari kemungkinan putus filamennya, longgar, berkarat dudukannya atau kabel massa yang kurang baik.
  5. Pemeriksaan kinerja saklar lampu kepala dengan alat multi meter atau AVOmeter.
2. Lampu kabut (fog lamp)

Permasalahan pada lampu kabut (fog lamp) diantaranya lampu redup salah satu atau semua, lampu mati salah satu atau semua. Apabila muncul gangguan/ permasalahan pada lampu kabut perlu dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut.
  • Pemeriksaan kondisi beterai perlu dilakukan untuk memastikan beterai dalam kondisi yang optimal
  • Pemeriksaan sekering dari kemungkinan adanya endapan pada dudukan, longgar pada dudukan, meleleh dudukannya atau putus filamennya.
  • Pemeriksaan sambungan-sambungan atau konektor kabel dari kemungkinan longgar atau kotor.
  • Pemeriksaan saklar dari kerusakan atau tidak dapat berfungsi dengan baik.
  • Pemeriksaan lampu dari kemungkinan putus filamennya/lampu mati, dudukan kendor atau kotor.

3. Lampu DRL (daytime running light)

Lampu DRL merupakan lampu tanda atau lampu jarak atau lampu posisi dapat mengalami kerusakan misalnya mati salah satu, sebagian atau seluruh lampu. Pemeriksaan yang dapat dilakukan apabila lampu DRL mengalami permasalahan adalah senagai berikut.
  1. Pemeriksaan sambungan kabel atau konektor dari kemungkinan kotor, kendor atau putus.
  2. Pemeriksaan sekering dari kemungkinan putus, kotor dudukannya, meleleh dudukannya, longgar dudukannya.
  3. Pemeriksaan lampu-lampu dari kemungkinan mati.
  4. Pemeriksaan saklar lampu dari kemungkinan kotor pada terminal, atau kerusakan mekanismenya.

4. Lampu tanda belok (turn signal lamp)

Pemeriksaan sistem lampu tanda belok meliputi pemeriksaan komponenkomponennya serta pemeriksaan wiringnya, diantaranya adalah sebagai berikut.
  1. Pemeriksaan kinerja flaser atau pengedip, apakah kedipan lampu normal sesuai ketentuan. Flaser dengan bahan bimetal apabila dipasang lampu dengan watt lebih besar dari spesifikasi durasi kedipan menjadi lebih cepat dan sebaliknya apabila dipasang lampu dengan watt lebih kecil dari spesifikasi durasi kedipan menjadi lebih lambat.
  2. Pemeriksaan sambungan kabel atau konektor dari kemungkinan kotor atau kendor.
  3. Pemeriksaan lampu-lampu dari kemungkinan mati salah satu, sebagian atau seluruhnya.
  4. Pemeriksaan kinerja saklar, dari kemungkinan kotor atau aus pada kontak kontak penghubungnya.

5. Lampu belakang (rear lamp)

Pemeriksaan sistem lampu belakang (rear lamp) meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut.
  • Pemeriksaan kondisi lampu dari kemungkinan putus filamennya, kendor pada dudukannya, kotor dudukannya, kabel negative yang tidak terhubung dengan sempurna.
  • Pemeriksaan konektor-konektor kabel dari kemungkinan kendor, kotor atau terputus sambungannya.
  • Pemeriksaan kinerja saklar utama atau switch remnya.

6. Lampu mundur (reserve lamp)

Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada sistem lampu mundur diantaranya adalah sebagai berikut.
  • Pemeriksaan lampu dari kemungkinan mati atau putus filamennya, kendor atau kotor dudukannya.
  • Pemeriksaan sambungan kabel atau konektor dari kemungkinan kotor atau kendor.
  • Pemeriksaan kinerja switch mundur dari kemungkinan rusak.

7. Lampu darurat (hazard lamp)

Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada jaringan lampu darurat (hazard lamp) adalah sebagai berikut.
  1. Pemeriksaan lampu dari kemungkinan mati atau putusfilamennya, longgar dudukannya, kotor dudukannya.
  2. Pemeriksaan konektor atau sambungan kabel dari kemungkinan kotor atau longgar.
  3. Pemeriksaan kinerja saklar lampu darurat.

8. Panel instrument (instrument panel)

Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada panel instrumen (instrument panel) adalah pemeriksaan pada lampu-lampu panel apakah dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi. Sebagai contoh lampu indikator tekanan tekanan pelumas (oil) dan lampu indikator pengisian harus menyala ketika kunci kontak pada posisi ON dan sesaat setelah mesin dihidupkan kedua lampu indikator harus dalam kondisi mati.

LEMBAR PRAKTIKUM

Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan praktikum diharapkan peserta didik dapat:
  1. Merangkai lampu tanda belok, lampu kota, lampu dekat dan lampu jauh tanpa relay dengan benar dan teliti sesuai dengan standar operasional prosedur
  2. Mengidentifikasi gangguan/kerusakan yang terjadi pada rangkaian lampu tanda belok, lampu kota, lampu dekat dan lampu jauh tanpa rela sesuai dengan benar dan teliti sesuai dengan standar operasional prosedur
Peralatan dan Bahan
  • Kotak Alat
  • Multi meter/Multi tester/AVO meter
  • Stand penerangan
  • Beterai (Accumulator/accu)
  • Kabel dengan kedua ujungnya pen jepit
  • Lap (majun)
Keselamatan Kerja
  1. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya masing-masing
  2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) dengan benar dan rapi selama melaksanakan kegiatan praktik
  3. Jika menemukan keraguan dalam kegiatan praktik konsultasikan terlebih dahulu dengan guru pembimbing
  4. Berhati-hatilah dalam melaksanakan kegiatan praktik.
Tugas
1. Buatlah laporan kegiatan praktik sesuai dengan job sheet praktik dan data yang diperoleh selama kegiatan praktik!
2. Jelaskan fungsi masing-masing komponen pada rangkaian sistem penerangan (lighting system)!
3. Jelaskan kerusakan yang mungkin terjadi pada komponen sistem penerangan (lighting system)!

Media:
1. Buku manual kendaraan yang sesuai
2. CD Interaktif
3. Wall Chart

Langkah Kerja:
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang digunakan pada kegiatan praktik
2. Pinjam peralatan dan bahan di ruang alat dan periksa kondisi alat sebelum digunakan
3. Pasanglah beterai pada rangkaian.
4. Hubungkan beterai dengan kunci kontak dan saklar lampu serta saklar lampu tanda belok. Perhatian: Jaringan lampu kota, lampu dekat dan lampu jauh tidak lewat kunci kontak.
6. Periksalah arus pada terminal beterai, kunci kontak dan saklar lampu serta lampu tanda belok menggunakan multimeter.
7. Buatlah rangkaian lampu kota, lampu jarak dekat dan lampu jarak jauh dengan relay seperti gambar wiring diagram berikut.

Petunjuk :
Arus utama lampu jauh/ dekat melalui relai-relai

Tugas :
1. Beri nomer kode terminal pada relai, sakelar dim, sakelar lampu kepala
2. Rangkaikan skema ini

8. Rangkailah lampu tanda belok dan lampu hazard seperti gambar wiring diagram berikut.

Keterangan:
Gambar dan kode terminal
1. Lampu tanda belok kiri (depan dan belakang)
2. Lampu tanda belok kanan (depan dan belakang)
3. Saklar lampu Hazzard
4. Saklar lampu tanda belok
5. Flasher
6. Sekering lampu tanda belok
7. Sekering lampu Hazzard
8. Kunci kontak
9. Lampu kontrol tanda belok
R = Right (kanan)
L = Left (kin)
30 = Baterai +
15 = Ig (kunci kontak)
49 = Arus masuk flasher

SOAL LATIHAN ESSAY

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan fungsi sistem penerangan luar berikut ini:
a. lampu utama
b. lampu jarak
c. lampu rem
d. lampu mundur.
e. lampu tanda belok
2. Jelaskan komponen-komponen sistem penerangan lampu utama pada mobil!
3. Buatlah rangkaian sistem penerangan lampu belakang pada mobil!
4. Buatlah diagram rangkaian sistem penerangan luar pada lampu rem dengan menggunakan relay!
5. Uraikan cara kerja lampu jarak/kota beserta diagram rangkaiannya!

Demikian materi menerapkan cara perawatan sistem penerangan dan panel instrumen ini saya susun. Semoga bisa bermanfaat.